TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Menarik Chinese Lantern, Apakah Buahnya Bisa Dimakan? 

Chinese lantern dijadikan sebagai hiasan musiman

Chinese lantern (pixabay.com/Wal 172619)

Intinya Sih...

  • Tanaman Chinese lantern berasal dari famili Solanaceae dan memiliki nama ilmiah Physalis alkekengi.
  • Buahnya berwarna oranye hingga merah seperti lampion, tapi mengandung racun solanine yang fatal jika dikonsumsi dalam jumlah kecil.
  • Chinese lantern digunakan sebagai tanaman hias, bahan kerajinan, dan memiliki sifat anti-inflamasi serta diuretik.

Chinese lantern berada dalam famili Solanaceae, di dalamnya juga ada tomat, terong dan merica. Tanaman ini juga dikenal sebagai winter cherry, ground cherry dan memiliki nama ilmiah Physalis alkekengi. Karena dikategorikan sebagai tanaman tahunan, kamu bisa melihatnya setiap tahun dan biasanya mekar saat musim panas dengan bunga berwarna putih.

Chinese lantern bisa kamu jadikan sebagai tanaman hias di tamanmu, bahkan bisa ditempatkan dalam pot. Tanaman ini juga bisa menderita berbagai penyakit jamur dan berbagai bakteri sehingga bisa menyebarkannya juga. Selain bunga, chinese lantern juga punya buah, tapi apakah buahnya bisa dimakan? Temukan jawabannya pada penjelasan berikut ini.

1. Wilayah penyebaran chinese lantern

Penyebaran chinese lantern sangat luas, tanaman ini berasal dari Asia dan Eropa. Chinese lantern banyak menarik perhatian karena bentuknya dan warna buahnya yang berwarna oranye hingga merah seperti lampion. Biasanya berbuah pada akhir musim panas dan musim gugur. Forestry menginformasikan bahwa tidak hanya buahnya, warna hijau daunnya tampak subur dan bunga putihnya juga menawan.

2. Apakah buahnya bisa dimakan?

Warna buahnya memang tampak menggoda, sayangnya itu tidak bisa dikonsumsi. Buahnya mengandung solanine, sebuah racun glycoalkaloid yang menyebabkan keracunan pada manusia dan hewan jika dikonsumsi dalam jumlah kecil, bahkan bisa berakibat fatal. Melansir The Spruce, tidak sama seperti tomatillo, kulit kertas dari tanaman ini berubah menjadi oranye terang saat buahnya matang sehingga bisa membantumu mengidentifikasinya.

Sumber lain dari laman Better Homes and Gardens menjelaskan bahwa sebagian besar dari bagian tanaman chinese lantern beracun, tapi buah yang sudah matang bisa dikonsumi. Itu hanya jika buahnya sangat matang hingga jatuh dari pohonnya, tapi cobalah untuk menghindarinya.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Tanaman Hias yang Bikin Hunian Wangi Alami

3. Banyak digunakan sebagai hiasan dan bahan kerajinan tangan

Selain sebagai penghias tamanmu yang indah, chinese lantern juga banyak digunakan sebagai hiasan dan bahan kerajinan, lho. Chinese lantern kering biasanya dijadikan sebagai pilihan dekorasi musiman seperti musim gugur dan halloween. Pembuat kerajinan tangan juga menggunakan chinese lantern dalam karyanya dengan cara yang sangat kreatif.

4. Apa yang perlu diperhatikan saat merawat chinese lantern sebagai tanaman hias?

Jika kamu tertarik untuk menanam chinese lantern sebagai tanaman hias, itu sangat mudah dirawat. Tanaman ini bisa bertahan hidup jika mendapatkan akses sinar matahari langsung secara keseluruhan. Chinese lantern menyukai tanah yang drainasenya baik dengan pH berkisar antara 6,6 hingga 7,3. Tanah yang banyak bahan organiknya bisa membuat tanamanmu lebih subur.

Walaupun chinese lantern suka tanah yang selalu lembab, cobalah untuk tidak menyiramnya secara berlebihan sebab itu akan membuat akarnya membusuk. Tanaman ini menyukai suhu siang hari sekitar 70 derajat fahrenheit dan suhu malam hari tidak berada di bawah 55 derajat fahrenheit. Ingatlah untuk tidak memangkasnya saat sedang mekar, dilansir Better Homes and Gardens.

Verified Writer

Nur Aulia Safira

Grow in silence

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya