TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cabai Rawit Setan Menggila di Semarang, Warga Beli Cuma Dapat 4 Biji

Harga cabai rawit setan tembus Rp120 ribu. Susah nyambel!

Seorang pedagang cabai rawit setan saat melayani pembeli di Pasar Johar Baru MAJT. IDN Times/Fariz Fardianto

Semarang, IDN Times - Lonjakan harga cabai rawit setan di Kota Semarang, Jawa Tengah tembus Rp120 ribu per kilogram. Pedagang pasar tradisional melihat, kenaikan harga rawit setan yang sudah terjadi sebulan terakhir sulit dikendalikan. Salah satunya dirasakan pedagang di Pasar Karangayu, Kecamatan Semarang Barat, yang merasa dirugikan dengan naiknya harga cabai rawit setan. 

Baca Juga: Harga Cabai Labil, Mendag: Masyarakat Sukanya yang Merah dan Segar Sih

1. Pedagang cabai Pasar Karangayu ngaku pelanggannya beralih berburu cabai busuk

Tumpukan cabai rawit setan yang dijual di Pasar Johar MAJT. IDN Times/Fariz Fardianto

Kizayatul, seorang pedagang cabai di lantai dasar Pasar Karangayu berkata sejak cabai rawit setan naik Rp120 ribu, jumlah pelanggannya merosot drastis. 

"Dagangan banyak numpuk, karena mayoritas pelanggan saya belinya yang rawit setan. Pas tahu harganya seratus ribu lebih, mereka mikir-mikir mau beli. Akhirnya banyak milih nyari cabai busuk buat diolah jadi sambal untuk dagangan soto, bakso dan masakan lainnya," kata Iza, sapaan akrabnya saat berbincang dengan IDN Times, Rabu (24/3/2021). 

Iza mengaku tak bisa berbuat banyak dengan melonjaknya harga cabai rawit setan. Ia meminta pemerintah lekas merancang kebijakan darurat untuk menstabilkan harga cabai rawit setan. 

"Kalau kayak gini terus dibiarin, lama-lama rakyat kecil gak akan bisa ngerasain nikmatnya sambal yang pedas. Soalnya yang cabai teropong merah, hijau, rawit keriting juga ikutan naik. Situasi lagi pandemik malah harga kebutuhan pokok naik semua," keluhnya. 

2. Omzet pedagang cabai drop 50 persen, sehari cuma untung Rp300 ribu

Para pedagang cabai saat menata barang dagangannya di lapak Pasar Johar Baru MAJT. IDN Times/Fariz Fardianto

Penurunan omzet juga dirasakan Eko Budi, pedagang cabai lainnya di lapak B23 Pasar Karangayu. Bila kondisi normal ia masih mampu meraup keuntungan minimal Rp1 juta sehari. Namun, dengan situasi pandemik COVID-19 ditambah naiknya harga cabai rawit setan, menyebabkan omzet yang ia peroleh anjlok 50 persen.

"Omzet saya hancur total. Kalau normalnya dapat Rp1 juta sehari. Sekarang sehari mentok dapatnya Rp300 ribu sampai Rp400 ribu," aku pedagang yang telah berjualan di Pasar Karangayu selama 13 tahun terakhir itu. 

3. Pedagang cabai keluhkan pasokan seret saat permintaan sedang meningkat

Para pedagang cabai di Pasar Johar Baru MAJT. IDN Times/Fariz Fardianto

Saking mahalnya harga rawit setan, ia cenderung teliti saat melayani pelanggannya. Jika ada pelanggan yang membeli satu ons (red: 100 gram) atau menyodorkan uang Rp6 ribu, ia akan memberi 8 biji cabai.

"Sejak rawit setan harganya Rp120 ribu, orang yang beli Rp6 ribu saya beri 8 biji. Ya gimana lagi. Permintaannya banyak. Sedangkan kita dapat pasokannya sangat sedikit," ujarnya. 

Eko saban hari rutin mendapat pasokan cabai dari Bandungan, Kopeng dan Temanggung sebanyak 25 kilogram. Tapi belakangan, pasokannya seret karena banyak petani gagal panen. 

Tak ayal, harga cabai rata-rata mengalami kenaikan antara 5-60 persen.

Harga cabai rawit keriting mencapai Rp50 ribu, cabai teropong hijau Rp20 ribu, cabai teropong merah Rp35 ribu, cabai rawit hijau Rp60 ribu.

"Dan kenaikan paling tinggi ya rawit setan. Yang tadinya cuma kisaran Rp20 ribu, sekarang jadi Rp120 ribu. Yang lain naiknya cuma Rp3 ribu hingga Rp5 ribu per kilo," ungkapnya. 

4. Pedagang perkirakan harga cabai rawit setan tembus Rp200 ribu ketika Ramadan

Para pedagang cabai saat menata barang dagangannya di lapak Pasar Johar Baru MAJT. IDN Times/Fariz Fardianto

Lebih lanjut, Eko memperkirakan jika pemerintah tidak mengambil keputusan yang tepat, maka saat Ramadan nanti harga cabai rawit setan diperkirakan bisa menembus Rp200 ribu per kilogram. 

"Kalau ini dibiarin ya nanti bisa sampai Rp200 ribu. Soalnya kan pas puasa dan Lebaran kebutuhan konsumsi masyarakat tinggi," bebernya. 

Baca Juga: Takut Disuntik Vaksin, Curhatan Pedagang Pasar Semarang

https://www.youtube.com/embed/KmA-HpdgRVE
Berita Terkini Lainnya