Surakarta, IDN Times - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Solo mewisuda 1.879 wisudawan di acara wisuda periode IV tahun akademik 2022/2023. Dari jumlah tersebut, sebanyak 50 persen lebih berhasil cumlaude.
Cumlaude atau kehormatan diberikan kepada mahasiswa yang berhasil menyelesaikan masa studinya dengan nilai IPK dari rentang 3,5--3,7.
Rektor UMS, Prof Sofyan Anif kepada para wisudawan di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS Solo mengatakan, dari jumlah total 1.879 wisudawan tersebut sebanyak 948 atau 50,45 persen di antaranya lulus dengan predikat cumlaude.
Tak hanya itu, ada tiga mahasiswa asing yang turut diwisuda yakni 2 dari Thailand dan 1 dari Mesir.
"Wisuda bukan akhir dari perjalanan dan pembelajaran. Setelah ini akan masuk dunia kerja dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di UMS," jelasnya Sabtu (24/6/2023).
Rektor juga berpesan kepada wisudawan untuk senantiasa menyebarkan kebaikan tanpa membedakan suku agama dan antargolongan.
"Wisudawan harus menjadi alumni yang tangguh dalam menghadapi problematika," ungkapnya.
Wakil Rektor I UMS, Prof Harun Joko Prayitno mengatakan dari 1.879 wisudawan sebanyak 1.800 lulusan S1 dan 79 wisudawan S2. Wisudawan yang lulus dalam jalur OBE atau tanpa skripsi 816 wisudawan.
"Hngga pewisudaan periode III Tahun 2022/2023 kali ini menurut data yang tercatat di Biro Administrasi Akademik, UMS telah meluluskan sebanyak 159.619 wisudawan dari Program Diploma III (D3), Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktor (S3) sejak UMS didirikan," paparnya.
Mulai dari periode I--IV untuk tahun akademik 2022/2023, total ada 7.226 yang diwisuda.
"Yang paling banyak adalah di periode 3 yang dilaksanakan selama dua hari, karena jumlanya lebih dari 2.000 wisudawan," katanya.
Sementara itu, salah satu wisudawan lulusan S2, Muhammad Fathin Habibullah senang dan bersyukur bisa lulus S2 magister Ilmu Hukum UMS.
"Bersyukur karena ini adalah satu amanah dan juga doa dari kedua orang tua saya. Tentunya mudah-mudahan ke depan bisa menjadi penunjang karir profesi saya sebagai advokat dan kurator," ujar Putra dari Ustaz Sukina tersebut.
Melalui tesisnya yang berjudul "Kepailitan sebagai Alternatif Pengelolaan Benda Sitaan Guna Mengembalikan Kerugian Korban Tindak Pidana, Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 3096 K/Pid.Sus/2018 (Kasus First Travel)", pihaknya berharap bisa dimanfaatkan.
"Serta memberikan nilai lebih sebagai kompetensi, menambah pengalaman keilmuwan dan bisa diterapkan ke depannya," pungkasnya.