Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Diterjang Cuaca Ekstrem, 13 Titik Longsor Terjadi di Banyumas

idntimes.com
Cuaca ekstrem yang terjadi di Desa Melung sejak sore akibatkan tanah longsor, Minggu malam (3/8/2025).(IDN Times/Foto : Kusworo)
Intinya sih...
  • BPBD Banyumas siaga dan pantau melalui RONWASNA
  • Alih fungsi lahan jadi sorotan pegiat lingkungan
  • Rincian daerah terdampak longsor versi BPBD Banyumas

Banyumas, IDN Times - Hujan deras yang mengguyur wilayah Banyumas sejak pukul 15.00 WIB, Minggu (3/8/2025), memicu serangkaian bencana hidrometeorologi di Kecamatan Kedungbanteng dan sekitarnya. Hingga pukul 20.30 WIB, tercatat 13 titik longsor dan banjir terjadi di beberapa desa berdasarkan data sementara dari Pusdalops BPBD Banyumas.

Laporan bencana tersebut diterima melalui Aplikasi RONWASNA, sebuah sistem pelaporan real time yang digunakan oleh BPBD Banyumas dan langsung direspons dengan pengiriman tim gabungan serta relawan ke lokasi terdampak.

1. BPBD: Kami siaga, pantau melalui RONWASNA

idntimes.com
Aplikasi Ronwasna yang diklaim sebagai pemantau cuaca dan laporan masyarakat secara terus menerus oleh BPBD Banyumas.(IDN Times/Tangkapan layar@BPBDBanyumas)

Dalam siaran tertulis, Pusdalops PB BPBD Banyumas menyebut bahwa pihaknya melakukan pemantauan intensif dan merespons cepat laporan yang masuk.

"Kami memantau cuaca dan laporan masyarakat secara terus menerus. Penanganan juga langsung dilakukan bersama relawan di lapangan,"ujarnya.

Ia mengimbau warga, terutama yang tinggal di area perbukitan atau dekat sungai, untuk selalu waspada karena hujan masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan.

BPBD juga mengajak semua elemen, mulai dari pemerintah desa, relawan, hingga komunitas lokal, untuk memperkuat kesiapsiagaan dan edukasi mitigasi bencana. Salah satu upaya yang ditekankan adalah penghijauan kembali lahan lahan kritis di lereng pegunungan.

2. Alih fungsi lahan jadi sorotan

idntimes.com
Pegiat lingkungan Eddy Wahono yang selalu mengamati isu lingkungan di Banyumas.(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Pegiat lingkungan, Eddy Wahono, menilai bahwa longsor di wilayah lereng Gunung Slamet tak bisa dilepaskan dari kondisi alih fungsi lahan dan deforestasi yang masif.

"Rekahan tanah akibat panas kemarau dan minimnya akar pohon membuat tanah rentan. Ketika hujan deras turun, air mengisi rekahan itu dan memicu longsoran,"jelasnya kepada IDN Times.

Eddy juga mengingatkan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan pemanfaatan lahan, khususnya di wilayah-wilayah rawan bencana.

3. Rincian daerah terdampak longsor versi BPBD Banyumas

idntimes.com
Salah satu longsor yang terjadi di Kecamatan Kedungbanteng pada malam hari, Minggu (3/8/2025).(IDN Times/Foto : Kusworo)

Salah satu titik longsor yang sudah ditangani terjadi di Desa Kutasari, Kecamatan Baturraden, tepatnya di RT 02 RW 01. Tim BPBD bersama relawan telah melakukan penanganan darurat dan kaji cepat di lokasi tersebut.

Sementara itu, wilayah Kecamatan Kedungbanteng menjadi fokus utama bencana, dengan 12 laporan longsor tersebar di empat desa. Berikut rincian lokasi terdampak:

Desa Melung

Longsor di dekat Balai Desa Melung

Longsor dekat PLTA Ketenger

Longsor di RT 02 RW 04 (rumah tertimpa pohon)

Longsor di RT 04 RW 01

Desa Kalisalak

RT 02 RW 02

RT 03 RW 01 (menutup jalan desa)

RT 04 RW 01 (pondasi rumah longsor ke jalan kabupaten)

RT 06 RW 01

Desa Kutaliman

RT 02 RW 06

RT 04 RW 07 (tembok rumah dan kendaraan roda dua terbawa longsor)

Desa Windujaya

RT 01 RW 01 (material longsor menabrak rumah hingga dinding jebol)

Satu titik longsor menutup jalan desa (sudah ditangani warga).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us