Dahlan Iskan Terpukau Agama Sikh di Thailand: Umatnya Diajarkan Kebaikan

06 Apr 2022, 13:50 WIB

Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan saat berada di UIN Walisongo Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Semarang, IDN Times - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan terkesima dengan sistem ajaran agama baru yang sedang berkembang pesat di Thailand. Menurutnya, agama baru tersebut justru mengajarkan hal yang tak lazim bagi umatnya.

"Agama itu sangat berkembang pesat di Thailand dan nama agama tersebut disebut Sikh. Terus terang saya tertarik dengan agama baru tersebut. Karena saat saya ketemu dengan pemimpinnya, saya mendapat informasi bahwa agama itu melarang umatnya membangun rumah ibadah. Selain itu, umatnya juga dilarang melakukan ritual ibadah," kata Dahlan saat memberikan orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-52 UIN Walisongo Semarang, Rabu (6/4/2022).

1. Agama Sikh mengajarkan umatnya berbuat baik dan berkah

Dahlan Iskan tampak berjalan bersama rombongan pejabat UIN Walisongo usai acara Dies Natalis di Auditorium Kampus III UIN Walisongo Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Ia berkata, memang ada benarnya dengan ajaran yang diterapkan pada agama Sikh. Mantan Dirut PLN itu menilai, sebuah rumah ibadah yang dibangun makin besar dan mewah malah menimbulkan rasa iri dan dengki pada umatnya.

Sedangkan dalam ajaran Sikh, katanya, seorang mahaguru mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa berbuat kebaikan dan menyebarluaskan pesan-pesan moral yang positif agar mendapatkan keberkahan.

"Jika rumah ibadah semakin besar dan kian megah, yang ada bisa menimbulkan perlombaan dan mungkin ada yang disebut iri dan dengki. Apakah iri dalam hal fastabiqul qoirot atau iri dalam hal bersaing ego. Ternyata agama baru yang ada di Thailand hanya mengajarkan kebaikan. Kemudian saya tanya, lantas ibadahnya kayak apa. Sang guru besar bilang ibadahnya cukup berbuat baik dan mendukung perilaku untuk berbuat berkah. Maka saya lihat di literatur bahwa agama mustinya ya seperi itu," tuturnya.

2. Aktivis Islam menunjukkan perilaku yang beradaptasi dengan ilmu modern

Logo Himpunan Mahasiswa Islam (komsas-malang.hmi.or.id)

Ia menyampaikan bahwa dengan munculnya sejumlah agama baru di dunia membuat tantangan umat Islam menjadi semakin berat.

Para aktivis Islam perlu menunjukan sikap moderasi dalam beragama sehingga bisa beradaptasi dengan ilmu-ilmu modern dengan ajaran kehidupan manusia.

Ia pun menyarankan kepada UIN Walisongo Semarang untuk segera berbenah untuk menghadapi masa depan yang tambah berat.

3. UIN Walisongo diminta bikin sebuah lompatan kebijakan

galery

Sebagai kampus Islam, UIN Walisongo perlu mengadopsi ilmu dari para profesor lulusan kampus lainnya agar pendidikan yang diberikan kepada mahasiswa bisa semakin maju.

"Maka dari itu, bagi universitas Islam seperti UIN Walisongo saat ini banyak tantangan terutama aturan yang harus ditaati. Karena kalau tidak hati-hati, paling enteng bisa dianggap bid'ah dan kafir. Sebagai universitas negeri musti ada cara untuk meloncat yang paling liberal. Yaitu mentransfer profesor hebat dari lembaga dan universitas lain agar pindah ke UIN Walisongo, salah satunya bisa dengan memberikan gaji yang besar," urainya.

4. Rektor UIN Walisongo janji tingkatkan kualitas para dosen

Rektor UIN Walisongo Semarang Prof Imam Taufiq saat berfoto bersama dalam acara Dies Natalis ke-52. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Sementara, Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof Imam Taufiq menyatakan, kampusnya kini terus berusaha mengafirmasi untuk memperbanyak dosen-dosen di tiap fakultas. Per Mareti 2022, sudah ada sekitar 225 dosen di UIN Walisongo.

Imam berharap dalam waktu dua atau tiga tahun ke depan jumlah dosennya dapat diperbanyak seiring dengan adanya peningkatan kualitas mutu kuliah di dalam kelas.

"Kita akan tetap meningkatkan kualitas para dosen agar mendapatkan prestasi yang lebih baik dan bisa menambah standar mutu bagi kampus," katanya.