20 Tahun Jalan Rusak, Warga Desa Rawaheng Banyumas Gelar Syukuran

Jalan rusak parah itu kini telah diperbaiki

Banyumas, IDN Times - Warga dua desa di kecamatan Wangon yakni desa Rawaheng dan Randegan menggelar syukuran setelah 20 tahun kondisi jalan rusak parah kini sudah diperbaiki oleh pemerintah kabupaten Banyumas.

Rasa syukur warga di RT 2 dan 3 dusun Babakan, serta RT 3 dan 4 Dusun Rawaheng mewujudkannya dengan menggelar makan bersama atau bancakan yang melibatkan seluruh warga di atas jalan hotmix.

Salah satu warga bernama Sugino  mengatakan, jalan mulus dan bagus menjadi sejarah dan impian yang baru terwujud tahun ini selama 20 lebih. Sebab, selama ini kondisi jalan tersebut berbatu dan becek jika turun hujan.

Baca Juga: Pj Bupati Banyumas Tilik SMA 1 Wangon, Sekolah Rintisan Kependudukan 

1. Hidangan semua dari warga secara sukarela

20 Tahun Jalan Rusak, Warga Desa Rawaheng Banyumas Gelar SyukuranHidangan syukuran yang pembangunan jalan yang merupakan patungan dari empat RT dua desa, Kamis (9/11/2023).(IDN Times/Sutrisno)

Sebelum menyantap, tokoh agama dan kepala desa Rawaheng, Sukanto memimpin doa bersama sebagai rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa.

"Warga sukarela masak, sepanjang jalan warga gelar tikar, alasnya daun pisang, dan ini sebagai ungkapan syukur kepala Allah SWT bahwa jalan sudah bagus,"ujarnya.

Pemdes atas nama warga juga   mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang sudah membangun jalan di tengah kampung yang berbatas dengan desa Randegan.

2. Makan bersama di tengah jalan yang baru diperbaiki

20 Tahun Jalan Rusak, Warga Desa Rawaheng Banyumas Gelar SyukuranUsai didoakan para warga dan tokoh masyarakat setempat makan bersama di jalan yang baru selesai perbaikannya setelah 20 tahun, Kamis (9/11/2023).(IDN Times/Sutrisno)

Setelah pambangunan jalan selesai pada akhir Oktober 2023, masyarakat berinisiatif menggelar selamatan dengan makan bersama atau bacakan di atas jalan beton.

"Kita sepakat di empat RT, tokoh masyarakat ajak selamatan bareng, kita makannya bikin bacakan disepanjang jalan," katanya.

Warga pun beramai-ramai di setiap rumah memasak makanan yang akan disajikan. Seperti  ikan hasil tangkapan warga, sayuran, dan lainnya, bahkan ada menu wajib yaitu opor bebek dan ricuh tape ketan.

3. Tradisi "wajib" ada opor bebek dan rucuh tape ketan

20 Tahun Jalan Rusak, Warga Desa Rawaheng Banyumas Gelar SyukuranOpor bebek yang sudah ditempatkan daam wadah merupakan makanan yang "wajib" ada disetiap hajatan, Kamis (9/11/2023).(IDN Times/Sutrisno)

Terdapat tradisi yang unik, mengesankan, dan agak sulit kita temukan di tempat selain di Banyumas atau mungkin juga di Indonesia yakni harus ada opor bebek dan rucuh tape ketan.

Berbagai makanan lain yang dihidangkan antara lain nasi biasa, nasi tumpeng, sayur tempe, kluban, gorengan tahu, opor ayam dan lainnya.

Tradisi opor bebek dan rucuh tape ketan di masyarakat desa Rawaheng, Wangon, Banyumas paling banyak ditemui ketika ada hajatan, selametan dalam segala macamnya, hari raya keagamaan, tasyakuran, dan lain sebagainya.

4. Asal mula opor bebek dan rucuh tape ketan "wajib" ada

20 Tahun Jalan Rusak, Warga Desa Rawaheng Banyumas Gelar SyukuranKepala desa Rawaheng, Sukanto yang mengisahkan tradisi opor bebek dan rucuh tape ketan bagi anak cucu asal desanya yang "wajib" menyediakan, Kamis (9/11/2023).(IDN Times/Sutrisno)

Menurut Kepala desa Rawaheng, Sukanto bahwa adanya opor bebek dan rucuh tape ketan "wajib" disetiap hajatan mitosnya adalah berawal dari abad ke 12 M ada tokoh yang bernama Mbah Aub yang berasal dari desa Cikakak.

Saat itu konon Mbah Aub bersilaturahmi ke desa Rawaheng dan disuguhi oleh warga berupa opor bebek dan minuman ketan rasa tape.

Ketika pulang, Mbah Aub menceritakan suguhan pada istrinya yang sedang mengandung anak. Serta merta sang istri ingin sekali menikmati makanan yang diceritakan Mbah Aub.

5. Mitos yang hingga kini masih menjadi tradisi

20 Tahun Jalan Rusak, Warga Desa Rawaheng Banyumas Gelar SyukuranRucuh tape ketan yang sudah dibungkus dengan plastik, Kamis (9/11/2023).(IDN Times/Sutrisno)

Akhirnya sang istri pun ngidam ingin makan opor bebek dan rucuh tape ketan namun tidak kesampaian hingga konon istrinya keluar ludah terus alias ngeces dalam bahasa setempat.

Hingga akhirnya istrinya berucap anak dan keturunannya disetiap acara apapun harus ada opor bebek dan rucuh tape ketan, bila tidak keturunannya akan ngeces terus.

Dari mitos itulah, hingga kini warga di Desa Rawaheng, Kecamatan Wangon, Banyumas dimanapun tempat bila akan mengadakan hajatan "wajib" membuat opor bebek dan rucuh tape ketan.

Baca Juga: Kecelakaan Tragis Motor vs Tronton di Wangon, Korban Terseret 25 Meter

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya