Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menara Masjid Kudus, Jawa Tengah. (IDN Times/Bandot Arywono)
Menara Masjid Kudus, Jawa Tengah. (IDN Times/Bandot Arywono)

Keragaman bahasa di bumi nusantara Indonesia memang terbilang ‘kaya’. Punya 718 bahasa, faktanya bahasa-bahasa di Indonesia masih memiliki dialek yang bervariasi antar daerah. Contohnya dalam dialek bahasa Jawa, tepatnya di daerah pesisir utara, ada subdialek Kudus yang terkenal dengan keunikannya.

Dialek bahasa Jawa Kudus terbilang unik, karena tidak menyerupai dialek daerah-daerah di sekitarnya, seperti Demak maupun Pati. Punya kekhasan, berikut ini 5 keunikan dialek bahasa Jawa Kudus yang perlu kamu simak untuk menambah wawasan nusantaramu.

1. Menggunakan kata 'ogak' dibandingkan 'ora'

Masjid Menara Kudus (shutterstock.com/FarisFitrianto)

Pada umumnya, kata ‘ora’ atau yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘tidak’ lebih banyak digunakan oleh orang-orang Jawa di berbagai daerah, termasuk Yogyakarta. Beda dari masyarakat di daerah lainnya, orang Kudus justru menggunakan kata ‘ogak’ ataupun ‘orak’.

Pengucapan kata ‘ogak’ ini dianggap sedikit lebih keras dan kasar, seperti bahasa Jawa Timuran, terutama bagi orang Jawa di daerah Yogyakarta ataupun Solo.

2. Sering menggunakan kata 'tah' untuk penekanan

Suasana di kompleks pemakaman Sunan Kudus. (IDN Times/Bandot Arywono)

Orang di luar suku Jawa tentunya lebih familiar dengan kata 'to' yang berarti 'sih' dalam bahasa Indonesia. Di Kudus, orang-orangnya tidak menggunakan kata 'to' untuk penekanan, melainkan menggunakan kata 'tah'.

Selain digunakan untuk penekanan ucapan, kata 'tah' ini juga bisa bermakna 'atau'. Contoh penggunaan kata 'tah' misalnya: "piye tah?" yang dalam bahasa Indonesia berarti "gimana sih?"

3. Mengganti bahasa Jawa dengan akhiran 'ih' dengan 'eh'

Ilustrasi masji di Kudus (pexels.com/Fajrul Islam)

Orang-orang Kudus memiliki kebiasaan mengganti akhiran 'ih' dalam kata bahasa Jawa dengan 'eh' di percakapan sehari-hari. Misalnya, kata 'putih' diubah menjadi 'puteh', kata 'sugih' yang dalam bahasa Indonesia berarti 'kaya' diubah menjadi 'sugeh', dan kata 'gurih' menjadi 'gureh'.

4. Kerap membuang suku kata pertama dalam percakapan sehari-hari

Wisata Religi Kudus (unsplash.com/nizar kauzar)

Kebiasaan unik lainnya yang dimiliki orang Kudus saat berbicara, yaitu sering membuang salah satu suku kata, terutama suku kata pertama sehingga pengucapan katanya terdengar lebih singkat.

Misalnya, huruf 'e' dalam kata 'Endi' yang bermakna 'dimana' dihilangkan saat dilafalkan, sehingga menjadi 'ndi'. Contoh lainnya, yaitu kata 'Ndue' yang berarti 'punya' diubah menjadi 'nde' saat diucapkan.

5. Ada kosakata khusus yang cuma dipakai orang Kudus

Rumah Adat Kudus (IDN Times/Aji)

Keunikan lainnya dari bahasa Jawa Kudus, yaitu adanya kosakata khas yang hanya dipakai oleh masyarakat lokal. Kosakata tersebut, di antaranya 'ndipek' atau dalam bahasa Jawa umumnya disebut 'ndisik' yang berarti duluan, 'bento' atau yang umumnya disebut 'edan' yang berarti gila, dan 'lapo' yang biasanya dalam bahasa Jawa umum disebut 'ngopo' yang bermakna 'kenapa'.

Itu dia 5 keunikan dialek Jawa khas orang Kudus, Jawa Tengah. Bahasa Jawa Kudus memang terbilang unik, karena dialeknya yang terkesan lebih keras dengan beberapa kosakata yang hanya digunakan antar sesama orang Kudus. Gimana? Pengetahuanmu tentang bahasa nusantara jadi makin kaya, bukan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team