Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kondisi sapi milik peternak di Jateng yang terjangkit Lumpy Skin Diseases (LSD). (dok. Tim URC Disnak Keswan Jateng)

Semarang, IDN Times - Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Jawa Tengah memperbolehkan warga untuk mengonsumsi daging sapi kurban yang terkena virus Lumpy Skin Disease (LSD). Menurut Kepala Disnak Keswan Jateng, Agus Wariyanto, jika ada sapi kurban yang terkena virus LSD tetap diperbolehkan disembelih asalkan kondisi penyakitnya tidak parah. 

“Kalau ada ternak sapi yang dikurbankan terus dia kena penyakit LSD, itu masih sah dipotong. Jadi kalau hanya sepintas saja sakitnya ya tetap sah-sah saja. Gak apa-apa kok. Yang boleh dipotong yaitu sapi yang kena gejala LSD ringan atau yang belum borokan dan tidak bopeng," ujar Agus kepada IDN Times, Senin (25/6/2023). 

1. Jeroan sapi harus direbus

potret jeroan sapi(instagram.com/chinnana.frozenfood)

Agus mengatakan untuk menjaga kesehatan, sebaiknya warga harus berhati-hati saat mengonsumsi daging sapi yang terkena LSD.

Ia mengingatkan sebelum dikonsumsi, jeroan sapi perlu direbus agar tidak mudah membusuk sekaligus memudahkan saat proses pembagian kepada warga kurang mampu. 

2. Jateng masih surplus sapi kurban

Panitia kurban Masjid Ash Siddiq Perumahan Pasadena Semarang melakukan penyembelihan hewan kurban saat Hari IdulAdha 1443 Hijriyah, Minggu (10/7/2022). (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Lebih jauh lagi, katanya Jawa Tengah selama ini menjadi salah satu pusat penghasil sapi di Indonesia. Berdasarkan pengakuannya, Jawa Tengah juga masih surplus populasi sapi. 

Untuk kebutuhan perayaan Idul Adha nanti, Jawa Tengah memiliki ketersediaan sapi sebanyak 400.000 ekor. Sedangkan kebutuhan pasar yaitu 380.000 ekor. 

Tercatat untuk sentra penghasil sapi di Kabupaten Blora memiliki populasi sapi sebanyak 240 ribu ekor, di Kabupaten Grobogan memiliki populasi sapi 210 ribu ekor, di Kabupaten Wonogiri 170 ribu ekor, Kabupaten Rembang memiliki populasi 150 ribu ekor sapi serta Kabupaten Pati memiliki populasi sapi 110 ribu. 

“Jadi wilayah kita masih ada kelebihan atau surplus 20 ribu ekor. Karena Jateng merupakan daerah surplus penghasil sapi, makanya untuk Idul Adha besok banyak pesanan dari luar provinsi,” ujar Agus. 

3. Pasok sapi kurban ke Kalteng dan Jabodetabek

Ilustrasi sapi berjenis limosin yang nantinya akan di kurbankan oleh Presiden RI (IDN Times/ Bambang Suhandoko)

Ia menjelaskan permintaan sapi kurban paling banyak datang dari Jabodetabek dan Kalteng. Pihaknya mulai sepekan kemarin telah mengirimkan sapi jenis PO, sapi Brebes dan sapi limosin untuk memenuhi kebutuhan wilayah Jabodetabek dan Kalteng. 

"Kalau warga Kalteng sering pesan ke Jateng jenis sapi PO, sapi Brebes sama limosin. Wilayah kita memang banyak diserbu provinsi lain karena harga sapinya murah berkisar Rp55 juta sampai Rp70 juta per ekor. Dan pasokannya juga melimpah. Permintaannya mulai meningkat H-7," terangnya. 

4. Istana kepresidenan ikut pesan 10 sapi kurban

ilustrasi hewan kurban (ANTARA FOTO/Makna Zaezar)

Tak cuma itu saja, katanya, pihak Istana Kepresidenan juga memesan 10 sapi kurban dari Jawa Tengah. Sapi kurban yang dipesan rata-rata seberat 1 ton. 

"Kita juga layani pesan dari istana kepresidenan ada 10 ekor sapi untuk keperluan kurban. Beratnya rata-rata 1 ton," jelasnya. 

Guna memastikan kesehatan pada hewan ternak, Agus telah memerintahkan tim medis untuk menjaga keamanan pada lalu lintas pengiriman sapi di perbatasan Jatim dan Jabar. Mulai H-7 sudah diterjunkan petugas untuk memeriksa anti mortem.

Pihaknya memperketat pengawasan di 10 pos pemantau perbatasan dengan rutin mengecek SKKH dari daerah asal hewan kurban. “Hewan kurban yang masuk ke Jateng mayoritas jenisnya sapi Madura,” pungkasnya. 

Editorial Team