Semarang, IDN Times - Sejumlah gambar porno yang selama ini menghiasi dinding rumah-rumah karaoke di Resos Argorejo atau Lokalisasi Sunan Kuning, mulai dihapus. Penghapusan dilakukan tiga hari sebagai upaya mempersiapkan proses penutupan lokalisasi terbesar di Jawa Tengah tersebut.
Dari pantauan di lokalisasi tersebut, IDN Times mendapati suasana cukup lengang, pada Senin (22/7) pagi. Nyaris tak ada aktivitas mencolok di rumah-rumah bordil maupun tempat karaoke di lokasi itu.
Petugas Satpol PP menyusuri satu per satu ruang karaoke. Beberapa ruangan terlihat tidak ada lagi gambar syur yang melekat pada dindingnya.
"Ini sudah tiga hari pemilik rumah-rumah karaoke maupun wisma untuk menghapus gambar porno yang ada di dalamnya. Kita pantau hari ini, hampir semuanya sudah bersih. Setiap penghuni membersihkannya sendiri," kata Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto kepada IDN Times.
Fajar mengatakan, terdapat ratusan rumah karaoke yang tersebar di Sunan Kuning. Jumlah pemandunya kurang lebih 125 orang. Ia menyatakan saat Sunan Kuning ditutup, petugasnya akan membongkar semua ruangan karaoke.
"Jadi rumah karaokenya tidak akan dibongkar, hanya ruangannya yang akan dibongkar. Sehingga suasana di kompleks ini akan berjalan lebih baik lagi," akunya.
Fajar mengungkapkan, jadwal penutupan Sunan Kuning saat ini masih menunggu pencairan dana tali asih dari Kementerian Sosial (Kemensos). Dari awal rencana menutup pada Agustus, ia memastikan semuanya baru beres pada November nanti.
"Kita rencanakan pertengahan Agustus Kemensos sudah mencairkan dana untuk uang saku para WTS. Ya maksimal November sudah kelar semua. Sehingga, saat digeser, mereka tetap nyaman biar tidak ada gejolak apapun," terangnya.
Sejumlah pejabat Kemensos paling lambat pekan ini akan turun ke Semarang untuk memvalidasi data penghuni Sunan Kuning. Pasalnya, selama ini database milik Ketua Resos dengan Dinas Sosial (Dinsos) berbeda jauh.
Jumlah WTS yang akan mendapatkan uang saku mencapai 475 orang. Di luar itu masih ada ratusan pemandu karaoke dan ribuan penghuni lainnya yang menjalankan roda bisnis dunia malam. Termasuk para mucikari, pemilik karaoke hingga operator karaoke.
"Dari Kemensos akan menganggarkan dana Rp5,5 juta bagi setiap WTS. Lalu kita juga mengupayakan dana Rp5 juta dari APBD Perubahan. Nantinya total setiap WTS menerima uang saku Rp10,5 juta," pungkasnya.