TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pengusaha Empon-empon 'Masuk Angin' Gegara PPKM, Susah Kirim Barang

Permintaan meningkat tapi susah kirim

Empon-empon (IDN Times/Ardiansyah Fajar)

Boyolali, IDN Times - Pengusaha empon-empon di Boyolali mengaku "masuk angin" mereka merugi akibat dampak dari pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

PPKM yang bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 tersebut berdampak pada perekonomian masyarakat dari berbagai bidang usaha.

Baca Juga: 36 Ribu Siswa SMP dan SD di Boyolali Diajukan Untuk Dapat Vaksinasi

1. Permintaan meningkat namun terkendala pengiriman

Ilustrasi minuman herbal dari empon-empon. IDN Times/Aji

Suwarno pengusaha empon-empon, asal Boyolali mengatakan jika usaha empon-empon miliknya sebenarnya mengalami peningkatan saat pandemik COVID-19. Namun usahanya terhambat oleh peraturan PPKM dimana banyak penyekatan jalan.

"Pengirimannya yang terhambat, karena ada penyekatan-penyekatan ini. Terus sebetulnya daerah yang mengeluarkan empon-empon juga sama sekali tidak boleh keluar dari rumah. Nah ini kendala saya untuk memproses untuk pengiriman barang juga sulit,” kata Suwarno, Rabu (28/7/2021).

Usaha empon-empon milik Suwarno beralamat di Jalan Raya Nogosari Km 3,5 RT 002/ RW 003 Rembun, Nogosari, Boyolali. Semenjak pemberlakuan PPKM meski permintaan meningkat namun pihaknya kesulitan untuk pengiriman pesanan.

2. Empon-empon Suwarno dikirimkan hingga ke luar Jawa

Ilustrasi empon-empon. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Suwarno mengaku biasa mengirimkan empon-empon produknya hingga ke luar Jawa seperti Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Sedangkan untuk Pulau Jawa biasa dikirim ke DKI Jakarta.

Empon – empon merupakan hasil bumi yang dipercaya oleh masyarakat dapat menjadi obat ataupun menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.

Sebelum adanya PPKM, dalam sekali pengiriman, pihaknya bisa mengirimkan lima hingga enam ton empon-empon dari berbagai jenis. Namun dengan adanya PPKM, Suwarno hanya bisa mengirim sebanyak lima kwintal hingga satu ton melalui pemesanan daring.

3. Temulawak, kayu secang dan jahe merah paling diminati

Salah satu lahan pertanian empon-empon yang dikelola Adjie. (dok. Istimewa)

Sementara itu untuk harga per kilogram empon-empon yang dipatok oleh Suwarno saat ini, seperti jahe kering impor Rp70 ribu, jahe kering lokal Rp90 ribu, dan kayu secang Rp15 ribu. Kemudian untuk kayu manis Rp70 ribu, cabe jamu Rp80 ribu, temulawak Rp15 ribu, dan jinten hitam impor Rp65 ribu.

Sementara untuk produk empon-empon yang paling banyak diminati adalah temulawak, kayu secang, jahe merah, dan kunyit.

Menurut Suwarno saat ini permintaan meningkat namun kendalanya yakni pengiriman barang "Kendalanya maka hasilnya berkurang ya ini," katanya.

Baca Juga: Lokasi Vaksinasi di Gerai Vaksin Polres Boyolali Cukup Tunjukkan KTP

Berita Terkini Lainnya