TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Transportasi Sumbang Penurunan Pertumbuhan Ekonomi Hingga -5,94 Persen

Ekonomi terdampak COVID-19

Ilustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Semarang, IDN Times - Pertumbuhan ekonomi triwulan II 2020 di Jawa Tengah terkontraksi hingga -5, 94 persen. Kondisi ini lebih buruk apabila dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang masih di angka 2,61 persen. 

Baca Juga: Pasien Positif COVID-19 di Jateng Tembus 10.036 Kasus 

1. Dibandingkan triwulan II 2019 pertumbuhan ekonomi di Jateng terjun bebas

Pexels/Acharaporn Kamornboonyarush

Begitupun jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada periode sama di tahun sebelumnya, triwulan II 2019 yang mencapai 5,52 persen. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, Sentot Bangun Widoyono mengatakan, pandemik COVID-19 yang mulai masuk Indonesia sejak Maret lalu banyak berpengaruh terhadap perekonomian Jawa Tengah. Hal ini ditandai dengan merosotnya pertumbuhan ekonomi year on year (yoy) dari 5,52 persen pada Triwulan II 2019 menjadi minus 5,94 persen pada Triwulan II 2020. 

2. Perlambatan laju ekonomi disebabkan sektor transportasi dan pergudangan

Ilustrasi Moda Transportasi untuk Mudik (IDN Times/Mardya Shakti)

"Melambatnya laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun ini terbesar disumbang oleh sektor transportasi dan pergudangan yang mengalami kontraksi terdalam hingga -62,95 persen," ungkapnya melalui keterangan resmi, Rabu (5/8/2020).

Hal itu, lanjut dia, dipicu oleh kebijakan yang diterapkan pemerintah untuk menekan penyebaran COVID-19 di berbagai wilayah berupa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM), Work From Home (bekerja dari rumah), dan School From Home (bersekolah dari rumah) yang secara langsung membatasi interaksi dan pergerakan masyarakat di luar rumah.

3. Momen Ramadan dan Idul Fitri tahun 2020 tidak bisa mendorong pertumbuhan ekonomi

ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Kemudian, bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada Triwulan II juga tidak dapat mendorong ekonomi Jawa Tengah, karena potensi tradisi mudik tidak dapat dilakukan masyarakat dari luar Jawa Tengah.

Selain transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makan minum, seperti hotel serta restoran, juga menjadi penyumbang terhadap menurunnya perekonomian di Jawa Tengah. 

Baca Juga: Terjun Bebas, Pertumbuhan Ekonomi Jateng di Angka 2,6 Persen

Berita Terkini Lainnya