TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pabrik Hygeia Semarang Keok Bisnis Minuman Limun sampai Minyak Orbolin

Hygeia jadi pabrik minuman kemasan pertama di Indonesia

Nama Pabrik Hygeia masih bisa ditemui sampai saat ini. IDN Times/Fariz Fardianto

Semarang, IDN Times - Sekumpulan buruh giat bekerja di Pabrik Hygeia yang terletak di jantung Kota Lama, Semarang. Tak kurang 35 orang yang saban hari aktif bekerja dari pagi hingga malam hari.

Pada pertengahan 1979, pemilik Pabrik Hygeia mulai mengalihkan strategi bisnisnya dengan memproduksi minyak goreng. Sugiyo, waktu itu menjadi satu dari sekian banyak buruh minyak goreng yang dipekerjakan di pabrik tersebut.

"Upah saya pas itu lima ratus perak. Uang segitu sudah banyak di tahun 1979," katanya kala mengenang masa kejayaan Pabrik Hygeia.

Baca Juga: 5 Fakta Paberik Hygeia, Pabrik Air Minum Kemasan Pertama di Semarang

1. Pabrik Hygeia berlokasi di gang sempit Jalan Suari Kota Lama Semarang

Warga berjalan di belakang Pabrik Hygeia. IDN Times/Fariz Fardianto

Pabrik Hygeia dari dulu sampai sekarang lokasinya tetap berada di Kota Lama atau tepatnya di gang sempit Jalan Suari Semarang.

Setiap hari, Sugiyo mendapat tugas menumpuk drum-drum minyak goreng yang habis terpakai. Karena pekerjaannya itu, ia bahkan sempat ditempeleng mandornya.

"Katanya saya menumpuk drumnya terlalu keras, jadinya berisik. Ya terus kepala saya dipukul. Itu kenangan yang masih saya ingat sampai sekarang," kata pria yang tinggal di Kampung Purwoyoso, Krapyak Semarang saat berbincang dengan IDN Times, Jumat (27/11/2020).

2. Semula Pabrik Hygeia memproduksi air minum kemasan. Lalu beralih bisnis sabun cuci dan minyak goreng

Sugiyo mantan buruh Pabrik Hygeia Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Waktu terus berlalu. Sugiyo kini telah menginjak usia 60 tahun. Ia sudah menghabiskan waktu selama 45 tahun lamanya untuk bekerja di Pabrik Hygeia. Awal mula berdiri, Pabrik Hygeia rutin memproduksi minuman air limun.

Berjalannya waktu, produksi air limun pun berangsur surut. Sang pemilik pabrik yang berkewarganegaraan Belanda lalu mengubah bisnisnya dengan memproduksi sabun cuci batangan.

"Awalnya memang Hygeia kan usaha utamanya membuat air minum kemasan. Produknya ya air limun. Setahu saya itu pabrik air minum pertama kali yang ada di Indonesia. Terus lama-lama beralih jadi pabrik sabun cuci, waktu itu masih sabun cuci batangan yang bentuknya balok-balok kotak. Habis itu ganti bisnis minyak goreng kelapa," akunya.

Baca Juga: Mengulik Jejak Tasripin, Saudagar Pribumi Penguasa Semarang Bawah

3. Minyak goreng Orbolin sempat merajai di Semarang dengan harga Rp3.500 per liter

Ilustrasi Penurunan Harga Minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Minyak goreng Orbolin, lanjut Sugiyo, merupakan minyak dengan kualitas terbaik di Semarang pada era 70-an. Bahkan kualitas minyaknya sempat meraih kejayaan sejumlah daerah di Tanah Air.

"Harganya memang mahal. Tapi kualitasnya salah satu yang terbaik. Orang kalau beli minyak orbolin, dilihat dari botolnya sangat bening, dibuat masak empat lima kali masih bisa. Orbolin itu minyak kelapa yang diproduksi sama Pabrik Hygeia," ungkapnya.

Ia mengaku saking larisnya minyak goreng Orbolin, banyak orang yang memburunya. Penjualan di toko-toko, pasar-pasar selalu laris manis.

Meski memiliki kualitas terbaik, produksi minyak goreng Orbolin tak bisa bertahan lama. Sugiyo mengatakan minyak Orbolin lambat-laun tak dilirik pembeli mengingat harganya yang relatif mahal.

"Sebotol minyak Orbolin harganya Rp3.500. Itu dapatnya cuma satu liter zaman dulu," terang bapak dua anak dan tiga cucu itu.

4. Warga mengenang minyak Orbolin mempunyai kualitas terbaik

Tampak bagian depan Pabrik Hygeia Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Sugiyo mengaku warga setempat, termasuk dirinya mempunyai kenangan indah terhadap Pabrik Hygeia. Terakhir kali ia memakai minyak goreng Orbolin pada tahun 1995.

Kala itu banyak yang memesan minyak Orbolin lantaran kualitasnya yang bagus saat digunakan untuk memasak.

5. Bisnis minyak Orbolin produksi Pabrik Hygeia tumbang era 90'an

Instalasi listrik Pabrik Hygeia Semarang masih dipertahankan sampai sekarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Bisnis minyak goreng Orbolin yang digeluti Pabrik Hygeia benar-benar tumbang tatkala memasuki tahun 1990 silam. Semua peralatan produksi terpaksa dijual guna menutupi kerugian yang diderita pemilik pabrik. Pun demikian dengan alat-alat produksi minuman limun Hygeia yang amat legendaris itu, telah dijual seluruhnya.

Terhitung hingga saat ini sudah 15 tahun lebih Pabrik Hygeia tutup total. Minyak goreng Orbolin yang jadi kebanggaannya benar-benar lenyap bak ditelan bumi.

"Di dalam Pabrik Hygeia sudah kosong melompong. Produksi minyak Orbolin berhenti karena kalah saingan sama produk yang baru. Soalnya kan dari pabriknya gak bisa mengikuti perkembangan zaman, pembeli memilih pakai minyak sawit ketimbang minyak kelapa. Mungkin itu yang jadi penyebabnya," paparnya.

6. Sugiyo satu-satunya buruh Pabrik Hygeia yang tetap bertahan sampai sekarang

Bagian depan Pabrik Hygeia difungsikan jadi kantor gudang Kota Lama. IDN Times/Fariz Fardianto

Saat Pabrik Hygeia tutup total, Sugiyo menjadi satu-satunya buruh minyak goreng yang masih dipertahankan pemilik pabrik. Kini ia masih tetap bekerja di bekas Pabrik Hygeia. Ruangan depan pabrik diubah fungsinya sebagai kantor sekretariat gudang penyimpanan peralatan pawai Kota Lama Semarang.

Saban hari ia melakoni tugas baru sebagai penjaga kantor.

"Setiap hari saya tidur di sini. Sabtu dan Minggu baru pulang ke rumah di Purwoyoso," katanya.

Baca Juga: Berdiri 1742 M, Kubah Gereja Blenduk Kini Bolong-bolong, Sering Bocor saat Hujan

Berita Terkini Lainnya