TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

2 UMKM di Jateng Ini Pilih Tidak Pakai Plastik Demi Sayangi Bumi 

Pemasaran produk dibantu Tokopedia

Semarang, IDN Times - Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan. Upaya itu dibuktikan oleh dua pelaku UMKM dari Jawa Tengah, yaitu Bukan Plastik dan Batik Mahkota Laweyan. 

Baca Juga: Transaksi UMKM Semarang di Tokopedia Meroket di Kuartal III 2021 

1. UMKM Bukan Plastik buat kantong plastik dari bahan organik

Produk UMKM Bukan Plastik di Semarang yang memproduksi kemasan plastik dari bahan organik. (dok. Tokopedia)

Bukan Plastik merupakan salah satu contoh UMKM asal Semarang yang menawarkan produk alternatif dari plastik sekali pakai. Produk Bukan Plastik ini menggunakan material organik yang ramah lingkungan khususnya untuk kantong belanja dan sedotan. Adapun, produk Bukan Plastik menggunakan ketela dan bambu sebagai bahan pengganti kantong plastik.

Berawal dari kegemaran membaca sejak kecil dan kesadaran akan pentingnya melestarikan bumi, Aisa Putri Wibowo mendirikan usaha Bukan Plastik pada April 2020. Ia mengajak masyarakat maupun pegiat usaha lain dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

‘’Dalam pembuatan kantong, kami menggunakan material saripati ketela yang mudah terurai di tanah dalam waktu 180 hari. Sedangkan, untuk pengganti sedotan kami memakai bambu yang dibuat secara manual,” ungkap Aisa.

2. Penjualan Bukan Plastik meningkat 10 kali lipat

Produk UMKM Bukan Plastik di Semarang yang memproduksi kemasan plastik dari bahan organik. (dok. Tokopedia)

Dalam pemasaran dan menjangkau konsumen lebih luas Aisa memanfaatkan marketplace salah satunya Tokopedia. Kehadiran platform digital ini tidak hanya memudahkan pemasaran tapi juga bisa mengajak lebih banyak masyarakat menggunakan produk yang lebih ramah lingkungan dan mengatasi perubahan iklim (climate change).

“Lewat Tokopedia, ribuan lembar kantong belanja Bukan Plastik terjual setiap bulannya dan penjualan kami meningkat hingga 10 kali lipat bahkan telah menjangkau wilayah Gorontalo,” tuturnya.

Satu lagi UMKM yang konsen pada kelestarian alam dan bumi adalah Batik Mahkota Laweyan. UMKM ini tidak hanya mengutamakan kualitas produk batik tapi juga pelestarian lingkungan.

3. Batik Mahkota Laweyan gunakan sistem IPAL saat produksi

Produk Batik Mahkota Laweyan di Solo memperhatikan kelestarian lingkungan dalam proses produksi batik. (dok. Tokopedia)

Usaha lokal ini dibangun oleh Alpha Febela pada 2005. Tepat satu tahun setelah hadirnya Kampoeng Batik Laweyan.

Perusahaan keluarga yang telah ada sejak tahun 1960-an dan sempat vakum pada tahun 1990-an ini hadir dengan memproduksi batik tulis motif abstrak. Produk Batik Mahkota Laweyan kini sudah ber-SNI dan untuk beberapa motif sudah didaftarkan untuk mendapatkan HAKI.

“Kami juga sudah menggunakan sistem IPAL untuk menjaga air tanah tetap berkualitas bagus sebagai upaya menghindari pencemaran lingkungan yang berasal dari limbah batik kami,” kata pemilik usaha Batik Mahkota Laweyan, Alpha Febela.

Baca Juga: Kisah Pelaku UMKM Difabel Berbisnis dan Bangkit dari Pandemik Lewat Tokopedia

Berita Terkini Lainnya