TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

2.376 Nelayan Pantai Selatan Jateng Puyeng Ekspor Benih Lobster Mandek

Para nelayan terlanjur kerjasama dengan eksportir

KKP melepasliarkan 95.610 benih lobster (Dok. KKP)

Semarang, IDN Times - Keputusan pemerintah pusat menyetop ekspor benih lobster pasca penangkapan operasi tangkap tangan (OTT) Menteri Perikanan dan Kelautan, Edhy Prabowo, mengakibatkan para nelayan di Jawa Tengah kebingungan. Para nelayan benih lobster yang terlanjur bermitra dengan para eksportir tidak bisa beraktivitas pasca kejadian tersebut.

"Sesuai Surat Edaran Dirjen Perikanan Tangkap, setelah kejadian yang dialami Pak Menteri, maka ekspor benih bening lobster atau BBL diberhentikan per 26 November kemarin. Untuk sementara waktu penerbitan izinnya juga dihentikan dengan batas waktu tidak ditentukan. Otomatis nelayan lobster tidak bisa aktivitas lagi," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Jawa Tengah, Fendiawan Tiskiantoro saat dikonfirmasi IDN Times, Rabu (2/12/2020).

Baca Juga: Dihantam La Nina, Ribuan Nelayan di Tiga Wilayah Jateng Gagal Melaut

1. Nelayan Cilacap, Kebumen dan Purworejo sudah menangkap benih lobster selama tiga bulan

Infografis pro kontra regulasi ekspor benih lobster (IDN Times/Arief Rahmat)

Ia menyebutkan selama ini para nelayan benih lobster tersebar di sepanjang jalur pantai selatan Jawa Tengah. Sejak tiga bulan terakhir atau dari Agustus hingga Oktober 2020, mereka telah beraktivitas menangkap benih lobster di perairan pantai Kabupaten Cilacap, Kebumen dan Purworejo.

Jumlah nelayan benih lobster di Cilacap saat ini, lanjut Fendi, mencapai 1.470 orang. Sedangkan nelayan di Kebumen ada 560 orang dan di Purworejo ada 346 orang. 

Mereka diwajibkan membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) agar dapat bermitra dengan para eksportir.

"Total KUB-nya (red: Kelompok Usaha Bersama) ada 27 di Cilacap, Kebumen ada 34 KUB dan 5 KUB di Purworejo. Mereka ini yang sudah kerjasama resmi sama eksportir. Jumlah anggotanya minimal 10 orang," terangnya.

2. Nelayan hanya pakai jaring untuk menangkap benih lobster di lautan lepas

Ilustrasi Lobster (Instagram.com/edhy.prabowo)

Ia menyampaikan alat tangkap yang dipakai nelayan benih lobster selama ini bersifat pasif. Mereka menangkap memakai jaring yang ditenggelamkan ke laut disertai alat penerangan dengan lampu. 

Setelah benih lobsternya terlihat menempel di dinding jaring, baru bisa diangkat ke atas perahu.

"Jadinya nelayan benih lobster di Pantura Selatan cuma pakai alat-alat pasif. Belum ada yang modern," katanya.

Baca Juga: Keran Ekspor Dibuka, Nelayan Jateng Dapat Jatah Tangkap 1.500 Lobster

3. Sudah ada ratusan ribu benih lobster yang ditangkap nelayan pantai selatan Jateng

ANTARA FOTO/Septianda Perdana

Pihaknya menyatakan benih lobster yang sudah ditangkap para nelayan Cilacap berjumlah 369.289 ekor. Dengan rincian sebanyak 380.836 lobster pasir dan sekitar 9.000 ekor lobster mutiara. 


Di Kebumen, jumlah benih lobster yang sudah ditangkap tiga bulan terakhir ada 12.527 ekor. Meliputi lobster pasir 10 ribu ekor dan lobster mutiara 1.771 ekor. "Hasil tangkapan nelayan Kebumen lebih sedikit ketimbang Cilacap. Kalau yang di Purworejo datanya belum diinput kepada kami. Kita sudah kirim surat ke mereka. Agar perkembangannya bisa dipantau," jelasnya.

Baca Juga: Cari Bukti soal Monopoli Ekspor Benih Lobster, KPPU Panggil Eksportir

Berita Terkini Lainnya