Stadion Jatidiri Semarang Mangkrak, Ini Penjelasan CEO PSIS Semarang

Prihatin dengan banyaknya suporter yang mengalami kecelakaan

Semarang, IDN Times - Pembangunan Stadion Jatidiri Semarang hingga pertengahan 2019 ini belum kunjung selesai. Kondisi tersebut mempengaruhi performa PSIS Semarang karena stadion yang berada di kawasan Jatingaleh Semarang itu tidak bisa dijadikan sebagai kandang atau homebase selama bertanding di Liga 1 2019.

Mereka terpaksa harus bertuan rumah di Stadion Moch Subroto, Magelang, Jawa Tengah hingga 2020.

1. Keinginan PSIS Semarang kembali ke markas asli

Stadion Jatidiri Semarang Mangkrak, Ini Penjelasan CEO PSIS SemarangIDN Times/Ardiansyah Fajar

Jauhnya lokasi menuju stadion dikeluhkan para suporter PSIS Semarang. Dari penelurusan IDN Times, jarak kota Semarang menuju Stadion Moch Subroto mencapai 76,2 kilometer. Mereka harus menempuh waktu perjalanan sekitar 2 jam menggunakan mobil, untuk sampai di lokasi.

Namun, tidak sedikit suporter yang memaksa menggunakan sepeda motor, kemudian mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan lantaran mengantuk atau kelelahan.

CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi yang mendapatkan kabar adanya kecelakaan yang dialami suporter saat laga kontra Barito Putera, Minggu, 30 Juni 2019 lalu, merasa iba. Lewat akun pribadinya, ia mengungkapkan isi hatinya.

"Sedih terus mendengar kabar kecelakaan keluarga besar PSIS akibat perjalanan jauh Semarang-Magelang. Memang berat perjuangan mendukung klub kesayangan (PSIS Semarang) yang sedang musafir. Ini tahun kedua kita berjuang jauh dari rumah," ungkap Yoyok Sukawi dikutip IDN Times dari akun sosial media pribadinya, Selasa (2/7).

Baca Juga: Lagi, PSIS Semarang Layangkan Surat Protes Kepemimpinan Wasit

2. Pembangunannya melalui lelang setiap tahun

Stadion Jatidiri Semarang Mangkrak, Ini Penjelasan CEO PSIS Semarangfacebook.com/Yoyok.sukawi

Lebih lanjut, Yoyok angkat bicara, terkait belum rampungnya pembangunan Stadion Jatidiri. Menurutnya, renovasi struktur Stadion Jatidiri akan selesai fungsional pada akhir tahun 2019. Saat ini progres pembangunan baru mencapai 85 persen, meskipun tidak ada keterlambatan atau halangan apapun.

Saat ditanya proses pembangunannya yang lebih lama dari Stadion Manahan Surakarta, Yoyok menyatakan bahwa Manahan merupakan stadion milik pemerintah pusat, sehingga kewenangannya lebih luas dan bisa membangun dengan cara multi years atau tanpa jeda.

Sementara Stadion Jatidiri adalah milik pemerintah provinsi Jawa Tengah dan pembangunan renovasinya dibiayai 100 persen dari APBD Jateng. Anggaran untuk renovasi tersebut mencapai Rp1 triliun.

"Karena lewat APBD Jateng, maka pembangunannya harus melalui tahapan lelang setiap tahun. Tahun 2017-2018-2019-2020. Memang aturannya seperti itu," ungkap Yoyok yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi E DPRD Jawa Tengah.

Yoyok juga menampik apabila Stadion Jatidiri mangkrak pembangunannya. Meski demikian, ia memastikan bahwa PSIS Semarang sudah bisa kembali menggunakan Jatidiri sebagai markas atau homebase pada 2020 mendatang.

3. Suporter Panser Biru geregetan

Stadion Jatidiri Semarang Mangkrak, Ini Penjelasan CEO PSIS SemarangTwitter.com/@psisfcofficial

Sementara itu, salah satu suporter PSIS Semarang, Panser Biru, Aditya Pradana Putra saat dihubungi IDN Times menyatakan lambannya pembangunan Stadion Jatidiri membuat ia dan sejumlah suporter lainnya geram. Sebab selama ini basis suporter PSIS Semarang, baik SNEX maupun Panser Biru berada di Semarang dan sekitarnya.

Selain itu ditambah kabar akan selesainya pembangunan stadion di Solo dan Yogyakarta, yang notabene proses mulainya pembangunan terlambat dari Stadion Jatidiri.

"Geregetan pengin bisa kembali ke kandang, yang jaraknya lebih mudah dijangkau oleh basis terbesar suporter PSIS yang berada di Semarang dan sekitarnya. Mungkin yg kurang adalah sosialisasi tentang perkembangan proses pembangunan Jatidiri. Jadi tahu perkembangannya dan bisa dipantau," terangnya.

Baca Juga: [FOTO] Penampakan Terbaru Stadion Manahan Solo, Kayak di Luar Negeri

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya