MUI Jateng Minta Miftah Hati-hati: Orang yang Dilukai Tidak Memaafkan

Semarang, IDN Times - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah mengatakan kejadian yang dialami Miftah Maulana Habiburrahman yang mengolok-olok pedagang es teh saat tablig akbar seperti kata pepatah bahwa sepandai-pandainya tupai melompat pasti terjatuh juga.
1. MUI Jateng: Yang salah beliau sampai keluarkan kata-kata kasar

Ketua MUI Jateng, Ahmad Daroji menyarankan supaya Miftah berpikir dahulu sebelum melontarkan ucapan di depan publik. Karena ucapan yang spontanitas juga bisa menimbulkan kegaduhan.
"Sehingga ucapan pikir dahulu, sesal kemudian tidak berguna. Spontanitas biarpun Miftah pernah lupa juga. Maka yang salah beliau sampai mengeluarkan kata kasar kepada penjual es teh itu, bahkan viral seperti Miftah ini," ungkapnya, Kamis (5/12/2024).
2. Yang kita ucapkan itu proses berpikir

Lebih lanjut, ia pun menjelaskan bahwa manusia adalah tempat yang salah, dan tempat lupa. Dirinya menukil sabda Rasulullah dalam berprilaku dan berucap kata yang perlu disesuaikan dengan proses berpikir.
"Kata Nabi, berhati-hati itu berada di jalan Allah, kalau kita emosi itu di jalan setan. Jadi kita ini oleh Gusti Allah diparingi pikiran untuk berpikir apa yang akan kita lakukan, kita ucapkan itu proses berpikir," kata Daroji.
3. Kadang-kadang orang yang dilukai tidak memaafkan

Bagi Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan tersebut, pihaknya meminta lain kali sebaiknya berhati-hati dalam bertutur kata. Apalagi dalam sebuah forum pengajian yang dihadiri ribuan jamaah.
"Kepada Miftah bisa diambil pelajaran ke depan berhati-hati karena orang sulit melupakan kesalahan. Meski sudah minta maaf, tetapi apa yang diucapkan tidak bisa ditarik dari kehidupan kita," terangnya.
Kendati begitu, Darodji mengapresiasi langkah Miftah menyadari kesalahannya dan meminta maaf di forum umum. Dan juga memohon maaf kepada si penjual es teh yang diolok-olok.
Namun ia mengingatkan bahwa meski sudah meminta maaf akan tetapi kesalahannya tak serta merta bisa dimaafkan begitu saja.
"Tetapi bagaimana pun, apa yang sudah terjadi tidak bisa dihapus, sekali di udara tetap di udara. Itu bisa fatal kadang-kadang orang yang dilukai tidak memaafkan, hanya kesalahannya bisa dimaafkan," tutur Daroji.
Sebelumnya Miftah disorot di medsos lantaran beredar rekaman video yang memperlihatkan dirinya mengolok-olok penjual es teh.
Peristiwa itu terjadi saat dirinya menghadiri acara Magelang Bersholawat, sekitar dua pekan lalu. Miftah melontarkan candaan kasar kepada penjual es teh hingga menarik perhatian publik.