TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Geliat Warga Mangunharjo Angkat Pamor Batik Durenan ke Kancah Global

Warga bisa memasarkan secara online

IDN Times/Fariz Fardianto

Semarang, IDN Times - Matahari mulai meninggi saat para ibu berkerumun dalam sebuah rumah di RW 06, Kampung Mangunharjo, Kecamatan Tembalang, Semarang. Jemari tangan mereka begitu terampil menggoreskan mata canting pada selembar kain mori.

Goresan mata canting memunculkan pola warna berbeda-beda. Ani, seorang warga di Mangunharjo, mengaku baru pertama kali ikut latihan membatik bersama warga lainnya.

"Agak sulit pas membuat pola motifnya. Karena kan baru pertama kali, makanya saya sedikit kagok," kata Ani kepada IDN Times, Selasa (27/8).

1. Batik durenan bermotif kembang dan daun pohon durian

IDN Times/Fariz Fardianto

Siang itu ia membuat batik durenan dengan menonjolkan motif daun dan kembang durian sebagai ciri khasnya. Ani bilang kegiatan membatik seperti cukup membanggakannya. Sebab, durian yang dahulu kala menjadi vegetasi asli di kampungnya, kembali dipopulerkan.

"Senang banget rasanya. Ini kan kegiatan yang jarang dilakukan. Apalagi batiknya mengangkat keunikan kampung kita yang jarang diketahui oleh banyak orang," akunya.

Baca Juga: [FOTO] Semaraknya Warga Panggung Lor Semarang Jaga Kerukunan Beragama

2. Ibu-ibu Kampung Mangunharjo diajari mengolah produk bernilai jual tinggi

IDN Times/Fariz Fardianto

Ketua UMKM Batik Durenan di Kampung Mangunharjo, Ning Kresna, sengaja mengajak para ibu untuk belajar membatik guna meningkatkan kemampuan mereka mengolah produk kerajinan yang bernilai jual tinggi. 

"Ada puluhan warga yang dilibatkan membuat batik durenan. Jadinya pagi kegiatannya ngurus rumah tangga. Baru siangnya ikut membatik. Supaya ibu-ibu di sini bisa mengembangkan potensi kerajinan yang ada di kampungnya," ungkap Ning.

3. Diberi pendampingan untuk memasarkan secara online

IDN Times/Fariz Fardianto

Secara terpisah, menurut Ketua Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Kemenristekdikti dari Universitas Semarang, Wawan Setiawan, dirinya bersama kedua rekannya turut mendampingi proses produksi batik durenan untuk membantu pemasarannya melalui e-commerce.

"Karena batik durenan ini dibuat dari pewarnaan alami, maka nantinya jadi menarik jika dipasarkan melalui online. Dengan menggunakan dana riset dan pengabdian masyarakat yang digelontorkan dari Kemenristekdikti, kita ajari para perajin dalam menyusun strategi pemasaran dengan membuat website untuk memasarkan batiknya secara besar-besaran," cetusnya.

Baca Juga: Bisnis Kerajinan Batik di Jateng Menggeliat, Ganjar Ikut 'Promosi'

Berita Terkini Lainnya