Kian Terpuruk, Hotel di Jateng Merugi, Karyawan Jadi Korban PHK
Pemakaian lampu hotel saat ini diirit
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Selama setahun masa pandemik, industri hotel di Jawa Tengah terus menerus dibuat kelimpungan. Bahkan, hingga saat ini para pengelola hotel bintang tiga dan empat terpaksa memangkas jumlah karyawannya lebih dari 60 persen.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesia Hotel General Manager (IHGM) Jawa Tengah, saat ini rata-rata hotel hanya bisa mempekerjakan karyawan sekitar 20 orang saja.
Jumlah karyawan hotel yang dipangkas disesuaikan dengan total karyawan yang dimiliki masing-masing hotel serta kebutuhan pangsa pasar selama pandemik.
"Rata-rata karyawan hotel di Jawa Tengah terpaksa kita sesuaikan dengan kondisi pandemik yang masih terjadi sampai sekarang. Pengurangan karyawan kita lakukan sampai 60 persen lebih. Ya kira-kira dua puluhan yang tetap dipertahankan," ujar Heri Kristanto, Sekretaris DPD IHGM Jateng saat dikontak IDN Times, Senin (8/3/2021).
Baca Juga: Bangkrut, Sejumlah Hotel Berbintang di Jateng Dijual Melalui Medsos
1. Pemakaian listrik di hotel harus diirit
Pihaknya mengatakan dengan banyaknya kebijakan yang membatasi aktivitas masyarakat, kini membuat pengelola hotel hanya bisa pasrah.
Heri bilang setiap hotel hanya bisa bertahan dengan upaya seadanya sembari menerapkan berbagai efisiensi agar biaya operasional tidak membengkak.
Untuk saat ini saja, katanya mayoritas hotel sudah mengurangi pemakaian listrik untuk operasional setiap hari. Lampu kamar dan ruangan lainnya yang tidak terpakai kini dimatikan agar irit. Pemilik hotel juga menekan anggaran dengan membatasi jam kerja di sektor pelayanan hotel sampai jam makan siang.
Baca Juga: Banting Harga, Tarif Hotel Bintang Empat di Jateng Hanya Rp300 Ribuan