Bisnis Kerajinan Batik di Jateng Menggeliat, Ganjar Ikut 'Promosi'

Perajin jadi happy

Surakarta, IDN Times - Kerajinan batik terus mengakar di Indonesia. Seiring semakin berkembangnya warisan bangsa Indonesia itu dalam mengikuti perkembangan jaman.

Bagi para pelaku, pengusaha atau para investor, batik menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Karena sukses membuat batik menjadi semakin beragam, baik corak maupun jenisnya.

Baca Juga: Takut Gratifikasi, Ganjar Pranowo Tolak Pemberian Kaos Lewat Online

1. Menyulap batik menjadi investasi bisnis yang menjanjikan

Bisnis Kerajinan Batik di Jateng Menggeliat, Ganjar Ikut 'Promosi'

Batik kerap dijadikan sebagai bahan untuk busana. Namun apa yang dibuat oleh Irfan Nurudin merupakan sebuah inovasi baru.

Ya, pria yang kerap berkegiatan di Surakarta, Jawa Tengah itu menjadikan batik sebagai unsur khas dari sebuah sarung. Sarung sangat identik dengan busana khas Jawa dan Indonesia, bahkan akrab di kalangan santri-santri pesantren.

Irfan telah memulai usahanya dalam tiga tahun terakhir. Prospek sarung batik yang diberi nama Lar Gurda itu, diakuinya sangat bagus.

"Sarung batik jadi tren dan banyak diminati saat ini. Prospeknya cerah karena orang Jawa Tengah telah lebih dulu familiar dengan sarung batik," kata Irfan kepada IDN Times, Sabtu (13/7).

2. Ganjar menjadi panutan masyarakat

Bisnis Kerajinan Batik di Jateng Menggeliat, Ganjar Ikut 'Promosi'IDN Times/Dhana Kencana

Irfan rajin mempromosikan produknya secara konvensional melalui toko. Namun ia juga aktif berpromosi melalui daring atau online. Baik lewat sosial media maupun toko daring. Ia sadar bahwa pembeli saat ini lebih cerdas.

Kesempatan berharganya adalah ketika orang nomor satu di Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ikut memesan sarung batiknya baru-baru ini. Ia memesan melalui sosial media Twitter.

"Beli yang ini," tulis Ganjar saat membalas unggahan produk sarung batik yang dijual Irfan lewat akun @largurda_ind.

Dari situ diketahui Ganjar membeli tiga jenis sarung batik semi tulis, dengan harga masing-masing Rp225 ribu. Motifnya adalah Sidomulyo, Semen Romo, dan Gringsing. Serta satu batik jenis Batik Kelengan dengan harga Rp125 ribu, bermotif Kawung.

3. Penghargaan untuk karya anak bangsa

Bisnis Kerajinan Batik di Jateng Menggeliat, Ganjar Ikut 'Promosi'ANTARA FOTO/Siswowidodo

Apa yang dilakukan Ganjar ternyata bukan kali pertama. Sebelumnya pada 2017 lalu, Ganjar juga memesan sarung batik. Namun geliat transaksi atau jual beli online saat itu belum gencar seperti era saat ini.

Irfan sebagai pengusaha mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Ganjar.

"Itu bagus ya. Tidak jaga image. Supel menurut saya. Kalo sebagai penjual ya seneng banget. Sebab itu berarti pengakuan terhadap kami, mengenai produk dan kepercayaan. Trust itu penting bagi penjual via online," jelas Irfan.

4. Iklim investasi akan tumbuh

Bisnis Kerajinan Batik di Jateng Menggeliat, Ganjar Ikut 'Promosi'ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Meskipun masih berskala industri kecil, sedikit sentuhan Ganjar sangat memotivasi. Setidaknya menjadi ajang promo gratis Lar Gurda kepada calon pembeli. Ganjar juga secara tidak langsung turut memberi contoh dengan ikut berperan aktif dalam menghargai karya anak bangsa.

Ia pun turut mengkampanyekan kepada masyarakat bahwa bertransaksi jual beli melalui daring sangat aman.

"Dengan begitu iklim investasi usaha sarung batik semakin bagus prospeknya. Karena usaha batik sudah mulai ramai lagi, setelah beberapa waktu lalu agak surut. Saat ini banyak usaha batik buka lagi," akunya.

Lar Gurda sendiri mempunyai 10 pembatik, namun belum mempunyai pabrik tersendiri. Setiap bulannya, Lar Gurda memproduksi sekitar 400 sarung batik semi tulis dan lima buah untuk yang tulis.

Baca Juga: Investasi Pasar Modal di Jateng Didominasi Para Millennial

Topik:

  • Dhana Kencana
  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya