Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Novel Tentang Industri Film yang Penuh Drama dan Ambisi

ilustrasi industri film (pexels.com/Ron Lach)
Intinya sih...
  • Colored Television – Danzy Senna: Eksploitasi kreatif di era digital, menunjukkan seni semakin diarahkan oleh pasar.
  • Something New Under the Sun – Alexandra Kleeman: Industri film merusak kreativitas dan menjadi bagian dari kekacauan dunia yang lebih besar.
  • The Public Image – Muriel Spark: Industri film membentuk dan menghancurkan sosok perempuan demi kepentingan komersial dan ego pria.

Industri film sering terlihat glamor dan memesona dari luar, tapi di balik layar ternyata penuh intrik, manipulasi, dan perjuangan keras untuk bertahan. Banyak novel telah mencoba membongkar sisi gelap Hollywood. Dari proses adaptasi yang merusak visi penulis hingga permainan citra yang mengorbankan integritas, kisah-kisah itu menunjukkan bahwa dunia film tak hanya soal sorotan.

Lima novel berikut berhasil menangkap dinamika penuh ketegangan dalam dunia sinema, baik lewat tokoh utama maupun lewat pengamatan tajam terhadap peran gender dan kekuasaan. Ditulis dengan gaya yang menggugah dan reflektif, masing-masing buku berikut memberikan sudut pandang unik tentang apa yang benar-benar terjadi di balik kemegahan layar perak.

1. Colored Television – Danzy Senna

buku Colored Television (penguinrandomhouse.com)

Novel ini mengikuti kisah seorang penulis yang mencoba keluar dari dunia penerbitan tradisional dan memasuki industri serial televisi streaming. Ia berharap bisa menjangkau audiens yang lebih luas tanpa dibatasi oleh norma-norma liberal kulit putih dalam dunia penerbitan. Namun, ia segera menyadari bahwa dunia hiburan bukanlah tempat yang bebas dari eksploitasi.

Danzy Senna membongkar wajah baru dari eksploitasi kreatif di era digital. Colored Television menunjukkan bagaimana seni semakin diarahkan oleh pasar, di mana orisinalitas harus tunduk pada keuntungan. Novel ini menyuarakan keresahan banyak seniman modern yang merasa kehilangan kendali atas karya mereka di bawah bayang-bayang kapitalisme media.

2. Something New Under the Sun – Alexandra Kleeman

buku Something New Under the Sun (alexandrakleeman.com)

Berlatar di Los Angeles masa depan yang suram, novel ini menggambarkan dunia yang dilanda kekacauan iklim, tapi Hollywood tetap memproduksi film seakan dunia tidak sedang terbakar. Seorang novelis datang ke kota ini untuk mengawasi adaptasi film dari bukunya, namun justru hanya menjadi tukang suruhan di proyek tersebut menyaksikan karyanya berubah total.

Perjalanan sang tokoh utama pun berubah menjadi petualangan absurd bersama seorang aktris kacau yang ternyata punya teori konspirasi yang tak sepenuhnya salah. Dengan narasi gelap dan penuh sindiran, novel ini memperlihatkan bagaimana industri film tak hanya merusak kreativitas, tapi juga menjadi bagian dari kekacauan dunia yang lebih besar.

3. The Public Image – Muriel Spark

buku The Public Image (ndbooks.com)

Annabel, seorang aktris yang dianggap biasa-biasa saja, berhasil meraih ketenaran berkat citra publik yang dirancang oleh studio. Sayangnya, di balik layar, hidupnya penuh manipulasi, termasuk dari suaminya sendiri yng seorang mantan aktor gagal dan sekarang menjadi sutradara penuh dendam. Ia membuat film untuk menghancurkan citra istrinya di depan publik.

Seperti biasa, Muriel Spark mengolah kisah ini dengan gelap dan satir. The Public Image menjadi gambaran tajam tentang bagaimana industri film membentuk dan menghancurkan sosok perempuan demi kepentingan komersial dan ego pria. Tapi Annabel bukan korban yang pasrah karena ia perlahan menunjukkan kekuatannya di tengah para lelaki yang meremehkannya.

4. Innocents and Others – Dana Spiotta

buku Innocents and Others (panmacmillan.com)

Novel ini mengikuti dua sahabat perempuan, Meadow dan Carrie, yang sama-sama masuk ke dunia film tapi menempuh jalur yang sangat berbeda. Persahabatan mereka diuji oleh perbedaan visi, ideologi, dan pendekatan terhadap industri yang dikuasai laki-laki. Meadow lebih artistik dan eksperimental, sementara Carrie sukses secara komersial tapi kerap dianggap ringan.

Dana Spiotta menyajikan cerita dengan gaya naratif yang menyerupai montase film, mencerminkan bagaimana teknologi dan bentuk penceritaan baru memengaruhi cara para pembuat film bekerja. Innocents and Others tidak hanya membicarakan seni, tapi juga persahabatan, feminisme, dan cara bertahan sebagai perempuan dalam sistem yang sering kali tidak memberi ruang.

5. Suite for Barbara Loden – Nathalie Léger

buku Suite for Barbara Loden (penguinrandomhouse.com)

Dalam novel campuran fiksi dan biografi ini, Nathalie Léger menyelami kehidupan Barbara Loden, aktris Amerika yang dikenal lewat film cult Wanda yang ia tulis dan sutradarai sendiri. Loden dulunya adalah simbol seks Hollywood yang menikah dengan sutradara besar Elia Kazan, tapi hidupnya diliputi ketidakamanan dan konflik batin.

Léger mengeksplorasi bagaimana Loden beralih dari wajah publik yang dipoles menjadi pencipta karya sinematik yang otentik. Suite for Barbara Loden bukan hanya tentang Loden, tapi juga tentang bagaimana perempuan mengukir ruang kreatif dalam industri yang membatasi. Gaya penulisannya yang reflektif membuat novel ini terasa personal sekaligus monumental.

Jika kamu tertarik dengan dunia film dari sisi yang lebih intim dan rumit, lima novel di atas bisa menjadi jendela yang tajam dan menggugah. Siap menyelami kisah-kisah penuh drama, ambisi, dan kekacauan kreatif di balik layar industri hiburan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us