Kluster Manahan Diprediksi Bakal Melonjak dan Menyebar ke Seluruh Solo
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Solo, IDN Times - Melonjaknya kasus positif virus corona atau COVID-19 di Kota Solo menjadi titik awal munculnya gelombang kedua COVID-19. Dari data Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo lonjakan kasus banyak ditemukan di wilayah Kelurahan Manahan, Banjarsari, Solo. Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 sendiri mengambil langkah cepat untuk melakukan tracing di wilayah tersebut.
Baca Juga: Klaster Manahan Solo Muncul, Diduga Ada Polisi Meninggal Kena COVID-19
1. Sebanyak 70 orang Jalani tes swab
Buntut dari klaster Manahan, Ketua Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Solo, Ahyani mengatakan telah melakukan uji swab pada 70 orang yang digelar pada Selasa (1/9/20) lalu. Puluhan swab tersebut sebagai tracing klaster Manahan.
Ahyani mengatakan jika banyak kasus positif di kluster Manahan mayoritas orang tanpa gejala (OTG).
"Mayoritas OTG. Ada yang menjalani isolasi mandiri. Untuk kawasan (penyebaran) juga sementara ini diisolasi dulu," ujarnya.
2. Jumlah postif COVID-19 di Solo capai 440 kasus
Editor’s picks
Jumlah kasus positf COVID-19 di Kota Solo tergolong tinggi. Dari data Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, hingga Kamis (3/9/20) mencatat ada penambahan kasus positif COVID-19 sebanyak 19 kasus. Jika ditotal jumlah positif COVID-19 di Solo sebanyak 440 kasus.
Ahyani mengatakan, tingginya penambahan kasus COVID-19 ini menjadi indikasi gelombang kedua kasus positif COVID-19. Ia memperkirakan jumlah kasus akan semakin bertambah lantaran masih banyak spesimen dari hasil tracing kasus sebelum yang belum keluar hasilnya. Bahkan lonjakan kasus tersebut menyebar di seluruh kelurahan di Kota Solo.
"Tambahan 19 kasus tersebut, perinciannya, 6 orang dari hasil tracing kasus sebelumnya, 10 orang dari swab mandiri, dan 3 sisanya dari pasien suspek yang naik kelas jadi kasus konfirmasi," jelasnya.
3. Batasi kegiatan OPD
Lebih lanjut, Ahyani mengatakan kembali melakukan pembatasan hingga larangan untuk mengelar kegiatan di beberapa Orgasasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemkot Solo. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi meledaknya kasus COVID-19 di Kota Solo.
"Kalau gak ada gerakan massal pembatasan diri ya semakin mledos (meledak.red), dan mulai menjaga," pungkasnya.
Sementara itu, data per Kamis (3/9/20), terdapat penambahan jumlah pasien positif COVID-19 baru di Kota Solo. Penambahan sebanyak 19 kasus baru, maka jumlah akumulatif positif COVID-19 di Kota Solo menjadi 449 orang. Dari jumlah tersebut, yang sudah sembuh sebanyak 332 orang.
Selanjutnya, yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 52 orang, menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 37 orang, dan meninggal dunia sebanyak 19 orang. Sedangkan jumlah suspect yang menjalani perawatan sebanyak 20 orang, isolasi mandiri sebanyak 3 orang, dan meninggal dunia sebanyak 51 orang.
Baca Juga: Dalam Sehari Jumlah Positif COVID-19 di Solo Bertambah 18 Orang