Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sikap Bijak Ketika Pasanganmu Seorang Sorry Habit, Gimana Baiknya?

ilustrasi meminta maaf pada pasangan (pexels.com/Antoni Shkraba)
ilustrasi meminta maaf pada pasangan (pexels.com/Antoni Shkraba)
Intinya sih...
  • Tunjukkan penerimaan tanpa permintaan maaf berlebihan dari pasanganmu untuk membangun rasa percaya diri dalam hubungan.
  • Ciptakan suasana aman bagi pasanganmu untuk mengungkapkan perasaannya tanpa takut salah, agar hubungan menjadi lebih terbuka dan nyaman.
  • Bantu pasanganmu membedakan kapan seharusnya minta maaf dan kapan tidak, serta fokus pada validasi perasaannya daripada kebiasaan meminta maafnya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Memiliki pasangan yang mudah sekali meminta maaf untuk hal-hal kecil bisa terasa membingungkan. Di satu sisi, kamu senang karena dia gak keras kepala dan mudah mengalah. Tapi di sisi lain, sorry habit bisa membuat komunikasi jadi kurang sehat. Pasanganmu mungkin merasa takut salah, tidak percaya diri, atau terlalu khawatir membuatmu kecewa. Kalau gak disikapi dengan bijak, hubungan bisa jadi tidak seimbang.

Agar hubungan tetap nyaman, kamu perlu melihat kebiasaan itu dengan sudut pandang yang lebih lembut. Menghadapi pasangan yang sorry habit bukan berarti membiarkannya terus tenggelam dalam rasa bersalah. Justru kamu bisa membantu membuat dia lebih percaya diri dan aman bersamamu. Berikut lima sikap bijak yang bisa kamu terapkan.

1. Tunjukkan bahwa kamu menerima pasangan tanpa harus selalu minta maaf

bermesraan dengan pasangan
ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Katerina Holmes)

Saat pasanganmu minta maaf untuk sesuatu yang sebenarnya tidak perlu, responsmu sangat menentukan. Kamu bisa mengatakan dengan lembut bahwa semuanya baik-baik saja dan gak perlu meminta maaf terus. Sikap seperti ini membuatnya merasa diterima apa adanya.

Semakin sering kamu menunjukkan penerimaan, semakin aman perasaan pasangan. Lama-kelamaan, dia akan belajar bahwa keberadaan dirinya tidak selalu salah dan sebuah hubungan tidak harus penuh permintaan maaf. Ini langkah awal membangun rasa percaya diri dalam hubungan.

2. Beri ruang bagi pasangan untuk mengungkapkan perasaan tanpa takut salah

Menenangkan pasangan
ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Ivan Samkov)

Seseorang sorry habit biasanya sensitif atau terbiasa merasa harus menyesuaikan diri. Karena itu, penting buatmu untuk menciptakan suasana aman saat berkomunikasi. Dengarkan tanpa langsung mengoreksi. Biarkan pasangan selesai bicara sebelum kamu memberi respons.

Sikap seperti ini membuat pasangan merasa dihargai, bukan dihakimi. Dengan begitu, ia tidak lagi merasa harus berkata “maaf” setiap kali mengungkapkan pendapat. Hubungan pun jadi lebih terbuka dan nyaman.

3. Bantu pasangan membedakan mana yang memang perlu minta maaf dan mana yang tidak

ilustrasi sepasang kekasih menghadapi konflik (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi sepasang kekasih menghadapi konflik (pexels.com/SHVETS production)

Kamu bisa membimbing pasangan dengan cara halus. Misalnya ketika ia berkata, “Maaf ya aku ngomong terlalu lama,” kamu bisa menjawab, “Gak apa-apa kok, kamu lagi cerita. Itu bukan sesuatu yang harus membuatmu minta maaf.” Cara ini membantunya mempelajari batasan yang lebih sehat.

Dengan komunikasi yang lembut, pasangan jadi lebih paham bahwa tidak semua hal membutuhkan permintaan maaf. Pasangan akan merasa lebih percaya diri dan gak terus-terusan menganggap dirinya beban dalam hubungan. Ini langkah penting untuk keseimbangan emosional.

4. Validasi perasaan pasangan, bukan kebiasaan meminta maafnya

ilustrasi sepasang kekasih (freepik.com/prostooleh)
ilustrasi sepasang kekasih (freepik.com/prostooleh)

Alih-alih fokus pada ucapan maafnya, fokuslah pada apa yang sebenarnya pasangamu rasakan. Biasanya, ucapan tersebut muncul dari rasa takut mengecewakan atau merasa tidak cukup baik. Dengan menenangkan perasaannya, kamu membantu mengatasi akar masalahnya.

Tunjukkan bahwa kamu memahami perasaannya dan tidak marah. Validasi sederhana seperti “Aku ngerti kamu khawatir, tapi semuanya aman kok” bisa membuat hati pasangan lebih tenang. Ketika emosinya stabil, kebiasaan meminta maaf pun akan berkurang dengan sendirinya.

5. Berikan dukungan positif agar mereka tumbuh lebih percaya diri

ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/SHVETS production)

Puji pasanganmu ketika ia berani menyampaikan pendapat tanpa meminta maaf. Beri dorongan ketika ia berani mengambil keputusan, meski kecil. Dukungan positif seperti ini punya efek besar bagi seorang sorry habit.

Semakin sering kamu memberi apresiasi, semakin yakin pasangan bahwa kehadirannya cukup dan dihargai. Hubungan pun berubah menjadi tempat yang menumbuhkan, bukan menekan. Pada akhirnya, pasangan akan lebih seimbang secara emosional dan kamu pun merasakan hubungan yang lebih sehat.

Menghadapi pasangan yang memiliki karakter sorry habit membutuhkan kesabaran dan empati. Namun dengan lima sikap bijak di atas, kamu tidak hanya menjaga hubungan tetap harmonis, tapi juga membantu pasangan tumbuh menjadi versi dirinya yang lebih percaya diri. Hubungan yang baik selalu tentang saling menguatkan, bukan membiarkan salah satu merasa bersalah terus-menerus.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us

Latest Life Jawa Tengah

See More

5 Tipe-Tipe Orang saat Tahun Baru, Kamu Termasuk yang Mana?

30 Des 2025, 17:00 WIBLife