4 Perusahaan Jateng Berlomba Pasok Minyak Goreng, Tapi Masih Langka
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Sebanyak empat perusahaan di Jawa Tengah berusaha menggelontorkan pasokan minyak goreng kepada masyarakat.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengklaim operasi pasar dilakukan pihaknya sejak 21 Februari-23 Februari 2021 untuk mengurangi kelangkaan minyak goreng yang terjadi saat ini.
1. CV Sawit Juara salurkan minyak goreng saat operasi pasar 32 ton
Setidaknya ada empat perusahaan yang disebut Ganjar sedang membantu operasi pasar. "Misalnya CV Sawit Juara yang mendistribusikan kurang lebih 32 ton minyak di Kota Semarang," kata Ganjar dalam keterangan yang diterima IDN Times, Rabu (23/2/2022).
Baca Juga: Pedagang Pasar Karangayu Berdesakan Beli Minyak Curah, Dijual Rp12.500
2. PT PPI juga salurkan minyak goreng 3.000 liter
Tak cuma itu saja, Ganjar juga bilang PT PPI juga ikut menggelontorkan minyak goreng sebanyak 3.000 liter masing-masing sebanyak Purworejo, Kebumen, Kota Semarang, dan Kota Solo.
3. Bulog dan PT BES gelontorkan minyak goreng 2.000-3.000 liter
Editor’s picks
Perum Bulog pun tidak mau ketinggalan. Bulog, katanya melakukan operasi pasar dua hari berturut-turut pada 22–23 Februari dengan rincian alokasi untuk Kabupaten Batang sebanyak 2.000 liter, alokasi untuk wilayah Wonosobo 2.000 liter dan alokasi untuk wilayah Grobogan 3.000 liter.
Selain itu, PT BES yang melakukan operasi pasar minyak goreng mencapai 123.000 liter atau kurang lebih 10.250 dus yang dibagikan di Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kendal, Demak, Salatiga, Jepara, Batang, Magelang, Purbalingga.
4. Warga disarankan beli minyak goreng secukupnya saja
Ganjar berharap, pemerintah pusat bertindak tegas terkait kewajiban DMO (Domestic Market Obligation) 20 persen yang harus dibagikan kepada masyarakat.
"Kita lagi berada pada situasi yang tidak menguntungkan. Maka pemerintah pusat saya harapkan mengambil tindakan yang tegas sehingga DMO 20 persen yang mesti dibagi harus dibagi," bebernya.
Lebih lanjut, Ganjar mengimbau agar masyarakat jangan menimbun minyak goreng. Menurutnya pengolahan minyak goreng berulangkali akan berbahaya.
"Kepada warga karena situasinya tidak menguntungkan, belinya secukupnya dulu. Sehingga semua akan bisa mendapatkan minyak goreng,” tutur Ganjar.
5. UKM keluhkan minyak goreng masih langka
Ganjar mengatakan, jadwal operasi perlu disampaikan kepada publik agar tidak memunculkan kekhawatiran pada masyarakat. "Banyak sekali, UKM kemarin nanya, warga nanya, kenapa pak minyak goreng di tempat saya masih langka. Saya sudah komunikasi dengan pusat juga, dan sudah disiapkan jadwal-jadwalnya," tandasnya.
Baca Juga: Pemerintah Obral Janji, Perajin Tempe Tahu Jateng Gak Mau Ikutan Mogok