TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Virus Corona Ancam Sektor Bisnis Properti, Gawat! Harga Rumah Naik

Sebagian besar bahan baku material diimpor dari Tiongkok

IDN Times/Anggun Puspitoningrum

Semarang, IDN Times - Jika berkepanjangan virus corona (Covid-19) bakal mengancam sektor bisnis properti. Hal itu menjadi perhatian para developers atau pengembang di Semarang, Jawa Tengah. Sebab sebagian besar bahan baku material properti berasal dari Tiongkok.

Baca Juga: Hujan Tak Menentu dan Virus Corona Bikin Inflasi di Jawa Tengah Tinggi

1. Sebagian besar bahan material impor dari Tiongkok

IDN Times/Lia Hutasoit

Wakil Ketua DPD REI Jawa Tengah Bidang Humas, Promosi, dan Publikasi, Dibya K Hidayat mengatakan, sebagian besar bahan baku material properti adalah impor. Kalau dihitung, hanya material dasar yang tidak impor. Bahan dasar tersebut diantaranya pasir dan kayu. Adapun untuk material yang perlu impor adalah bahan baku semen, besi, serta aksesoris lainnya, seperti teralis dan tangkai pintu.

"Kalau dihitung paling hanya material dasar seperti pasir yang tidak impor. Selain itu, seperti kandungan semen, besi dan aksesoris interior rumah semua dari Tiongkok," ungkapnya di sela pembukaan pameran Property Expo Semarang ke 3 di Mal Paragon Semarang, Rabu (11/3).

Kondisi tersebut mengkhawatirkan bagi pengembang perumahan atau bisnis properti lainnya. Sebab, lanjut Dibya, jika impor bahan baku material terus terkendala virus corona akan berdampak pada lainnya.

2. Terbatasnya stok bahan baku ancam kenaikan harga rumah

Dok. BNPB

Dibya menjelaskan, saat ini dampak virus corona belum berpengaruh secara signifikan terhadap biaya produksi rumah. Namun jika masih berlanjut merebaknya virus corona masih berlanjut hingga tiga bulan ke depan, dipastikan bakal berdampak pada kenaikan harga rumah. Sebab, stok bahan baku yang menipis, ditambah impor bahan yang terkendala mengakibatkan pengembang tak bisa produksi properti.

"Ya, akhirnya jika bahan baku material terbatas dan berdampak pada kenaikan harga, mau tidak mau pasti pengembang akan menaikkan harga rumah seiring biaya produksi juga meningkat. Sektor properti akan lesu," jelas Dibya.

Baca Juga: Imbas Virus Corona, Harga Bawang Bombai di Semarang Rp25 Ribu per Buah

Berita Terkini Lainnya