Belajar Tatap Muka, KPAI Soroti Fasilitas Ruang Sekolah di Solo
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Solo, IDN Times - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mennyoroti sarana prasarana sekolah yang ditunjuk sebagai penyelenggara pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Solo, Jawa Tengah. KPAI mencatat ada tiga persoalan yang harus dibenahi oleh pihak sekolah.
Baca Juga: Unik! Hari Pahlawan Polisi Solo Gelar Razia Masker Pakai Bambu Runcing
1. Fasilitas yang kurang maksimal
Dalam kunjungan KAPI di SMA Negeri 4 Solo, Selasa (10/11/20) anggota komisioner KPAI, Retno Listyarti mengatakan ada tiga catatan yang harus dibenahi oleh pihak sekolah dalam rangga penyelenggaraan PTM. Pihak KPAI menilai jika terdapat sarana dan prasarana yang belum maksimal.
"Yang pertama adalah tempat duduk di ruang guru jaraknya belum satu setengah meter, musala juga belum ada penanda jarak antar jemaah, dan perpustakaan juga begitu. Ini kami sampaikan sebagai catatan, dan pihak sekolah tadi siap melakukan pembenahan," ujarnya.
2. Dinyatakan siap selenggarakan PTM
Editor’s picks
Meski memiliki beberapa catatan di sekolah SMA N 4 Solo, namun KPAI menilai jika secara keseluruhan, sekolah dinyatakan siap untuk melakukan PTM dengan baik.
"Saya mengapresiasi, ecara keseluruhan, sekolah ini sudah siap [dalam penyelenggaraan simulasi PTM] dan baik. Apalagi didukung oleh Pemkot dan DPRD-nya," ujar Retno.
3. Siswa dilarang naik angkot
Sementara itu Kepala Sekolah SMA N 4 Solo, Sri Wuryanti mengatakan akan melakukan pembenahan sesuai ataruan yang ada. Pihak sekolah akan menindaklanjuti saran dan masukan dari KPAI tersebut.
"Semuanya akan kami sesuaikan dengan ketentuan. Dan tahap awal ini memang kelas dulu yang kami fokuskan sebagai aktivitas siswa, karena mereka saat ini juga belum mengakses musala dan perpustakaan," jelasnya.
Sebelumnya, para siswa SMA N 4 Solo telah mengikuti simulasi PTM mulai dari kedatangan hingga kepulangan para siswa. Kendati demikian, Kepala Sekolah Sri Wuryanti tidak menizinkan siswanya untuk menggunakan transportasi umum. Hal tersebit dilakukan guna antisipasi COVID-19, serta mengurangi risiko penularan COVID-19 pada anak-anak.
Baca Juga: Garuda Buka Rute Baru Solo-Denpasar, Harga Tiket Mulai Rp540 ribuan