5 Fakta Tentang Penyusutan Otak dan Begini Cara Mengatasinya

- Otak menyusut seiring usia, terutama di lobus frontal dan hippocampus
- Penyusutan bisa jadi tanda masalah kesehatan seperti stroke atau alzheimer
- Olahraga, aktivitas mental, nutrisi, dan gaya hidup sehat dapat memperlambat penyusutan otak
Tahukah kamu kalau otak kita bisa menyusut seiring bertambahnya usia? Fenomena ini disebut brain atrophy atau penyusutan otak. Meski terdengar menakutkan, hal ini sebenarnya normal terjadi, terutama ketika seseorang memasuki usia lanjut. Namun, ada juga kondisi di mana penyusutan otak terjadi lebih cepat dari seharusnya dan bisa memengaruhi ingatan, konsentrasi, hingga kemampuan berpikir.
Nah, ini dia 5 fakta menarik tentang penyusutan otak dan langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk memperlambat prosesnya. Yuk simak selengkapnya!
1. Otak secara alami menyusut seiring usia

Proses penyusutan otak sebenarnya sudah dimulai sejak usia 30-an atau 40-an, lalu makin cepat ketika kita mencapai usia 60 atau 70 tahun. Bagian yang paling cepat mengalami penyusutan biasanya adalah lobus frontal dan hippocampus, yaitu area yang berhubungan dengan memori dan pengambilan keputusan. Ketika seseorang mencapai usia 70 sampai 90 tahun, ukuran otak bisa berkurang sekitar 10--15 persen dibandingkan masa muda. Meskipun terdengar cukup signifikan, sebagian besar orang masih bisa berfungsi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
Hal yang menarik, meskipun ukuran otak berkurang, fungsi dasar seperti berbelanja, mengendarai kendaraan, atau bersosialisasi biasanya tetap berjalan normal. Dengan kata lain, penyusutan otak karena faktor usia bukan berarti hidup akan langsung terganggu. Namun, tetap penting untuk menjaga kesehatan otak sejak dini agar proses penyusutan ini tidak berlangsung terlalu cepat. Kebiasaan hidup sehat di usia muda akan menjadi investasi besar untuk kesehatan otak di masa tua.
2. Penyusutan bisa jadi tanda masalah kesehatan

Kalau penyusutan otak terjadi lebih cepat atau terlalu berlebihan, ini bisa jadi pertanda adanya masalah kesehatan. Kondisi medis seperti stroke, cedera kepala, alzheimer, multiple sclerosis, infeksi otak, hingga HIV dapat memicu penyusutan otak lebih cepat. Penyusutan semacam ini berbeda dengan proses alami penuaan karena dampaknya bisa terasa lebih serius. Gejala yang sering muncul antara lain kejang, kesulitan berbicara, hingga masalah ingatan dan daya pikir.
Selain itu, penyusutan otak akibat penyakit juga sering diikuti dengan perubahan perilaku atau emosi. Orang yang mengalaminya bisa menjadi mudah marah, sulit fokus, atau merasa bingung dalam mengambil keputusan. Hal ini tentu berdampak pada kualitas hidup sehari-hari. Karena itu, penting untuk tidak menganggap enteng perubahan kecil pada ingatan atau fungsi berpikir. Deteksi dini melalui pemeriksaan medis bisa membantu memperlambat perkembangan kondisi ini.
3. Beberapa kasus bisa diperlambat atau diperbaiki

Banyak orang mengira kalau penyusutan otak tidak bisa dihentikan sama sekali, tetapi penelitian terbaru menunjukkan kabar baik. Olahraga, khususnya latihan kekuatan seperti angkat beban 2 kali seminggu, terbukti dapat membantu menjaga volume hippocampus. Bagian otak ini sangat penting untuk memori, jadi melatih tubuh ternyata ikut menjaga kesehatan otak. Selain itu, aktivitas sederhana seperti berjalan kaki setiap hari juga punya efek besar dalam mencegah penyusutan yang berlebihan.
Tidak hanya olahraga, pola hidup aktif juga sangat berpengaruh. Penelitian menemukan bahwa duduk terlalu lama dapat membuat otak lebih cepat menyusut, meskipun seseorang rutin berolahraga. Menjaga otak tetap aktif melalui kegiatan mental seperti bermain puzzle, membaca, atau mencoba hobi baru juga bisa membantu memperlambat penyusutan. Bahkan, beberapa studi menemukan konsumsi vitamin B kompleks dapat memperlambat proses ini hingga 30 persen. Jadi, kombinasi antara aktivitas fisik, mental, dan nutrisi yang tepat bisa jadi senjata ampuh melawan penyusutan otak.
4. Gaya hidup sehari-hari punya dampak besar

Hal-hal kecil yang kita lakukan setiap hari ternyata bisa berpengaruh langsung pada kesehatan otak. Mulai dari olahraga teratur, pola makan seimbang, tidur cukup, hingga menjaga tekanan darah tetap stabil, semua faktor itu berperan penting. Makanan kaya omega-3, sayuran hijau, buah-buahan, dan lemak sehat dari kacang-kacangan sangat baik untuk menjaga fungsi otak. Pola makan seperti diet Mediterania atau MIND (Mediterranean-DASH Intervention for Neurodegenerative Delay) bahkan terbukti mendukung kesehatan otak dalam jangka panjang.
Di sisi lain, kebiasaan buruk seperti merokok, terlalu banyak minum alkohol, atau sering begadang bisa mempercepat penyusutan otak. Bahkan, stres berkepanjangan juga berkontribusi terhadap penurunan fungsi otak. Jadi, perubahan kecil dalam rutinitas sehari-hari sebenarnya bisa memberikan dampak besar. Memilih makanan sehat, rajin bergerak, dan mengelola stres dengan baik adalah langkah sederhana yang bisa membuat otak tetap sehat lebih lama.
5. Otak bisa tetap muda jika dirawat

Meskipun otak mengalami penyusutan, penelitian menunjukkan bahwa otak masih mampu membentuk sel-sel baru bahkan di usia lanjut. Proses ini disebut neurogenesis, dan biasanya terjadi di hippocampus. Aktivitas seperti belajar hal baru, bersosialisasi, serta olahraga bisa merangsang pertumbuhan sel otak baru. Dengan kata lain, otak sebenarnya punya kemampuan untuk tetap muda asalkan dirangsang dengan cara yang benar.
Menariknya lagi, hubungan sosial yang sehat ternyata berperan sama pentingnya dengan pola makan atau olahraga. Rasa kesepian bisa berdampak buruk pada otak, bahkan setara dengan kebiasaan merokok. Itulah sebabnya menjaga koneksi dengan keluarga, teman, atau komunitas sangat penting untuk kesehatan otak jangka panjang. Jadi, jangan ragu untuk terus berinteraksi, mencoba hal baru, dan menjaga semangat hidup, karena semua itu membantu otak tetap segar dan berfungsi optimal.
Penyusutan otak memang sesuatu yang tidak bisa dihindari, tetapi bukan berarti tidak bisa dilawan. Dengan langkah sederhana seperti tidur cukup, menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, hingga tetap aktif secara sosial, proses penyusutan bisa diperlambat secara signifikan. Otak adalah aset terbesar kita, jadi rawatlah sejak sekarang agar tetap tajam dan sehat di masa depan. Mulailah hari ini dengan satu langkah kecil, misalnya berjalan kaki sebentar, menghubungi teman, atau membaca sesuatu yang baru.