Tangani Anak Nakal Menurut Psikolog, Keliru Kalau Dibawa ke Dukun 

Orangtua diajak ubah perilaku menangani anak di rumah

Semarang, IDN Times - Kasus kematian seorang anak berusia tujuh tahun di Temanggung memantik reaksi dari beragam kalangan masyarakat. Seperti diketahui, Aisyah ditemukan meninggal dunia di rumahnya, Desa Bejen, Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (16/5/2021).

Kabar yang beredar Aisyah meninggal dunia setelah diruwat oleh orangtuanya. Jenazahnya ditemukan tersimpan empat bulan sampai menyerupai mumi.

1. Meruwat anak dengan membawa ke dukun jadi tindakan yang keliru

Tangani Anak Nakal Menurut Psikolog, Keliru Kalau Dibawa ke Dukun Ilustrasi Kekerasan pada Anak (IDN Times/Sukma Shakti)

Seorang psikolog di RS Santo Elisabeth Semarang, Probowatie Tjondronegoro menyebut apa yang dilakukan kedua orangtua Aisyah yang memutuskan untuk membawa bocah tujuh tahun itu ke seorang dukun merupakan sebuah hal yang tidak bisa dibenarkan. Sebab, menangani perilaku seorang anak bisa dengan menyentuh perasaannya serta memberikan pengertian dengan cara yang halus. 

"Sehingga ketika muncul kasus anak meninggal dunia setelah diruwat atas saran seorang dukun, maka tindakan itu merupakan hal yang keliru. Itu tidak bisa dibenarkan apalagi yang dilakukannya sampai merenggut nyawa anaknya," ujar Probo ketika dihubungi IDN Times, Rabu (19/5/2021). 

Baca Juga: Polisi Periksa Orang Tua Aisyah yang Ditemukan Jadi Mumi di Temanggung

2. Tradisi yang berkembang di kampung Aisyah sudah disalahartikan

Tangani Anak Nakal Menurut Psikolog, Keliru Kalau Dibawa ke Dukun Ilustrasi jenazah. (IDN Times/Sukma Shakti)

Ia menduga ada sebuah tradisi yang disalahartikan oleh kedua orangtua Aisyah hingga membuat anaknya meninggal dunia. Menurutnya yang patut disalahkan dalam kasus ini adalah sosok pembisik yang menyuruh kedua orangtua Aisyah untuk dilakukan ruwatan.

Lebih lanjut, jika menilik kasus kematian Aisyah di Temanggung, dirinya mengatakan secara psikis kondisi orangtua Aisyah masih sehat. Sebab, yang dilakukan kedua orangtua Aisyah hanya sebatas ingin membuat anaknya tidak nakal lagi.

"Orangtuanya saya rasa masih waras. Secara ilmu psikologis, kondisi mental mereka masih normal. Hanya saja mungkin karena dari sisi pengetahuannya yang kurang ditambah lagi unsur budaya yang kuat membuat mereka memilih jalan pintas dengan membawa anaknya ke dukun," terangnya.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

3. Tidak ada anak yang nakal. Yang ada anak kreatif dan anak berperilaku aktif

Tangani Anak Nakal Menurut Psikolog, Keliru Kalau Dibawa ke Dukun Ilustrasi anak-anak di Taiwan (IDN Times/Vanny El-Rahman)

Probo mengungkapkan aparat kepolisian mestinya lebih jeli dan ekstra hati-hati dalam menangani kasus kematian Aisyah.

Ia menyarankan kepada masyarakat luas agar belajar dari peristiwa kematian Aisyah di Temanggung. Setiap orangtua harus lebih berhati-hati dalam mengasuh anaknya di rumah.

Ia mengaku kurang setuju dengan menyebut stigma anak nakal. Ia menganggap seorang anak mestinya diajarkan supaya menjadi kreatif dan mandiri dan bukan malah memberikan image yang buruk bagi anak-anak.

"Saya gak setuju kalau para orangtua menyebut anaknya nakal. Disebut saja anaknya aktif atau kreatif. Karena masa tumbuh kembang anak berkaitan erat dengan pola asuh di rumahnya. Anak seusia Aisyah tidak bisa disebut nakal karena sifat anak seusia itu belum mengenal mana yang baik mana yang buruk," terangnya.

4. DP3AKB Jateng ajak para orangtua cegah kekerasan terhadap anak-anak

Tangani Anak Nakal Menurut Psikolog, Keliru Kalau Dibawa ke Dukun Ilustrasi Keluarga (IDN Times/Mardya Shakti)

Sementara itu, Retno Sudewi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jateng mengatakan saat ini sudah saatnya para orangtua berusaha mencegah tindakan kekerasan terhadap anak di dalam rumah.

Dalam kematian Aisyah, Retno bilang tidak bisa disebutkan bahwa ada kesalahan pada pola asuh. 

"Tidak bisa disebut kalau itu akibat salah asuh. Karena saat itu waktunya kita yang mencegah agar kejadian di Temanggung tidak terulang lagi. Bahwa mengasuh anak itu caranya dengan mendengarkan pendapat anak dan tidak otoriter. Ke depan kita bersama instansi terkait dan media massa harus bekerjasama meningkatkan edukasi bagi orangtua," ujarnya saat dihubungi IDN Times.

Baca Juga: Kronologi Aisyah, Percaya Dukun Temanggung: Nakal Karena Genderuwo

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya