Pengamat: Jokowi Tak Mau Masyarakat Terpecah Belah di Pilpres 2024

Tunjukkan sikap politik sebagai negarawan maupun kader PDIP

Semarang, IDN Times - Belakangan ini sikap Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo tengah menjadi sorotan karena dekat dengan Menteri Pertahanan sekaligus calon presiden (capres) Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Sikap Jokowi itu dianggap tidak mencerminkan sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres pada Pemilu Serentak dan Pilpres 2024. 

1. Agar bangsa tidak terpecah di tahun politik

Pengamat: Jokowi Tak Mau Masyarakat Terpecah Belah di Pilpres 2024Presiden Jokowi tinjau panen raya padi di Kebumen, Jawa Tengah bareng Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Kamis (9/3/2023) (dok. Sekretariat Presiden)

Kendati demikian, pengamat politik Universitas Diponegoro Semarang, Dr Fitriyah mengatakan, sikap Jokowi itu sudah tepat. Ia melakukan itu agar bangsa Indonesia ini tidak terpecah belah di tahun politik jelang Pemilu 2024 nanti.

‘’Dalam konteks pilpres, sikap ini harus dijaga dan dilakukan karena Jokowi berdiri di dua kaki, yaitu sebagai presiden dan kader PDIP,’’ ujarnya saat dihubungi IDN Times, Jumat (28/7/2023).

Namun soal dukungan kepada capres, dosen Jurusan Ilmu Politik ini tidak meragukan Jokowi akan tetap mendukung Ganjar pada Pilpres 2024. Ini karena Ganjar adalah Capres PDIP sebagaimana Jokowi juga kader dari partai berlambang banteng bermoncong putih itu.

Sikap politik Jokowi harus memerankan itu karena ia telah belajar dari pengalaman pemilu dan pilpres sebelumnya dimana bangsa Indonesia terpecah belah akibat mendukung capres. Maka, demi menjaga stabilitas dan keberlanjutan dari program-program kerjanya hingga masa kepemimpinan selesai, Jokowi memilih berdiri di atas dua kaki.

Baca Juga: Sikap Jokowi Mesra sama Prabowo Dianggap Tidak Mencerminkan PDIP

2. Capres harus manfaatkan posisi Jokowi

Pengamat: Jokowi Tak Mau Masyarakat Terpecah Belah di Pilpres 2024Jokowi tinjau food estate di Kalimantan Tengah (Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan)

‘’Sebagai presiden ia (Jokowi, red) harus memerankan itu dan saya kira ia melakukan ini sepengetahuan Bu Mega, pasti ada dialog semacam itu. Hal ini karena pada tahun 2019 terjadi pembelahan sosial masyarakat. Kemudian, ia coba meminimalisir dengan mengajak Prabowo bergabung dalam kabinet,’’ kata mantan Komisioner KPU Jateng itu.

Sebagai kepala negara, Jokowi bertanggung jawab agar Indonesia tetap kondusif di tengah tahun politik sambil ia tetap bekerja di sisa masa jabatan.

Kemudian, menurut Fitriyah, pada posisi seperti ini harusnya dimanfaatkan oleh Ganjar Pranowo yang merupakan capres PDIP. Gubernur Jawa Tengah ini seharusnya menunjukkan posisi Jokowi berada di pihaknya. Bukan sebaliknya atau tugas Jokowi yang menunjukkan kaki sebelah mana sebab ini berisiko sebagai seorang presiden.

Sedangkan, Prabowo saat ini juga tidak mau ketinggalan momen memanfaatkan posisinya sebagai Menteri Pertahanan di kabinet Jokowi. Ada momen-momen mereka berdua tampak bersama di sebuah tugas kenegaraan.

3. Bisa menarik swing voters

Pengamat: Jokowi Tak Mau Masyarakat Terpecah Belah di Pilpres 2024Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

‘’Ini tentu berefek pada elektoral Prabowo. Kedekatan Menhan dengan Presiden RI dalam tugas-tugas negara ini bermanfaat bagi capres Gerindra tersebut. Upaya ini dapat dilihat oleh pendukung Jokowi dan sangat mudah menarik mereka masuk ke kubu Prabowo,’’ ujarnya.

Untuk diketahui, pada Pilpres 2019, pendukung Jokowi tidak hanya dari PDIP, tetapi juga berasal dari pemilih partai lain dan simpatisan warga lainnya yang bukan pendukung parpol tertentu. Mereka yang disebut swing voters atau pemilih rasional itu saat ini juga perlu ditarik untuk dimanfaatkan suaranya untuk memilih salah satu capres.

‘’Pemilih Jokowi pada waktu itu lebih luas tidak hanya PDIP. Suara PDIP kan 30 persenan dari suara yang sah pada pemilu lalu, tapi saat pilpres Jokowi menang dengan suara 51 persen. Artinya, ada pemilih Jokowi yang tidak ada kaitannya dengan partai apapun. Maka, itulah yang harus diperebutkan oleh capres sekarang,’’ tandasnya.

Baca Juga: 1,23 Juta Warga Semarang Terdaftar di DPT Pemilu 2024 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya