8 Dokter di Jateng Meninggal Kena Virus Corona, IDI: Masih Ada Ribuan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Sebanyak delapan dokter yang menangani COVID-19 di Jawa Tengah dilaporkan telah meninggal dunia. Para dokter tersebut meninggal lantaran terpapar virus corona selama bertugas menangani para pasien di rumah sakit.
1. Dinkes Jateng sebut paling banyak dokter yang meninggal dari Semarang
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengaku kedelapan dokter itu berasal dari sejumlah daerah. Mulai dari Grobogan, Jepara, Pekalongan, dan Kota Semarang.
"Tapi paling banyak rata-rata dari Semarang," katanya dalam rekaman suara yang diterima IDN Times, Kamis (3/9/2020).
Baca Juga: Dokter Kariadi Diusulkan Pahlawan, Agar Peran Dokter Tak Terabaikan
2. Kelelahan menjadi faktor para tenaga kesehatan terkena virus corona
Terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Semarang, Elang Sumambar saat dihubungi IDN Times, mengungkapkan jika sementara ini sudah ada empat dokter yang menangani COVID-19 telah dinyatakan meninggal dunia di Ibu Kota Jawa Tengah.
"Kalau di Semarang ada empat dokter yang meninggal," jelasnya.
Menurutnya saat ini para dokter sudah kelelahan dalam menangani pasien COVID-19.
Editor’s picks
"Ya logikanya semakin banyak yang terpapar, semakin payahlah nakes yang di rumah sakit. Kondisinya susah, harusnya kita bersama-sama ikuti protokol kesehatannya," aku Elang.
3. IDI klaim jumlah nakes masih cukup di Jateng
Adapun Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jateng, Djoko Handojo mengatakan, pihaknya akan terus bertahan dalam mengatasi pandemik virus corona (COVID-19).
"Kita gak akan berhenti melakukan promosi preventif untuk mengedukasi warga biar selalu mematuhi protokol kesehatan. Tapi kita tekankan bahwa upaya yang dilakukan sekarang yaitu tetap mempertahankan daya tahan para nakes. Sejauh ini jumlah nakes masih mencukupi. Di Jateng ada ribuan dokter," bebernya.
4. Pemda di Jawa Tengah diminta mempercepat pemeriksaan swab PCR
Pihaknya menimbau kepada pemerintah daerah di Jawa Tengah untuk memperbanyak proses pemeriksaan tes swab PCR di setiap kecamatan.
"Pemeriksaan swab-nya harus diperbanyak dan kalau bisa pemeriksaan warga kontak erat dipercepat, syukur-syukur kalau biayanya murah," jelasnya.
Djoko menambahkan, "Dari situ nanti kita bisa lihat yang namanya positive rate. Soalnya sekarang kesulitan. Perbandingan antara jumlah tes PCR dibanding jumlah penduduknya belum bisa dilakukan."
Baca Juga: Sedih! 8 dari 100 Dokter yang Meninggal Karena COVID-19 dari Jateng