Suhu Udara Semarang Tembus 37 Derajat, Batasi Kegiatan Luar Ruangan!

Panase maknyos luuur..

Semarang, IDN Times - Kata-kata panas mak nyos belakangan sering terdengar. Panas mak nyos merupakan ungkapan bahasa Jawa untuk menggambarkan bahwa suhu udara di rumah maupun di jalanan semakin bertambah panas. Atau udaranya sangat gerah. 

Bagi warga Semarang yang tinggal di pusat perkotaaan atau wilayah bagian bawah, cuaca belakangan ini memang terasa lebih panas ketimbang biasanya. Salah satunya dirasakan Intan, seorang warga yang tinggal di Bangetayu Kulon. 

Intan mengaku saban hari punya kesibukan wara-wiri kuliah ke kampus USM. Ketika berangkat kuliah pagi ia merasakan udara masih hangat. 

"Tapi kalau pas berangkat siang, panasnya Ya Allah. Kerasanya panasnya kayak menusuk-nusuk ke dalam kulit," kata Intan yang genap berusia 24 tahun ini ketika berbincang dengan IDN Times, Sabtu (30/9/2023). 

Baca Juga: Ombak Samudera Hindia Mengganas, Para Nelayan Pansela Diminta Berhenti Melaut

1. Warga Bangetayu jadi malas beraktivitas

Suhu Udara Semarang Tembus 37 Derajat, Batasi Kegiatan Luar Ruangan!ilustrasi pengukur suhu (pixabay.com/alexis)

Intan berkata walaupun awalnya cuek dengan udara panas karena lahir dan besar di Bangetayu, akan tetapi yang terjadi bulan ini benar-benar membuat petikan. "Jadi malas mau ngapa-ngapainn. Soalnya panasnya gak kayak biasanya," akunya. 

2. Suhu udara Semarang sudah tembus 37 derajat celcius

Suhu Udara Semarang Tembus 37 Derajat, Batasi Kegiatan Luar Ruangan!pexels.com/Pixabay

Berdasarkan pengakuan tim penganalisis cuaca di Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang, panasnya cuaca di Ibu Kota Jateng sebenarnya merupakan siklus yang normal. 

Dari catatan Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani, per hari ini sampai sepekan ke depan suhu udara wilayah Semarang berkisar antara 23-37 derajat celcius. Bahkan menurut Koordinator Observasi dan Informasi, Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Giyarto, tingkat kelembapan udara di Semarang kini sangat kering atau sekitar 25-85 persen.

"Untuk kecepatan anginnya sekitar 10-30 kilometer per jam. Itu muncul dari arah barat laut dan tenggara. Namun kondisi secara umum cuacanya cenderung cerah berawan," kata Giyarto kepada IDN Times.

3. Peningkatan suhu udara mencapai 2-3 derajat celcius

Suhu Udara Semarang Tembus 37 Derajat, Batasi Kegiatan Luar Ruangan!Ilustrasi suhu udara panas. (Pixabay.com/geralt)

Ia mengatakan Kota Semarang secara keseluruhan mengalami peningkatan suhu udara yang di atas normal. Bila dibandingkan bulan Agustus kemarin, suhu udara rata-rata bulan September sudah meningkat 2-3 derajat celcius. 

Naiknya suhu udara, katanya juga masih akan terjadi di bulan Oktober nanti. Ia menyebut bila rata-rata suhu udara bulan Oktober nanti akan menembus angka 39 derajat celcius. 

"Peningkatan suhu udara di atas normal memang tercatat di kami hingga 39 derajat celcius untuk bulan Oktober. Lalu pas September ini meningkat 2-3 derajat celcius dibanding bulan lalu," ujar Giyarto. 

4. Suhu udara capai titik maksimum jam 2 siang

Suhu Udara Semarang Tembus 37 Derajat, Batasi Kegiatan Luar Ruangan!Pixabay/geralt

Giyarto juga menyampaikan, peningkatan suhu udara sesuai analisa BMKG Meteorologi Ahmad Yani, terjadi mulai rentang waktu pukul 07.00 WIB-09.00 WIB sampai titik puncaknya pukul 14.00 WIB siang.

"Habis itu menurun dan tengah malam akan naik lagi (suhunya)," paparnya. 

5. Ada potensi dehidrasi dan karhutla

Suhu Udara Semarang Tembus 37 Derajat, Batasi Kegiatan Luar Ruangan!Infografis Penyakit Dehidrasi (IDN Times/Mardya Shakti)

Giyarto bilang peningkatan suhu udara perlu diwaspadai oleh warga Semarang. Karena jika telah mencapai titik maksimum, suhu udara akan bertambah panas karena dibarengi dengan tingkat kelembaban udara yang sangat kering. 

Kondisi ini, lanjutnya akan memicu potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang meluas. Kemudian, Giyarto menekankan juga ada resiko orang-orang yang beraktivitas di luar ruangan akan cepat dehidrasi. 

"Yang perlu diwaspadai di bulan Oktober yakni suhu maksimumnya lebih tinggi dibandingkan bulan lain. Memang posisi suhu udaranya lebih tinggi. Kemudian kelembaban udara yang cukup kering. Ini memberikan implikasi ada potensi dehidrasi, resiko kebakaran hutan dan lahan," urainya. 

6. BMKG: Batasi kegiatan luar ruangan

Suhu Udara Semarang Tembus 37 Derajat, Batasi Kegiatan Luar Ruangan!Seorang warga sedang berjalan kaki di trotoar Jalan Raya Margonda, Kota Depok (IDN Times/Dicky)

Dengan masa udara yang sangat kering, Giyarto mengungkapkan wajar jika warga yang sering menjemur pakaian atau benda-benda basah, menjadi cepat kering. 

Namun untuk warga yang rutin berkegiatan di luar rumah, Giyarto mengingatkan agar membatasi diri terlebih dahulu. Terutama juga harus mengantisipasi sejak dini risiko bencana alam selama puncak musim kemarau.

Makanya ya wajar-wajar saja dengan masa udara yang sekarang ini sangat kering, misalnya pas menjemur jadinya lebih cepat kering. Terus karena ada potensi dehidrasi, ya sebaiknya untuk kegiatan di luar ruang dibatasi dulu. Yang menyebabkan bencana juga perlu diwaspadai. Karena kebakaran lahan hutan sering terjadi. Itu masih akan terjadi pada bulan Oktober," tutupnya. 

Baca Juga: Efek El Nino, Jateng Dilanda Kemarau Panjang Sampai Februari 2024

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya