Unsoed Purwokerto Teliti Metode Peternak Sapi Sumba

Kerjasama dengan LPPM Universitas Katholik Weetebula

Banyumas, IDN Times - Jelang akhir tahun 2023 LPPM Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menandatangani kerjasama dengan LPPM Universitas Katholik Weetebula di Kabupaten Sumba Barat Daya berupa penelitian masyarakat peternak sapi Sumba.

Ketua tim peneliti, Novie Andri Setianto menyampaikan bahwa penelitian ini merupakan survey untuk mengidentikasi keseharian masyarakat peternak, serta permasalahan yang dihadapi secara langsung oleh peternak. sehingga dapat membuat pemodelan dinamik yang dapat digunakan untuk membuat simulasi strategi pengembangan peternakan.

Penelitian ini melibatkan tim dari Unika Weeteebula yang dipimpin Wilhelmus Yape Kii, M.Phil yang sekaligus merupakan Rektor Unika Weetebula. Willy, panggilan akrab Rektor, menyampaikan bahwa ini merupakan penelitian kolaborasi yang mengawali kerjasama lebih luas di tahun depan.

Baca Juga: Penelitian Mahasiswa Unsoed, Ekstrak Daun Kersen Turunkan Gula Darah

1. Kecerdasan masyarakat Sumba dalam mengelola sumberdaya

Unsoed Purwokerto Teliti Metode Peternak Sapi SumbaNovie Andri Setianto yang berasal dari Unsoed Purwokerto ( tengah ) dengan petani peternak sapi di Sumba Timur, Sabtu (18/11/2023).(IDN Times/Alief Einstein).

Banyak hal yang dipelajari dari kecerdasan masyarakat Sumba dalam mengelola sumberdaya yang mereka miliki. Lahan luas misalnya, karena sebagian besar merupakan karang berlapis tanah sehingga didominasi rumput. Oleh karena itu masyarakat memilih menggunakan pemeliharaan digembalakan.

Berbeda dengan di Jawa yang selalu dipelihara dalam kandang, beternak di Sumba dilepas di padang penggembalaan. Ada yang dilepas pagi, kemudian sore digiring untuk dikandangkan, namun ada juga yang dibiarkan berbulan bulan berbiak alami di padang penggembalaan bersama,"ungkap Novie.

menurut Novie, kebiasaan ini bukan tanpa kendala, karena membutuhkan identifikasi ternak yang baik untuk menghindari konflik kepemilikan, kematian anakan yang relatif tinggi, bisa karena proses kelahirannya atau dimangsa predator, serta resiko dari pencurian ternak. Namun kearifan lokal, kebiasaan kerja keras, serta adat yang kuat mampu mengatasi kendala tersebut.

2. Ternak dan adat istiadat tidak bisa dilepaskan dari kehidupan warga Sumba

Unsoed Purwokerto Teliti Metode Peternak Sapi SumbaBerternak dan menjaga adat istiadat yang kuat adalah bagian yang turun temurun dijaga masyarakat Sumba.(IDN Times/Alief Einstein).

Bagi masyarakat Sumba, ternak tidak bisa dilepaskan dari kehidupan mereka. Kerbau, babi, dan terutama kuda mutlak diperlukan sebagai belis atau mas kawin dari pihak laki-laki yang diberikan kepada pihak perempuan. Jumlahnya pun tidak main-main, bisa sampai puluhan bahkan ratusan ekor.

Demikian juga untuk acara acara adat lainnya, selalu melibatkan ternak untuk dipotong, dimasak, dan dimakan bersama-sama. Adat tersebut sudah turun temurun dari nenek moyang. "Ini menunjukkan kecerdasan nenek moyang dalam memastikan generasi penerusnya untuk memperoleh asupan protein hewani" ujar.

Berbeda dengan kerbau, babi, dan kuda yang banyak diperlukan untuk acara adat, sapi banyak digunakan sebagai buffer atau tabungan masyarakat. Sapi Sumba Ongole (SO) berperawakan tinggi besar, berpunuk, dan berwarna putih merupakan andalan Pulau Sumba, Terbanyak dijumpai di Kabupaten Sumba Timur. Novie sendiri mengunjungi Sumba dari tanggal 13 - 18 November 2023 berharap, semoga peternakan di Sumba Timur semakin berkembang sebagai penopang ekonomi masyarakat.

3. Rumah adat Ratenggaro yang jadi rujukan kuat budaya Sumba

Unsoed Purwokerto Teliti Metode Peternak Sapi SumbaDesa adat Ratenggaro memiliki daya tarik pada keunikan rumah adat dan ratusan kubur batu berusia ribuan tahun.(IDN Times/Indonesia.go.id)

Sementara Ketua LPPM Unsoed, Profesor Ely Tugiyanti menyampaikan bahwa Unsoed berkomitmen untuk ikut berkontribusi memajukan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat di Pulau Sumba. Langkah nyata yang langsung dilakukan adalah mengadakan penelitian tentang pengembangan sapi potong.

Pulau Sumba merupakan bagian dari Indonesia yang terletak di tenggara Pulau Jawa. Pulau ini terkenal dengan keindahan alamnya, pantai-pantai yang eksotis, dan keberagaman budaya yang kaya.

Masyarakat Sumba dikenal memiliki tradisi adat yang kuat, seperti upacara adat dan rumah adat yang disebut "Ratenggaro". Selain itu, Sumba juga terkenal dengan tenun ikat tradisionalnya yang indah dan kuda Sumba yang merupakan simbol penting dalam kehidupan mereka.

4. Sumba dengan segala keindahannya

Unsoed Purwokerto Teliti Metode Peternak Sapi SumbaSumba menjadi satu dari tiga destinasi di Asia yang masuk dalam kategori destinasi outdoor dan pantai yang wajib dikunjungi pada tahun 2022 lalu.(IDN Times/Indonesia.go.id)

Pulau Sumba memiliki 4 kabupaten, yakni Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya. Terletak di Propinsi NTT, untuk menjangkau Sumba paling mudah menggunakan jalur penerbangan.

Terdapat dua bandara di Pulau Sumba, yakni Bandara Lede Kalumbang di Tambolaka, yang merupakan akses dari Barat, serta Bandara Umbu Mehang Kunda di Waingapu untuk yang membutuhkan akses dari Timur.

Pulau Sumba memiliki potensi wisata yang khas, antara lain Pantai Tarimbang dan Pantai Weekuri yang memiliki Pasir putih, ombak indah, dan tebing-tebing karang menambah pesona alamnya serta tradisi dan budayaseoerti upacara adat, tarian tradisional, dan arsitektur rumah adat seperti Ratenggaro menawarkan pengalaman budaya yang unik.

Selain itu Sumba juga memiliki Tenun Ikat tradisional dan Kuda Sumba yang eksotis dan gagah menjadi daya tarik tersendiri. Pusat pembiakan kuda di Wanokaka menjadi tempat menarik untuk dikunjungi.

5. Pemerintah dan masyarakat setempat terus mengembangkan potensi wisata

Unsoed Purwokerto Teliti Metode Peternak Sapi SumbaPenandatanganan Kerjasama Unsoed dengan Unika Weetebula (kika) Ir. Novie Andri Setianto, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU (Unsoed), Yulius Keremata Lede, M.Pd (LPPM Unika Weetebula), Prof Dr. Ir. Elly Tugiyanti, MP, IPU (LPPM Unsoed), Wilhelmus Yape Kii, S.Pt., M.Phil (Rektor Unika Weetebula), Sabtu (18/11/2023).(IDN Times/Alief Einstein).

Novie,PhD. yang juga dosen ahli Sistem Analisis dan Dynamic Modelling dari Unsoed menjelaskan bahwa Pemerintah dan masyarakat setempat terus mengembangkan potensi wisata tersebut untuk meningkatkan ekonomi lokal dan mempromosikan keindahan serta keberagaman budaya Sumba kepada dunia.

'Di Sumba, Selain menikmati keindahan alam, juga terdapat desa-desa yang menarik untuk dikunjungi. Di sana juga terdapat situs megalitikum dan pertunjukan kompetisi adu tombak dengan seremonial yang menguji adrenalin,"pungkas Novie.

Baca Juga: Momen Hari Santri, Unsoed dan UIN Saizu Ajak Ponpes Berwawasan Bahari

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya