5 Ungkapan Unik yang dimiliki oleh Bahasa Jawa

Baca dan ketahui maknanya, yuk! 

Ungkapan menurut KBBI adalah kelompok kata atau gabungan kata yang menyatakan makna khusus. Ungkapan digunakan untuk menyatakan atau menyampaikan sesuatu hal kepada orang lain.

Setiap daerah pastinya memiliki bentuk ungkapan masing-masing, misalnya saja di daerah Jawa.

Siapa sangka, ternyata bahasa Jawa memiliki banyak ungkapan yang mengandung makna yang beraneka ragam  loh, mulai dari pitutur atau nasihat bijak, teguran, tebak-tebakan hingga sindiran.

Lalu, apa saja sih bentuk-bentuk ungkapan yang dimiliki oleh bahasa Jawa? Simak ulasannya, yuk!

Baca Juga: 5 Kosakata Unik ala Anak Semarangan yang Harus Kamu Tahu

1. Paribasan  

5 Ungkapan Unik yang dimiliki oleh Bahasa JawaFreepik.com/gpointstudio

Paribasan atau dalam bahasa Indonesia berarti Peribahasa adalah kata-kata atau kalimat yang bersifat tetap, memiliki makna kiasan, dan tidak mengandung makna pengandaian.

Di dalam paribasan sendiri memiliki makna yang beragam, ada yang berupa nasihat, sindiran, atau teguran yang ditujukan kepada orang lain. Berikut adalah beberapa contoh paribasan : Becik ketitik ala ketara artinya perbuatan baik dan buruk pasti suatu saat akan terlihat.

Jer basuki mawa beya artinya setiap keinginan atau cita-cita pasti membutuhkan biaya. Keplok ora tombok artinya ikut merasakan kebahagiaan atau kesenangan tetapi tidak mengeluarkan uang.

Tentunya masih banyak sekali paribasan bahasa Jawa yang unik dan penuh makna. Tak jarang pula paribasan ini dipakai sebagai pedoman hidup masyarakat Jawa pada umumnya.

2. Bebasan  

5 Ungkapan Unik yang dimiliki oleh Bahasa JawaFreepik.com/luis_molinero

Sama halnya seperti paribasan, bebasan adalah suatu ungkapan dalam bahasa Jawa yang mempunyai arti kiasan, bersifat tetap, dan mengandung pengandaian.

Nah, perbedaannya dengan paribasan terletak pada pengandaian yang digunakan. Jadi, dalam pengandaian yang dipakai di bebasan ditujukan untuk keadaan atau sifat seseorang.

Misalnya, Ancik-ancik pucuking eri artinya hidupnya penuh dengan kehawatiran. Esuk dhele sore tempe artinya gampang berubah pikiran (tidak konsisten). Diwenehi ati, ngrogoh rempela artinya sudah diberi yang enak tetapi masih kurang puas dan meminta sesuatu yang lebih enak lagi.

Nah, kalau di bebasan ini lebih digunakan untuk menggambarkan sifat atau karakter seseorang dan juga kondisinya saat itu.

3. Saloka  

5 Ungkapan Unik yang dimiliki oleh Bahasa JawaFreepik.com/pressfoto

Saloka seperti halnya paribasan dan bebasan yang memiliki arti kiasan, bersifat  tetap, dan mengandung pengandaian. Namun, pengandaian yang digunakan dalam saloka adalah berupa hewan atau barang.

Misalnya, Dhemit ora ndulit, setan ora doyan artinya orang yang selalu diberi keselamatan serta tidak ada yang menganggu. Gajah ngidak rapah artinya orang besar yang melanggar aturannya sendiri.

Bathok bolu isi madu artinya orang rendahan tetapi kaya akan pengetahuan. Wah, makna yang terkandung dalam saloka ini unik banget, ya. Mungkin orang yang mendengar ungkapan-ungkapan itu bakalan penasaran akan maknanya.

4. Parikan  

5 Ungkapan Unik yang dimiliki oleh Bahasa JawaFreepik.com/tirachardz

Parikan merupakan pantun berbahasa Jawa yang terdiri dari dua atau empat baris kalimat.  Parikan memiliki makna yang beranekaragam, ada yang mengandung nasihat, humor, hingga cinta.

Jadi, parikan biasanya digunakan oleh masyarakat Jawa ketika mengobrol dalam berbagai situasi, mulai dari situasi santai hingga situasi serius. Berikut beberapa contoh parikan yang terdiri dari dua dan empat baris.

Tawon ngentup, sisih gulu (Lebah mengentup di bagian leher)

Pejabat korup, ojo ditiru (Pejabat yang korupsi jangan ditiru)

Ngasah arit, nganti landhep (Mengasah arit, sampai tajam)

Dadi murid, kudu sregep (Jadi murid, harus rajin)

Surakarta prenahe wetan (Surakarta terletak di timur)

Surabaya rame kuthane (Surabaya kotanya rame)

Aja padha kesed-kesedan (Jangan bermalas-malasan)

Lha yen kesed kapan pintere (Kalau malas kapan pinternya)

Parikan memang sama dengan pantun berbahasa Indonesia. Aturan pembuatannya pun sama. Perbedaannya hanya terletak pada bahasa yang digunakan.

5. Cangkriman  

5 Ungkapan Unik yang dimiliki oleh Bahasa JawaFreepik.com/drobotdean

Cangkriman merupakan tebak-tebakan dalam bahasa Jawa. Biasanya masyarakat Jawa sering menggunakan cangkriman ini dalam situasi santai. Jawaban dari cangkriman ini dapat berupa kepanjangan dari sebuah singkatan, arti dari kata-kata yang diplesetkan, kata yang mirip dengan gambaran suatu objek atau barang, dan tebakan kata yang disusun dalam dalam bentuk lagu Jawa. Berikut merupakan beberapa contoh cangkriman bahasa Jawa.

Pakboletos (tapak kebo ono lelene satus)

Artinya : Telapak kaki kerbau ada lelenya seratus

Wong ketiban duren bakal sugeh pari (Pari : paringisan amarga kelaran )

Artinya : Orang yang tertimpa durian jatuh akan paringisan (meringis) karena kesakitan

Dicokot bongkote sing kelong pucuke

Artinya : Digigit pangkalnya, yang berkurang ujungnya ( jawabannya rokok )

Nah, itu tadi adalah 5 ungkapan unik yang dimiliki oleh bahasa Jawa. Sangat beragam dan penuh makna sekali, ya.

Tak jarang jika ungkapan-ungkapan tersebut digunakan untuk pedoman hidup ataupun canda gurau oleh masyarakat Jawa karena keunikan kata-kata dan makna yang terkandung dibaliknya. Makin cinta aja nih sama bahasa Jawa!

Baca Juga: 10 Bunga Ini Punya Nama Tersendiri dalam Bahasa Jawa

Dian Nursita Photo Community Writer Dian Nursita

Seseorang yang gemar berbagi cerita lewat aksara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya