QRIS Bantu Yuli Tak Lagi Parno sama Uang Palsu

Digitalisasi bikin UMKM naik kelas

Semarang, IDN Times - Perkembangan teknologi digital membantu dalam percepatan bisnis pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Salah satunya adalah penggunaan layanan teknologi keuangan digital untuk transaksi mereka.

1. Transaksi lebih cepat dan mudah

QRIS Bantu Yuli Tak Lagi Parno sama Uang PalsuKantor Bank Indonesia (BI). IDN Times/Hana Adi Perdana

Bank Indonesia (BI) mendorong pelaku UMKM untuk menggunakan Quick Response Indonesian Standard (QRIS) yang diluncurkan pada 17 Agustus 2019, sebagai sistem pembayaran transaksi mereka.

QRIS telah terstandarisasi oleh Penyelenggara Jasa Pembayaran (PJP) seperti bank dan beberapa perusahaan teknologi keuangan (financial technology/fintech).

Dengan QRIS, pembeli dapat bertransaksi menggunakan mobile banking atau dompet digital (e-wallet) untuk transaksi nontunai (cashless) yang lebih cepat, mudah, murah, aman dan andal.

2. Transaksi QRIS di Jateng naik

QRIS Bantu Yuli Tak Lagi Parno sama Uang PalsuIlustrasi penggunaan QRIS BRI di merchant. (Dok. BRI)

BI mencatatkan jumlah merchant (pedagang--termasuk pelaku UMKM--yang menjual produk dan jasa, baik secara online atau offline) QRIS di Jawa Tengah pada Triwulan 1 tahun 2023 mencapati 2,5 juta. Jumlah tersebut tumbuh sebesar 94,11 persen dari tahun ke tahun (year-on-year/y-o-y).

Lebih dari itu, nominal transaksi yang menggunakan QRIS di Jateng meningkat 26 persen atau mencapai Rp2 triliun y-o-y, dengan jumlah transaksi sebanyak 22,3 juta kali.

3. BI masih terapkan MDR untuk pelaku usaha

QRIS Bantu Yuli Tak Lagi Parno sama Uang PalsuKepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra saat acara Central Java Investment Business Forum (CJIBF) Volume 1, Rabu (8/6/2022). (Dok. BI Jateng)

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra mengatakan, akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring meningkatkan penggunaan QRIS. Selain itu, terdapat faktor kemudahan QRIS dalam sistem pembayaran digital dan kecepatan layanan banking.

Rahmat mendorong, pelaku UMKM bisa memanfaatkan layanan QRIS untuk mendukung bisnis mereka berkembang alias naik kelas.

"Kebijakan MDR (Merchant Diskon Rate/ tarif yang dikenakan kepada merchant oleh bank) tetap sama, yaitu 0 persen untuk merchant kategori Usaha Mikro (UMKM) hingga 30 Juni 2023 mendatang," katanya dilansir keterangan resmi yang diterima IDN Times, Jumat (19/5/2023).

4. UMKM rumahan berbahan serat alam

QRIS Bantu Yuli Tak Lagi Parno sama Uang PalsuPemilik UMKM Mlatiwangi, Yuli Muhawati (54) menyelesaikan pembuatan tas wanita di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (13/5/2023). (IDN Times/Dhana Kencana)

Kebermanfaatan QRIS adalah Yuli Muhawati. Ibu rumah tangga pemilik UMKM Mlatiwangi itu bersyukur bisnisnya yang dirintis sejak 2014 itu makin berkembang berkat teknologi QRIS.

Mlatiwangi adalah UMKM rumahan produsen kerajinan tangan tas wanita. Bahan yang digunakan adalah berbahan serat alam. Seperti dari daun pandan, daun pelepah pisang, dan eceng gondok.

Yuli juga berinovasi dengan mengeksplorasi pembuatan tas wanita dari serat goni.

Adapun, produk-produk tas Mlatiwangi antara lain handbag, cluth, sampai dompet dengan harga mulai Rp100--500 ribu. Pelanggan produk tas kerajinan tangan itu tersebar di Jakarta dan sekitarnya, Bali serta beberapa negara di Eropa, seperti Belanda.

Baca Juga: Voucer Diskon Bikin Sejarah Usaha Eboni Klaten Eksis Dikenali

5. Terhindar dari kejahatan uang palsu

QRIS Bantu Yuli Tak Lagi Parno sama Uang PalsuIlustrasi uang palsu. (Dok. Humas Polres Sukoharjo)

Tidak hanya untuk keperluan transaksi keuangan, keuntungan menggunakan QRIS bagi Yuli yang paling utama adalah untuk menghindari penerimaan uang palsu saat berdagang. Pasalnya, di usianya yang mendekati lansia, Yuli agak kerepotan jika harus mengecek setiap lembar uang yang ia terima saat pembelian produk tas Mlatiwangi. Apalagi, ketika istri Budi Yuwono itu harus mengikuti pameran UMKM dari kota satu ke kota lain di Indonesia.

Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) melaporkan, jumlah peredaran uang palsu di Indonesia sepanjang Januari--Oktober 2022 mencapai 575.327 lembar. Jumlah itu meningkat 154,38 persen dari periode yang sama tahun 2021 yang hanya 226.170 lembar.

"Berasa banget manfaatnya. Itu betul-betul mengurangi peredaran uang palsu. Terlebih zaman sekarang, sudah mirip-mirip uangnya. Kalau kita menerima uang cash, agak ribet kayak saya. Harus mengecek dulu, diterawang dulu, harus bawa lampu UV untuk deteksi uang, dan belum lagi memperhatikan ada garisnya atau tidak," aku perempuan berusia 54 tahun itu saat ditemui IDN Times di tempat usahanya Jalan Mlatiharjo Raya Tengah Nomor 14 Semarang, Sabtu (13/5/2023).

6. Adakan beragam workshop untuk UMKM

QRIS Bantu Yuli Tak Lagi Parno sama Uang PalsuPemilik UMKM Mlatiwangi, Yuli Muhawati (kanan atas) bersama anaknya (kanan) memotret produk tas wanita di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (13/5/2023). (IDN Times/Dhana Kencana)

Dari catatan Rumah BUMN BRI Semarang, jumlah UMKM yang menjadi mitra binaan mencapai 6.425 pelaku UMKM, dengan berbagai macam sektor usaha.

Hingga tahun 2022, Rumah BUMN BRI Semarang sudah mengadakan 711 pelatihan untuk para mitra binaan di Kota Semarang dan sekitarnya.

Ibu tiga anak itu sudah bergabung sebagai anggota dan menjadi mitra binaan sejak tahun 2019.

Beragam manfaat ia dapatkan melalui workshop yang diadakan rutin di Rumah BUMN BRI Semarang sehingga membuat produknya lebih berkelas, terkenal, dan mendapatkan pangsa pasar. Contohnya penerapan transformasi digital, perizinan, dan foto produk.

7. Membuka peluang pasar UMKM

QRIS Bantu Yuli Tak Lagi Parno sama Uang PalsuPemilik UMKM Mlatiwangi, Yuli Muhawati (54) mengecek sulam pita pada produk tas wanita di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (13/5/2023). (IDN Times/Dhana Kencana)

Yuli mengisahkan, ia mendapatkan pengetahuan mengenai penggunaan QRIS untuk transaksi keuangan setelah bergabung dan aktif mengikuti pelatihan pemberdayaan UMKM yang diadakan oleh Rumah BUMN BRI Semarang. Termasuk, pada saat pelatihan tersebut, dirinya mendapatkan kode QR QRIS BRI yang masih terus digunakan sampai saat ini.

Tidak hanya untuk peningkatan kualitas UMKM, ia juga sering mendapatkan kesempatan mengikuti pameran-pameran, baik yang berskala nasional maupun internasional. Salah satu yang Yuli ikuti adalah pameran BRILIANPRENEUR 2022 yang diadakan di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta pada 14--18 Desember 2022.

"Sangat bermanfaat (program di Rumah BUMN BRI Semarang). Apalagi untuk saya ini (di usia menjekati lansia), sangat terbantu untuk pengetahuan-pengetahuan soal UMKM biar bisa berkembang. Namanya usaha, pasti ingin ada peningkatan, baik itu skill, pendapatan, penjualan, produk, branding, digital marketing, dan juga hal lain. Waktu itu saya coba buka-buka di Instagram Rumah BUMN BRI di Semarang. Saya ke sana dan daftar, ternyata gratis dan sampai sekarang jadi anggota," ucapnya.

8. Verifikasi data QRIS sesuai SOP

QRIS Bantu Yuli Tak Lagi Parno sama Uang PalsuQR code atau singkatan dari quick response code. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Direktur Jaringan dan Layanan BRI, Andrijanto menjelaskan, penggunaan QRIS saat ini makin diminati masyarakat karena lebih mudah dan cepat. Hal itu terlihat dari adanya peningkatan penggunaan QRIS yang mencapai 1000 persen saat periode Lebaran 2023.

"Penopang utama dalam kenaikan (transaksi) ini berasal dari transaksi merchant (pedagang--termasuk pelaku UMKM)," ujarnya dalam keterangan resmi.

Andrijanto menambahkan, pihaknya menjamin keamanan serta kemudahan bagi pengguna dan nasabah selama bertransaksi menggunakan QRIS karena verifikasi data yang dilakukan BRI telah sesuai standar operasional prosedur (SOP).

9. QRIS memperkuat peran UMKM

QRIS Bantu Yuli Tak Lagi Parno sama Uang PalsuKonferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pada Senin, (8/5/2023). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

QRIS mampu mendorong inklusi ekonomi dan keuangan dengan memperkuat peran UMKM.

Kebermanfatan penggunaan QRIS merupakan buah dari penguatan kebijakan makroprudensial akomodatif, hasil sinergi kebijakan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Komite tersebut terdiri dari menteri keuangan, gubernur BI, ketua dewan komisioner OJK, dan ketua dewan komisioner LPS.

Kebijakan-kebijakan KSSK bertujuan untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan kepada sektor prioritas dan pembiayaan inklusif untuk mengatasi scarring effect. Dengan begitu, mampu menstimulasi pemulihan pertumbuhan ekonomi (PEN) dengan tetap menjaga SSK.

Baca Juga: Digitalisasi ala Psikombucha Semarang Bikin Sehat Diri dan Bumi

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya