Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Kosakata Kasar dalam Bahasa Jawa yang Harus Kamu Hindari 

ilustrasi berjalan (unplash.com/Annie Spratt)

Seperti yang telah kita ketahui bahwa dalam bahasa Jawa memiliki tingkatan yaitu, ngoko, madya, dan krama. Tingkatan tersebut memiliki fungsinya sendiri, jika ngoko untuk berkomunikasi dengan orang lebih muda atau setara.

Jika krama madya untuk orang lebih tua ataupun orang asing. Sedangkan, krama inggil untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua dan kedudukannya tinggi.

Untuk itu kita harus menerapkan tingkatan tersebut sesuai dengan lawan bicara. Sebab, apabila salah pengucapan bisa dianggap tidak memiliki sopan santun.

Namun, ada beberapa kata kasar dalam bahasa Jawa yang sebaiknya kamu hindari sekalipun itu bercanda. Karena kata kasar tersebut bisa saja menyakiti lawan bicaramu, lho. Untuk penjelasan lebih lanjut, simak ulasan di bawah ini.

1. Nguntal

ilustrasi makan bersama (freepik.com/tirachardz)

Kata pertama yang perlu kamu hindari adalah "nguntal". Dalam bahasa Jawa "nguntal" adalah makan atau menelan bulat-bulat.

Istilah ini cukup kasar sehingga jangan mengucapkannya jika mendapati orang yang sedang makan.

Sebutan kata "nguntal" ini dilarang apalagi dengan mereka yang lebih tua. Jadi, kata makan yang harus diterapkan adalah madhang, mangan, maem, atau pun dhahar.

2. Minggat

ilustrasi orang sedang berjalan (unplash.com/Nick Karvounis)

Istilah "minggat" merupakan salah satu kata kasar dalam bahasa Jawa yang memiliki arti pergi tanpa pamit.

Kata "minggat" ini sering dipakai untuk mengusir lawan bicara sehingga terkesan tidak ada rasa sopan ataupun hormat.

Untuk itu, pastikan jangan mengucapkan kata "minggat" kepada lawan bicara, ya. Lebih baik gunakan kata lunga, kesah, atau pun tindak.

3. Micek

ilustrasi tidur (pexels.com/Miriam Alonso)

Kata kasar selanjutnya adalah "micek", dalam bahasa Jawa berarti tidur. Kata "micek" sendiri berasal dari kata picek yang artinya tidak bisa melihat atau buta.

Jadi, apabila kamu ingin menyebut orang yang tidur jangan menggunakan istilah "micek". Ucapkan saja turu, tilem, atau sare.

4. Nyocot

ilustrasi mengobrol (pexels.com/PICHA Stock)

Dalam bahasa Jawa kata "nyocot" merupakan bicara atau banyak ngomong. Kata "nyocot" tidak sopan sehingga hindari kata tersebut jika bertemu dengan orang Jawa, ya.

Karena ada kata yang lebih pantas untuk diucapkan dengan makna yang sama, seperti omong atau ngendika.

5. Matamu

ilustrasi emosi (freepik.com/katemangostar)

Salah satu kata yang dilarang diucapkan kepada orang atau lawan bicara dalah “matamu’. Biasanya kata "matamu" ini digunakan sebagai bentuk umpatan atau makian.

Misalnya dalam kalimat ini "matane dinggo nek nunggang motor" (matanya dipakai kalau naik motor).

Selain itu, sangat tidak diperkenankan diucapkan kepada orang tua, seperti "matane bapak " (matanya bapak). Kata yang sopan untuk orang yang setara atau lebih tua adalah mripate, paningale.

Itulah kelima kata kasar yang sebaiknya kamu hindari jika berbicara dengan orang Jawa. Balik lagi perhatikan dan lihat siapa lawan bicara kamu, apakah setara atau lebih tua. Dengan begitu akan mudah untuk menyesuaikan kata apa yang akan kamu ucapkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us