3 Alasan Mengapa Siput Berjalan Lambat tapi Santai Gak Terburu-buru
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagian besar di antara kalian tentu mengenal hewan bernama siput atau keong. Binatang dari kelompok moluska ini dijuluki sebagai salah satu hewan yang jalannya paling lambat. Escargot World melansir, kecepatan rata-rata siput adalah 0,28 cm per detik.
Namun pernahkah kamu berpikir kenapa siput berjalan dengan sangat lambat?
Daripada penasaran, langsung disimak saja penjelasannya dari laman How stuff Works dan Maine News Online berikut ini!
1. Cara siput bergerak
Cara siput bergerak adalah dengan menggunakan "kaki perut". Yang dimaksud "kaki perut" pada siput adalah kumpulan otot yang membentang di sepanjang bagian bawah tubuh siput dan ditutupi lendir yang lengket.
Saat otot berkontraksi, ia akan berdenyut, mengirimkan gelombang yang menimbulkan cairan yang licin. Hal ini
memungkinkan siput dapat meluncur di atas tanah atau memanjat tanaman.
Keunikan cara siput bergerak ini, membuat kecepatannya sangat lambat. Pasalnya, karena gerakannya dibatasi oleh jumlah kontraksi kaki dan lendir yang mereka hasilkan.
Baca Juga: 5 Fakta Sitatunga, Penghuni Rawa yang Pandai Berenang
2. Makanan siput
Editor’s picks
Bagi sebagian besar hewan, mereka harus bergerak cepat untuk menangkap mangsanya. Namun hal ini tidak berlaku untuk siput. Ia tidak perlu terburu-buru untuk mendapatkan makanannya.
Pasalnya, kebanyakan siput hanya memakan tumbuhan, hewan laut atau bahan yang membusuk. Contohnya bunga karang, yang tak perlu dikejar. Jadi, bagi siput, makan malam tidak akan kemana-mana. Ia tidak perlu bergerak cepat atau terburu-buru untuk mengejar makanannya.
3. Cara menghindar dari predator
Saat situasi darurat, siput gak perlu tergesa-gesa untuk menghindari musuh atau predator. Siput biasanya segera bersembunyi masuk ke dalam cangkangnya sampai pemangsanya pergi. Warna siput yang umumnya coklat atau abu-abu, dapat menyamar atau menyatu dengan lingkungan sekitar, sehingga predator tidak begitu memperhatikannya.
Di samping itu siput juga memiliki lapisan pelindung tambahan. Tubuh mereka ditutupi dengan lendir lengket yang melumasi gerakannya. Saking lengketnya, lendir ini bisa menyumbat mulut predator dan membuatnya sulit untuk dikunyah. Lendir tersebut menjadikannya bukan santapan yang lezat bagi sebagian predator.
Meski bertubuh kecil dan berjalan lambat, siput membantu menjaga kesehatan ekosistem dengan memakan materi yang membusuk. Jadi, jangan sepelekan siput, ya!
Baca Juga: 5 Hewan Endemik Kepulauan Kanari, Keajaiban Hayati di Lautan Atlantik
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.