Kronologi Penyebab Trans Semarang Tabrak Perempuan Tewas di Klipang

- Hilang fokus saat berkendaraMenurut polisi, kecelakaan disebabkan oleh kurangnya fokus pengemudi yang sedang memutar balik kendaraan dan tidak melihat pejalan kaki.
- Minta maaf dan tanggung jawab penuhManajemen Trans Semarang meminta maaf atas kejadian tersebut dan bertanggung jawab sepenuhnya, termasuk biaya pemakaman dan tanggung jawab sosial.
- Evaluasi Internal: Dua Kecelakaan dalam SepekanTrans Semarang akan mengevaluasi keseluruhan operasional dengan mengundang operator mitra setelah terjadi dua kecelakaan dalam seminggu.
Semarang, IDN Times – Kecelakaan terjadi di Bundaran Blok Z, Jalan Klipang Raya, Semarang, Kamis (10/7/2025) pagi. Seorang berinisial Sulasmi (63) meninggal dunia di lokasi usai ditabrak mikrobus feeder Trans Semarang saat sedang menyeberang jalan.
Korban, yang merupakan warga Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, tertabrak saat hendak menyeberang dari arah barat ke timur, tepat di depan Masjid Al Fatah. Sulasmi mengalami luka berat pada perut, tangan, dan kaki, dan dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP). Jenazahnya kemudian dievakuasi ke RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang.
1. Hilang fokus saat berkendara

Menurut keterangan Kasubnit Gakkum Satlantas Polrestabes Semarang, Iptu Novita Chandra, insiden terjadi sekitar pukul 08.00 WIB. Kendaraan jenis Isuzu mikrobus merah tahun 2021 yang dikemudikan Wahyu S (26), warga Pringapus, Kabupaten Semarang, datang dari arah utara (Klipang Golf) menuju selatan.
“Saat hendak memutar balik di Bundaran Blok Z, diduga pengemudi kurang waspada dan tidak menyadari ada pejalan kaki yang sedang menyeberang,” katanya.
Berdasarkan hasil rekaman CCTV di armada, diketahui sesaat sebelum kejadian, sopir sempat meletakkan minuman di sisi kemudi setelah meneguk es teh. Aktivitas tersebut mengakibatkan fokusnya teralihkan dan tidak melihat keberadaan korban di depan kendaraan.
"Sepertinya fokus sopir berada di sisi kiri, padahal kondisi jalan sedang menikung," jelas Novita.
Polisi saat ini tengah menyelidiki kasus tersebut lebih lanjut, termasuk memeriksa sopir dan saksi mata yang berada di sekitar lokasi kejadian.
2. Minta maaf dan tanggung jawab penuh

Kepala Badan Layanan Umum (BLU) UPTD Trans Semarang, Haris Setyo Yunanto, menyampaikan permohonan maaf atas insiden tersebut dan menyatakan rasa duka cita mendalam kepada keluarga korban.
“Kami dari manajemen Trans Semarang menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Kami juga turut berbelasungkawa atas kejadian ini,” ucap Haris.
Ia mengonfirmasi, armada yang terlibat merupakan mikrobus feeder yang dioperasikan oleh mitra pihak ketiga. Meski demikian, ia menegaskan manajemen Trans Semarang tidak lepas tangan dan bertanggung jawab sepenuhnya atas apa yang terjadi.
“Mulai dari biaya pemakaman, pengurusan jenazah, hingga segala bentuk tanggung jawab sosial kami tanggung. Ini murni kelalaian di lapangan dan akan kami tindak tegas,” imbuhnya.
Sebagai tindak lanjut, manajemen langsung merekomendasikan pemutusan kontrak terhadap pramudi (sopir) kepada operator mitra. Selain itu, operator juga dikenai sanksi berupa pengurangan pembayaran operasional karena dianggap lalai dalam menjaga keselamatan.
3. Sudah 2 kecelakaan dalam sepekan

Yang mengejutkan, menurut Haris, peristiwa di Klipang tersebut bukan satu-satunya insiden dalam sepekan terakhir. Awal pekan lalu, sebuah kecelakaan serupa juga terjadi di wilayah Ungaran, Kabupaten Semarang. Keduanya disebabkan oleh dugaan kelalaian pramudi.
Menanggapi hal itu, Trans Semarang segera akan mengevaluasi menyeluruh dengan mengundang seluruh operator mitra.
“Kami menegaskan kembali pentingnya Standar Operasional Prosedur (SOP) keselamatan. Dalam waktu satu minggu, seluruh mitra diwajibkan melakukan sosialisasi ulang tentang manajemen keselamatan kerja,” tegas Haris.