Kekurangan Air Irigasi, Hasil Panen Buah-buahan di Jateng Merosot
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Musim kemarau yang berkepanjangan telah menyebabkan ketersediaan air irigasi untuk lahan pertanian menjadi berkurang. Imbasnya, jumlah panen buah-buahan yang dihasilkan dari wilayah Jawa Tengah mengalami penurunan signifikan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jawa Tengah diketahui dari total 15 jenis tanaman buah, terdapat tujuh jenis buah yang mengalami penurunan produksi.
Penurunan produksi terjadi untuk komoditas jambu air, sirsak, durian, salak, melon, semangka dan pisang. Menurunnya produksi tujuh tanaman itu terjadi sejak Triwulan I sampai Triwulan III 2023.
"Komoditas buah yang mengalami penurunan produksi dibandingkan periode yang sama tahun lalu untuk tanaman tahunan di antaranya jambu air, durian, sirsak, pisang dan salak. Sedangkan untuk tanaman buah semusim yaitu semangka dan melon," kata Kepala Bidang Holtikultura, Distanbun Jateng, Ani Mulyani ketika dikontak IDN Times, Selasa (17/10/2023).
1. Panen jambu air, durian hingga semangka turun 1,1 persen-24 persen
Untuk hasil panen jambu air menurun 10,9 persen atau menjadi 42.025 ton, durian sekitar 24,1 persen atau menjadi 92.947 ton, sirsak sekitar 26,1 persen atau menjadi 10.678 ton, salak sekitar 65,4 persen atau menjadi 154.610 ton, melon sekitar 27,1 persen atau menjadi 17.176 ton, semangka sekitar 1,1 persen atau menjadi 58.008 ton dan pisang juga menurun 4,3 persen atau menjadi 691.552 ton.
Baca Juga: Pantura Jateng Panas Membara, Panen Melon dan Semangka Lebih Bagus
2. Panen manggis, kelengkeng dan nanas masih stabil
Sedangkan ada delapan jenis tanaman buah lainnya yang mengalami tren peningkatan hasil panen. Antara lain tanaman manggis, kelengkeng, nanas, jeruk siam, alpukat, jambu biji, mangga dan pepaya.
Peningkatan hasil panen tertinggi dialami komoditas kelengkeng, manggis dan nanas.
Editor’s picks
"Sementara komoditas buah yang produksinya relatif stabil bahkan cenderung bertambah banyak yaitu manggis, kelengkeng, nanas, alpukat, jeruk, jambu biji, dan pepaya," tuturnya.
3. Petani buah cari uang tambahan selama kemarau
Menurutnya, penurunan hasil panen buah-buahan dipengaruhi adanya penyusutan luas tanam karena para petani memilih berhati-hati menanam selama kemarau tahun ini.
Ia menduga para petani buah juga terdampak keterbatasan air irigasi. Sehingga efeknya meluas pada hasil produktivitas tanaman yang mengalami kekeringan berkepanjangan.
Untuk mempertahankan produksi tanaman buah selama siklus El Nino, katanya mayoritas petani buah di Jawa Tengah terpaksa bekerja ekstra keras untuk mencari tambahan pasokan air irigasi.
"Beberapa pantauan kami di lapangan banyak petani yang tambah cost (biaya) ke pengairan. Estimasi tambahan cost nya antara Rp2,5 juta per musim hanya untuk mengangkat air dari sumber irigasi atau pompa," terangnya.
4. Petani pisang terpaksa cari modal untuk biaya pengairan
Ia mencontohkan setiap petani pisang di Kecamatan Losari Brebes juga terpaksa mencari modal tambahan untuk biaya sewa pompa air.
Total biaya yang dikeluarkan petani pisang sebesar Rp2,5 juta per musim untuk sewa dan biaya BBM pompa air dengan penghitungan lima kali yaitu sebesar Rp500 ribu.
"Itu untuk mengalirkan irigasi dari Sungai Cisanggarung guna menjaga tanaman tumbuh dan berproduksi optimal," tukasnya.
Baca Juga: Nana Sudjana Perintahkan BPBD Jateng Atasi Dampak El Nino dan Karhutla