5 Cara Membedakan Anak Belum Bisa Membaca dengan Disleksia Ringan

- Anak belum bisa membaca di usia 4-5 tahun mungkin masih dalam tahap perkembangan wajar, sementara disleksia ringan baru terlihat setelah usia 7 tahun.
- Anak yang belum bisa membaca melakukan kesalahan acak, sementara anak dengan disleksia ringan punya pola kesalahan yang berulang dan sulit diubah.
- Anak yang belum bisa membaca menunjukkan antusiasme saat belajar, sementara anak dengan disleksia ringan sering merasa frustrasi atau menolak belajar membaca.
Saat anak belum bisa membaca, banyak orang tua langsung khawatir dan bertanya-tanya: “Jangan-jangan ini disleksia?” Padahal, belum tentu. Ada perbedaan mendasar antara anak yang memang belum siap membaca dan anak yang mengalami disleksia ringan.
Memahami perbedaannya bisa bantu kamu menentukan pendekatan yang tepat. Yuk, kenali lima cara membedakan anak yang belum bisa membaca dengan anak yang menunjukkan tanda-tanda disleksia ringan.
1. Perhatikan usia dan tahap perkembangan

Anak yang belum bisa membaca di usia 4–5 tahun bisa jadi masih dalam tahap perkembangan yang wajar. Kemampuan membaca biasanya mulai berkembang di usia 6 tahun, tergantung stimulasi dan kesiapan kognitif. Jadi, jangan buru-buru panik kalau anak belum lancar baca di usia dini.
Disleksia ringan biasanya baru bisa dikenali setelah anak melewati usia yang seharusnya sudah mulai membaca, misalnya 7 tahun ke atas. Kalau anak masih kesulitan mengenali huruf atau membedakan bunyi meski sudah sering dilatih, itu bisa jadi sinyal awal. Usia dan tahapan perkembangan jadi kunci penting dalam membedakan keduanya.
2. Amati pola kesalahan saat membaca

Anak yang belum bisa membaca biasanya melakukan kesalahan acak, seperti salah menyebut huruf atau lupa urutan kata. Tapi anak dengan disleksia ringan cenderung punya pola kesalahan yang berulang, misalnya membalik huruf seperti “b” dan “d” atau membaca “topi” jadi “tipi”. Kesalahan ini terjadi bukan karena kurang latihan, tapi karena cara otak memproses informasi berbeda.
Kalau kamu mulai melihat pola yang konsisten dan sulit diubah meski sudah dibimbing berulang kali, itu bisa jadi tanda disleksia ringan. Anak bukan malas, mereka hanya butuh pendekatan belajar yang berbeda. Mengenali pola ini bisa bantu kamu menentukan langkah selanjutnya.
3. Respon anak ketika latihan membaca

Anak yang belum bisa membaca biasanya menunjukkan antusiasme saat diajak belajar, meski belum lancar. Mereka bisa mengikuti instruksi dan menunjukkan progres meski pelan. Sebaliknya, anak dengan disleksia ringan sering merasa frustrasi, bingung, atau bahkan menolak belajar membaca karena merasa gagal terus.
Kalau anak terlihat stres atau kehilangan kepercayaan diri setiap kali belajar membaca, kamu perlu lebih peka. Bisa jadi mereka bukan belum bisa, tapi kesulitan secara neurologis. Respons emosional anak terhadap proses belajar bisa jadi petunjuk penting.
4. Kemampuan bahasa lisan vs tertulis

Anak yang belum bisa membaca biasanya juga masih berkembang dalam kemampuan bicara. Tapi anak dengan disleksia ringan sering punya kemampuan verbal yang baik, bahkan bisa bercerita panjang lebar, tapi kesulitan saat harus membaca atau menulis. Ketimpangan ini bisa jadi indikator awal disleksia.
Kalau anak bisa menjelaskan sesuatu dengan lancar tapi kesulitan membaca kata sederhana, kamu perlu perhatikan lebih dalam. Perbedaan antara kemampuan lisan dan tertulis bisa jadi petunjuk bahwa ada gangguan belajar spesifik. Tes sederhana bisa bantu mengonfirmasi hal ini.
5. Riwayat keluarga dan faktor genetik

Disleksia sering kali punya kaitan genetik. Kalau ada anggota keluarga yang punya riwayat kesulitan membaca atau gangguan belajar, kemungkinan anak mengalami disleksia ringan jadi lebih besar. Sementara anak yang belum bisa membaca karena kurang stimulasi biasanya tidak punya faktor genetik yang kuat.
Mengetahui riwayat keluarga bisa bantu kamu memahami konteks perkembangan anak. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau tenaga ahli jika kamu mencurigai adanya disleksia. Semakin cepat dikenali, semakin mudah ditangani.
Membedakan anak yang belum bisa membaca dengan anak yang mengalami disleksia ringan memang butuh kepekaan dan kesabaran. Jangan buru-buru memberi label, tapi juga jangan abaikan sinyal yang muncul. Anak punya cara belajar masing-masing, dan tugas kita adalah menemani mereka menemukan jalannya.



















