Was-Was Air Bersih Habis, Pemkot Semarang Jamin Stok Sampai Desember

Dorong strategi pemanenan air hujan

Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang menjamin stok air bersih masih tersedia hingga akhir Desember 2023. Suplai air bersih tersebut diupayakan dari berbagai sumber baik dari PDAM, Pamsimas hingga Non Pamsimas. 

1. Suplai air bersih jangkau 1,7 juta jiwa

Was-Was Air Bersih Habis, Pemkot Semarang Jamin Stok Sampai DesemberIlustrasi penyaluran air bersih.ANTARA FOTO/Risky Andrianto

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, pihaknya optimistis ketersediaan air bersih di Kota Semarang tercukupi hingga akhir Desember 2023. Sejauh ini suplai air bersih dari berbagai sumber telah menjangkau 1.785.640 juta jiwa.

“Insha Allah hingga Desember masih terpenuhi. Sebenarnya kalau penyambungan-penyambungan (PDAM) ini bisa masuk ke wilayah itu tidak akan kekurangan. Cuma terjadi penolakan oleh warga. Sekarang ini warga hanya memakai sumur dan pipa artetis," ungkapnya, Jumat (15/9/2023).

Menurut perempuan yang akrab disapa Ita, masyarakat belum sepenuhnya paham mengenai hal tersebut sehingga dibutuhkan sosialisasi lebih lanjut. Maka, ia mengimbau kepada para camat dan lurah untuk aktif mengkomunikasikan hal ini dengan warganya di wilayah masing-masing.

Baca Juga: Efek El Nino, Jateng Dilanda Kemarau Panjang Sampai Februari 2024

2. Terapkan berbagai program untuk peningkatan suplai air bersih

Was-Was Air Bersih Habis, Pemkot Semarang Jamin Stok Sampai DesemberWarga Kelurahan Jabungan dan Rowosari menerima bantuan air untuk mengatasi kekeringan di Kota Semarang. (dok. pemkot semarang)

Untuk diketahui, berbagai program dan upaya peningkatan suplai air bersih terus dilakukan Pemkot Semarang melalui PDAM dan berbagai pihak mulai dari Proyek KPBU SPAM Semarang Barat yang berkapasitas 1.000 lt/dt dengan anggaran Rp1,02 triliun. Kemudian, SPAM Pudak Payung berkapasitas 100 lt/dt senilai Rp63,5 miliar, SPAM Jragung berkapasitas 500 lt/det serta peningkatan kapasitas IPA Kaligarang dari 1.150 menjadi 1.300 lt/ detik dengan anggaran Rp50,9 miliar .

Selanjutnya, peningkatan kapasitas IPA Kudu dari 1.250 menjadi 1.800 lt/dt dengan anggaran Rp93,8 miliar. Hingga saat ini, SPAM Semarang Barat juga telah mencapai 22ribu SR dari target total 60ribu SR yang diprediksi rampung pada 2025.

Selain itu, Pemasangan Jaringan Perpipaan pada Wilayah Brown Field (PDAM) dan program Pengalihan Aliran (switching) dari lingkup Proyek SPAM Semarang Barat keluar lingkup Proyek SPAM Semarang Barat juga dilakukan dengan estimasi penyerapan 20.136 sambungan rumah (SR). Kota Semarang juga terpilih menyisihkan 24 kota lain sebagai pilot city dalam program Smart Water Cities.

Untuk diketahui, Smart Water Cities Project diselenggarakan atas kolaborasi dari International Water Resources Association (IWRA), Korea Water Resources Corporation (K-water), dan Asia Water Council (AWC). Proyek ini bertujuan untuk membangun kerja sama antara pihak (Pemerintah, Korea Water, AWC, IWRA), melaksanakan evaluasi percontohan terhadap sistem pengelolaan sumber daya air perkotaan di Kota Semarang. Tak hanya itu, setiap tahunnya dilakukan pula pembangunan melalui program PAMSIMAS, SPAM BM, KOTAKU yang menggunakan dana APBN, APBD Provinsi dan APBD kota.

3. PDAM siaga untuk penanganan dampak El Nino

Was-Was Air Bersih Habis, Pemkot Semarang Jamin Stok Sampai DesemberWarga Kelurahan Jabungan dan Rowosari menerima bantuan air untuk mengatasi kekeringan di Kota Semarang. (dok. pemkot semarang)

Ita menambahkan, komitmen Perumda Air Minum Tirta Moedal dalam penanganan dampak El Nino juga dilakukan dengan pelayanan mobil tangki untuk wilayah kekeringan, call centre pengaduan termasuk kekeringan dan optimalisasi instalasi produksi.

‘’Kami juga mendorong strategi penanganan kedaruratan oleh masyarakat dengan pemanenan air hujan (rain water harvesting) serta pembuatan biopori serta sumur resapan. Upaya pemanenan atau penampungan air hujan untuk pemanfaatan aktivitas manusia ini bagian dari konservasi air sehingga mengurangi pemakaian air bersih,’’ imbuhnya.

Sementara itu, pemanenan air hujan secara berkesinambungan juga dipercaya dapat membantu memelihara keberlanjutan air dan keberlanjutan lingkungan. Tercatat hingga saat ini 76 lokasi sumur resapan dan 7.760 titik biopori tersebar di berbagai wilayah se-Kota Semarang.

Baca Juga: Duh! Musim Kemarau, Sering Kebakaran Ilalang dan Rumput di Semarang

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya