Kisah Para Tuna Netra Menggapai Mimpi Lulus Sarjana Sastra Inggris

Seorang tuna netra bisa raih caumlaude

Semarang, IDN Times - Tahun 2013 menjadi momen tak terlupakan bagi Yudhi Irawan. Saat itu dunia seakan runtuh. Penyakit glukoma yang dideritanya cukup lama membuat Yudhi mengalami kebutaan permanen.

Suatu hari kepalanya terasa amat pusing. Pandangan matanya lambat laun kabur. Tiba-tiba mata kanannya tak bisa dipakai.

"Lalu gak lama kedua mata saya rasanya gelap semua. Sampai saya mengalami kebutaan. Pas tahu kayak gitu, saya awalnya gak bisa nerima. Tapi ya mau gimana lagi," aku pria 28 tahun ini kepada IDN Times, Sabtu (30/5). 

1. Dari arahan pengurus Pertuni, Yudhi akhirnya nekat daftar kuliah di Sastra Inggris Udinus

Kisah Para Tuna Netra Menggapai Mimpi Lulus Sarjana Sastra InggrisProses belajar para tuna netra di kelas Prodi Sastra Inggris Udinus. Fariz Fardianto/IDN Times

Dengan perasaan berkecamuk, Yudhi mengaku sempat diajak kenalan dengan rekan-rekan senasibnya di Persatuan Tuna Netra (Pertuni) Jawa Tengah. Dari beberapa kali obrolan, ia yang asli Bangka tertarik untuk daftar kuliah di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus).

"Saya sebelumnya gak punya rencana apa-apa. Terus pas main ke rumah saudara di Kendal, ketemu sama temen juga. Saya lihat tuna netra tapi bisa dapat beasiswa di Australia. Itu yang bikin saya tambah semangat buat daftar kuliah ke Udinus. Kebetulan kan Pertuni ada joint sama Udinus," katanya.

Melalui program beasiswa di Prodi Sastra Inggris, Yudhi mengaku beruntung bisa kuliah di Udinus. Ia kini menginjak semester dua.

Baca Juga: Lonjakan COVID-19, Udinus Pasok Baju Hazmat ke RS Tugu Semarang

2. Di kelas, Yudhi dibantu sebuah aplikasi baca layar yang disediakan pihak kampus

Kisah Para Tuna Netra Menggapai Mimpi Lulus Sarjana Sastra InggrisSebuah aplikasi baca layar digunakan open tuna netra ketika kuliah di Udinus. Fariz Fardianto/IDN Times

Di dalam kelas, ia menggunakan sebuah aplikasi baca layar bernama JAWS untuk membantunya membaca materi yang disampaikan dosen di depan kelas. Aplikasi baca layar itu ia pakai menggunakan smartphone maupun  laptop. 

"Itu aplikasinya bikin saya gampang mengakses modul pembelajaran. Ada voice offer untuk mendengarkan suaranya," urainya.

Yudhi bilang adaptasinya di ruang kelas sejauh ini berjalannya mulus. Ia selama ini akrab dengan banyaknya mahasiswa di dalam kelas. 

"Satu kelas ada 18 sampai 36 mahasiswa. Karena saya suka bahasa Inggris, dan kebetulan prodinya yang dikhususkan tuna netra untuk bahasa Inggris, jadinya ini kuliah yang cocok buat saya," tambahnya.

"Ya kadang berisik di kelas. Cuma sejauh ini baik-baik saja kondisinya, teman-teman menerima saya apa adanya," kata Yudhi. 

Ia berharap bisa menyelesaikan mata pelajaran dengan lancar. Sehingga paling tidak impiannya agar dapat mengambil jurusan liungistik dapat tercapai. 

"Kepenginnya masuk jurusan linguistik. Biar bisa belajar bicara bahasa Inggris sampai lancar," ujar Yudhi. 

3. Penyandang tuna netra ingin buktikan juga bisa dapat gelar sarjana

Kisah Para Tuna Netra Menggapai Mimpi Lulus Sarjana Sastra InggrisSeorang dosen saat memaparkan pelajaran Bahasa Inggris di depan kelas. Fariz Fardianto/IDN Times

Sedangkan bagi Henok Bagus Wijaya, kelas Bahasa Inggris yang tersedia di Udinus cukup membantunya untuk meningkatkan daya saingnya di mata masyarakat. 

Diakuinya bahwa diminta awalnya minder saat mengikuti pelajaran saban hari. "Tapi lama-lama saya bisa buktiin ke orang-orang kalau tuna netra juga bisa dapat gelar sarjana. Tahun ini saya sudah lulus. IPK saya 3,58 dengan total SKS 146. Dan sekarang tinggal nunggu wisuda di bulan ini," kata pria 23 tahun tersebut.

Selepas lulus nanti, ia ingin mencari pekerjaan sebagai guru SLB maupun di bank lokal di Semarang. "Saya sempat daftar ke BTPN untuk isi lowongan bagi disabilitas di call center dan guru SLB. Semoga saja bisa keturutan bekerja di salah satunya," bebernya. 

Baca Juga: Serunya Lomba Baris-Berbaris bagi Tuna Netra di Malang

4. Kaprodi Sastra Inggris sengaja akomodir keinginan tuna netra agar dapat meraih cita-citanya

Kisah Para Tuna Netra Menggapai Mimpi Lulus Sarjana Sastra InggrisSuasana parkir di Gedung B Udinus. IDN Times/Fariz Fardianto

Sementara itu, menurut Jumanto, Kaprodi Sastra Inggris Udinus, program studinya selama ini mengakomodir keinginan para tuna betray agar dapat meneruskan pendidikan di bangku kuliah. 

"Malahan Henok nantinya diwisuda dengan predikat lulusan terbaik, semoga saja dia bisa menginspirasi rekan-rekan senasibnya kalau seorang dengan keterbatasan fisik juga bisa meraih prestasi kalau dilakukan dengan sungguh-sungguh," tandasnya. 

Baca Juga: Mimpi Pemain E-Gamelan Udinus Tampil di Jepang Buyar Karena COVID-19

Topik:

  • Bandot Arywono
  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya