Perjalanan Kasus Qomar, Keluarga Menangis dan Berpelukan Usai Putusan

Qomar ditangkap polisi di rumahnya di Cirebon, Jawa Barat, Senin (24/6) malam. Dia diduga memalsukan surat keterangan lulus pasca sarjana S2 dan doktoral S3 untuk mendaftarkan diri dalam seleksi Rektor UMUS Brebes pada 2016 lalu.

Usai ditangkap dan menjalani pemeriksaan di Polres Brebes, Qomar tidak ditahan lantaran alasan kesehatan. Upaya penangguhan penahanan dari Tim penasehat hukum Qomar disetujui hingga kasus ini dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Brebes. Namun demikian, Qomar tetap dibebankan wajib lapor.

Belakangan diketahui, SKL yang digunakan Qomar adalah palsu, setelah pihak UMUS melakukan konfirmasi ke Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tempat Qomar menempuh program doktoral.

Persidangan Qomar berlangsung tertib tanpa adanya intruksi dari para pihak. Dalam amar putusan tersebut, hakim menyatakan terdakwa pelawak Nurul Qomar telah terbukti bersalah melanggar Pasal 263 ayat 2 tetang pemalsuan surat dengan menjatuhkan vonis satu tahun lima bulan penjara.

Majelis hakim sependapat dengan tutuntan Jaksa Penuntut Umum (JPU) saat menjatuhkan vonis yang lebih ringan dari tuntutan sebelumnya, tiga tahun penjara. Hal ini terjadi, karena pertimbangan beberapa hal, diantaranya terdakwa memiliki tanggungan keluarga dan sudah berusia lanjut.

Selain ditemani oleh tim kuasa hukum dan pihak keluarga, hadir dalam persidangan terdakwa pelawak Nurul Qomar sejumlah komedian kondang. Tak terkecuali personel empat sekawan, Ginanjar Soekmana dan Eman.

Dalam sidang putusan yang dipimpin Hakim Ketua Sri Sulastuti, nampak tak hadir Derry Sudarisman. Menurut Ginanjar, Derry tak bisa ikut ke Brebes karena sesuatu hal yang tidak bisa ditinggalkan.

Suasana haru pecah usai pembacaan vonis, sejumlah sahabat termasuk sejumlah pelawak serta istri Qomar saling berpelukan dan menangis haru. Qomar mengaku mengormati vonis hakim, meski menurutnya ia tak pernah memalsukan Surat Keterangan Lulus.

Qomar tetap merasa bersyukur, karena selama proses banding, masih bisa melakukan aktivitas normal seperti biasa. Seperti mengisi pengajian, melawak hingga syuting sinetron.

“Saya menghormati, tapi saya tidak sependapat. Oleh karenanya, kami naik banding. Selama proses itu, saya tidak ditahan,” tegasnya kepada sejumlah media.

Menanggapi vonis ringan yang dijatuhkan kepada pelawak Nurul Komar, Ketua Yayasan Muhadi Setiabudi sebagi pelapor mengaku tidak puas atas putusan hakim yang lebih ringan dari jaksa penuntut umum. Karena ia bersama civitas akademika Universitas Muhadi Setiabudi merasa dirugikan atas kasus pemalsuan surat tersebut. Namun pihaknya menghormati vonis hakim kepada terdakwa.