Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Manfaat Nature Based Parenting yang Membentuk Anak Lebih Tangguh

illustrasi anak dan orang tua di alam (pexels.com/Nano Erdozain)
illustrasi anak dan orang tua di alam (pexels.com/Nano Erdozain)
Intinya sih...
  • Belajar menghadapi tantangan alam
  • Menumbuhkan rasa mandiri melalui aktivitas luar ruangan
  • Memperkuat ikatan emosional dengan lingkungan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setiap anak tumbuh dengan karakter unik yang dipengaruhi lingkungan, pola asuh, dan pengalaman sehari-hari. Salah satu pendekatan yang mulai banyak dilirik adalah nature based parenting, yaitu pola asuh yang menjadikan alam sebagai ruang belajar sekaligus tempat eksplorasi anak. Dengan berinteraksi langsung dengan alam, anak gak hanya mendapatkan hiburan, tetapi juga pengalaman berharga yang membentuk karakter kuat.

Pola asuh tersebut dianggap mampu menumbuhkan anak yang lebih tangguh, mandiri, serta memiliki rasa empati tinggi terhadap kehidupan di sekitarnya. Melalui pengalaman sederhana seperti berjalan di hutan, bermain di sungai, atau menanam tanaman, anak belajar menghadapi tantangan dan mengasah rasa percaya diri. Yuk, simak lima cara nature based parenting membentuk anak lebih tangguh berikut ini.

1. Belajar menghadapi tantangan dari alam

illustrasi anak dan orang tua di alam (pexels.com/Kampus Production)
illustrasi anak dan orang tua di alam (pexels.com/Kampus Production)

Ketika anak berinteraksi dengan alam, mereka akan sering menemui tantangan yang nyata, misalnya menyeberangi jalan setapak berbatu atau mendaki bukit kecil. Situasi itu melatih anak untuk gak mudah menyerah saat menghadapi kesulitan. Dari pengalaman itu, mereka belajar mencari cara agar tetap seimbang, menjaga langkah, hingga menemukan solusi sederhana dari hambatan yang muncul. Proses menghadapi kesulitan inilah yang menanamkan mental tangguh.

Lebih jauh lagi, setiap tantangan alam akan memberikan rasa pencapaian ketika berhasil dilewati. Anak akan merasa bangga karena mampu melawan rasa takut atau rasa ragu dalam dirinya. Hal tersebut akan menumbuhkan keyakinan bahwa setiap masalah pasti punya jalan keluar. Perlahan, karakter tangguh akan terbawa dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun lingkungan sosialnya.

2. Menumbuhkan rasa mandiri melalui aktivitas luar ruangan

illustrasi anak dan orang tua di alam (pexels.com/Kampus Production)
illustrasi anak dan orang tua di alam (pexels.com/Kampus Production)

Alam memberi ruang bagi anak untuk belajar mandiri, mulai dari hal sederhana seperti membawa bekal sendiri hingga menyiapkan perlengkapan saat berkemah. Proses tersebut melatih anak untuk gak selalu bergantung pada orang lain. Saat mereka berhasil menyelesaikan sesuatu sendiri, tumbuhlah rasa percaya diri yang kuat. Kemandirian menjadi bekal penting agar anak mampu menghadapi tantangan di masa depan.

Selain itu, kegiatan di luar ruangan juga memberi kesempatan anak untuk mengambil keputusan secara langsung. Misalnya memilih jalur yang aman saat berjalan, menentukan cara menyalakan api unggun, atau memutuskan tanaman mana yang ingin ditanam. Keputusan-keputusan kecil itu membangun pola pikir bertanggung jawab dan disiplin. Hasilnya, anak belajar bahwa kemandirian adalah proses yang mendidik, bukan sekadar tuntutan.

3. Memperkuat ikatan emosional dengan lingkungan

illustrasi anak dan orang tua di alam (pexels.com/Andy Kuzma)
illustrasi anak dan orang tua di alam (pexels.com/Andy Kuzma)

Anak yang terbiasa dekat dengan alam akan memiliki ikatan emosional yang kuat terhadap lingkungannya. Mereka belajar menghargai keberadaan makhluk hidup lain, mulai dari hewan kecil hingga pohon besar. Kesadaran tersebut membuat anak lebih peka terhadap kehidupan di sekitarnya. Sensitivitas inilah yang nantinya akan menguatkan mental mereka ketika harus berinteraksi dengan orang lain.

Ikatan emosional dengan alam juga membentuk rasa syukur dalam diri anak. Saat mereka melihat bunga yang mekar atau menikmati suara air mengalir, ada perasaan damai yang tumbuh. Perasaan damai memberi ketenangan sekaligus menjadi sumber kekuatan batin. Anak yang dekat dengan alam biasanya lebih mampu mengendalikan emosi, sehingga lebih tangguh dalam menghadapi tekanan.

4. Melatih ketekunan dan kesabaran lewat proses alam

illustrasi anak dan orang tua brekebun (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)
illustrasi anak dan orang tua brekebun (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Alam mengajarkan bahwa segala sesuatu membutuhkan waktu, misalnya menunggu benih tumbuh menjadi tanaman atau melihat ulat berubah menjadi kupu-kupu. Proses itu membuat anak belajar tentang arti kesabaran. Mereka paham bahwa gak semua hal bisa didapatkan secara instan. Ketekunan dalam menunggu hasil justru melatih karakter kuat yang sangat bermanfaat di kemudian hari.

Lebih dari itu, kesabaran yang dilatih melalui alam juga menumbuhkan konsistensi. Anak jadi terbiasa untuk merawat tanaman setiap hari, memberi makan hewan, atau menjaga kebersihan lingkungan. Aktivitas sederhana tersebut menanamkan nilai disiplin yang kokoh. Dengan begitu, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, mampu menghadapi setiap proses tanpa tergesa-gesa.

5. Memberi ruang untuk menyalurkan kreativitas

illustrasi anak dan orang tua di alam (pexels.com/RDNE Stock project)
illustrasi anak dan orang tua di alam (pexels.com/RDNE Stock project)

Alam adalah ruang tak terbatas yang bisa memantik kreativitas anak. Mereka dapat mengubah ranting kayu menjadi mainan, membangun rumah-rumahan dari dedaunan, atau membuat pola di pasir. Aktivitas kreatif tersebut membuat anak terbiasa berpikir out of the box. Kreativitas yang terasah akan menolong mereka menemukan cara unik menghadapi masalah di kemudian hari.

Selain itu, kreativitas yang tumbuh dari interaksi dengan alam juga memperkuat daya imajinasi. Anak belajar bahwa dari sesuatu yang sederhana, selalu ada potensi luar biasa. Imajinasi itu membentuk pola pikir tangguh karena anak akan melihat masalah bukan sebagai hambatan, melainkan peluang untuk menemukan ide baru. Kreativitas sekaligus menjadi modal penting dalam mengarungi kehidupan yang penuh perubahan.

Nature based parenting memberikan banyak peluang bagi anak untuk tumbuh dengan mental tangguh dan karakter kuat. Dari alam, anak belajar menghadapi tantangan, menumbuhkan kemandirian, serta menghargai proses yang penuh kesabaran. Setiap interaksi kecil dengan alam selalu meninggalkan pelajaran besar.

Pola asuh tersebut juga memperkuat empati, mengasah kreativitas, dan menumbuhkan ikatan emosional yang sehat dengan lingkungan sekitar. Semua hal tersebut menjadi fondasi penting dalam membangun pribadi yang siap menghadapi berbagai situasi kehidupan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us