Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Penyakit Berbahaya yang Bisa Dicegah dengan Imunisasi Anak

ilustrasi imunisasi (unsplash.com/CDC)
Intinya sih...
  • Imunisasi anak efektif melindungi dari campak, difteri, hepatitis B, polio, dan pneumonia.
  • Vaksin campak MMR sangat efektif dalam mencegah wabah dan telah menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia.
  • Imunisasi lengkap dapat menurunkan risiko penularan penyakit berbahaya dan membentuk herd immunity untuk mencegah wabah.

Imunisasi adalah langkah pencegahan yang sangat efektif untuk melindungi anak-anak dari berbagai penyakit menular yang bisa berdampak serius. Banyak dari penyakit ini dulu menyebabkan kematian atau kecacatan permanen. Melalui program imunisasi, tubuh anak dibekali perlindungan sejak dini untuk melawan virus atau bakteri penyebab penyakit tertentu.

Selain menyelamatkan nyawa, imunisasi juga membantu mengurangi penyebaran penyakit menular di masyarakat. Program vaksinasi massal telah berhasil memberantas atau mengurangi kasus penyakit seperti polio dan campak di banyak negara. Berikut adalah lima penyakit berbahaya yang risikonya dapat diminimalisir melalui imunisasi anak.

1. Campak

ilustrasi campak (freepik.com/freepik)

Campak merupakan infeksi virus yang sangat menular dan bisa berakibat fatal, terutama pada anak-anak. Gejalanya meliputi demam tinggi, batuk, pilek, mata merah, dan ruam di seluruh tubuh. Komplikasi serius seperti pneumonia, diare berat, dan ensefalitis (radang otak) bisa terjadi pada sebagian anak yang terinfeksi.

Vaksin campak biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella). Imunisasi ini terbukti sangat efektif dalam mencegah wabah dan telah menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia. Negara yang memiliki cakupan imunisasi rendah sering kali mengalami lonjakan kasus, sehingga vaksinasi tetap menjadi strategi utama pencegahan.

2. Difteri

ilustrasi imunisasi (unsplash.com/CDC)

Difteri adalah infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan saluran pernapasan bagian atas, menghasilkan racun berbahaya yang bisa mengakibatkan kegagalan pernapasan, kelumpuhan, atau bahkan kematian. Penyakit ini menyebar melalui percikan liur saat batuk atau bersin.

Vaksin DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis) diberikan beberapa kali selama masa kanak-kanak. Dengan imunisasi lengkap, kemungkinan tertular difteri menurun drastis. Wabah difteri yang muncul kembali biasanya terjadi di wilayah dengan cakupan vaksinasi rendah, menunjukkan pentingnya menjaga jadwal imunisasi yang direkomendasikan.

3. Hepatitis B

ilustrasi imunisasi (unsplash.com/CDC)

Hepatitis B adalah infeksi virus yang menyerang hati dan dapat berkembang menjadi sirosis atau kanker hati jika tidak diobati. Virus ini menular melalui darah atau cairan tubuh, termasuk dari ibu ke bayi saat persalinan. Anak yang terinfeksi hepatitis B berisiko tinggi mengalami kondisi kronis di kemudian hari.

Vaksin hepatitis B biasanya diberikan segera setelah bayi lahir. Vaksin ini membentuk kekebalan tubuh jangka panjang dan sangat efektif dalam mencegah infeksi sejak dini. Perlindungan dari vaksin juga membantu mengurangi risiko penularan antaranggota keluarga yang mungkin terinfeksi tanpa gejala.

4. Polio

ilustrasi imunisasi (freepik.com/freepik)

Polio disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf dan dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen, bahkan kematian. Virus ini menyebar melalui kontak dengan tinja atau air liur penderita, membuat anak-anak yang belum divaksinasi sangat rentan. Sebelum vaksin polio ditemukan, penyakit ini menyebabkan ribuan kasus kelumpuhan setiap tahun di seluruh dunia.

Vaksin polio diberikan melalui tetes mulut atau suntikan, biasanya dalam beberapa dosis sejak bayi. Beberapa negara telah dinyatakan bebas polio berkat program imunisasi yang masif. Namun, karena virus ini masih ada di beberapa wilayah, vaksinasi tetap diperlukan untuk menjaga agar tidak muncul kembali.

5. Pneumonia

ilustrasi imunisasi (freepik.com/freepik)

Pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita secara global, dan salah satu bakteri penyebabnya adalah Streptococcus pneumoniae. Infeksi ini bisa menyerang paru-paru, darah, dan otak, serta menimbulkan komplikasi yang berat jika tidak ditangani dengan cepat. Anak dengan sistem imun lemah, seperti kurang gizi, paling rentan mengalami pneumonia berat.

Vaksin pneumokokus membantu melindungi anak dari berbagai jenis infeksi akibat bakteri tersebut. Pemberian vaksin ini secara rutin dapat menurunkan angka kejadian pneumonia berat, terutama di kalangan bayi dan anak-anak di bawah lima tahun. Pencegahan dini lebih efektif daripada pengobatan saat infeksi sudah berkembang.

Imunisasi anak bukan hanya melindungi individu, tetapi juga membentuk kekebalan kelompok (herd immunity) yang mencegah wabah. Dengan memastikan anak mendapat vaksin lengkap sesuai jadwal, orangtua dapat memastikan anak terhindar dari penyakit-penyakit berbahaya di atas. Edukasi dan akses yang merata terhadap imunisasi menjadi kunci untuk menciptakan generasi yang sehat di masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us