Sejarah Kerajaan Kalingga di Jawa Tengah, Jaya Diperintah Ratu Shima

Raja Kerajaan Kalingga antara lain: Prabu Wasumurti, Prabu Wasugeni, Prabu Wasudewa, Prabu Kirathasingha, Prabu Kartikeyasingha, dan Ratu Shima.

Ratu Shima adalah seorang wanita yang sangat banyak terkenal melalui prasasti sebagai pemimpin yang memajukan kerajaan ini. Bahkan, banyak catatan Sejarah Kerajaan Kalingga membahas tentang hal tersebut.

Ratu Shima adalah pemimpin yang terkenal. Ia memiliki nama lain Dewi Wasuwari. Kemudian, sifatnya yang terpatri di data sejarah berupa patung atau prasasti yaitu ketegasan dan keadilan.

Kerajaan Kalingga berada di masa kejayaannya di bawah kekuasaan Ratu Shima. Kejayaan Kalingga ini terlihat dari berbagai sektor. Mulai dari sektor ekonomi. Kemudian ada juga pertanian. Mereka pun kuat pada sisi militer. Tak hanya itu mereka juga melakukan perdagangan. Bahkan agama yang mengalami kemajuan.

Kemajuan dari sektor ekonomi didukung dari adanya relasi perdagangan yang kuat dengan China. Karena terdapat juga pelabuhan yang dipakai untuk jalur pelayaran dengan negeri tirai bambu tersebut.

Kerajaan Kalingga mulai melemah setelah Ratu Shima wafat. Kemudian, keadaan terus menurun sampai terjadi serangan Kerajaan Sriwijaya. Tepatnya pada tahun 752 Masehi, akhirnya kerajaan tersebut benar­benar tinggal nama.

Karena Kerajaan Kalingga sudah tidak ada lagi, maka pemerintahan pun terbagi 2. Yaitu Kerajaan Keling yang diperkirakan ada di Magelang dan Kerajaan Medang atau Mataram Kuno. Dari Mataram Kuno inilah nanti lahir pemerintahan hingga saat ini, yaitu Yogyakarta.

Jejak Kerajaan Kalingga terlihat dari sejumlah peninggalan yang dimiliki dan juga dapat menjadi petunjuk Sejarah Kerajaan Kalingga. Berikut beberapa peninggalan Kerajaan Kalingga.

Silsilah keluarga Dapunta Syailendra sebagai tokoh pencetus Kerajaan Kalingga diabadikan dalam sebuah prasasti, yaitu Prasasti Sojomerto. Lokasinya yaitu di Desa Sojomerto, Jawa Tengah.

Dinamakan Candi Angin karena di bagian bangunan candi terdapat sebuah pusaran angin. Candi Angin terletak di Kecamatan Keling. Menurut sejarah, candi ini pernah menjadi tempat penyembahan.

Candi Bubrah terletak berdekatan dengan Candi Angin, yaitu berjarak sekitar kurang lebih 500 meter. Sehingga, Candi Bubrah diduga menjadi pintu utama atau gapura sebelum menuju Candi Angin yang berlokasi di Desa Tempur, Jepara.

Puncak Songolikur merupakan puncak tertinggi Gunung Muria. Banyak peninggalan Sejarah Kerajaan Kalingga di situs tersebut.

Sejarah Kerajaan Kalingga di atas tentunya dapat menjadi pelajaran bagi banyak orang. Termasuk pula untuk pada pecinta sejarah.

Apalagi anak­anak yang harusnya mengetahui bagaimana kehidupan kerajaan di masa lampau. Itulah yang harus dilakukan, yaitu dengan belajar mengapa sebuah sejarah kerajaan bisa runtuh dan menambah jiwa nasionalisme agar bisa mempertahankan kesatuan negara dari keruntuhan.