Berbeda dengan Kolitis Ulseratif, Inilah 6 Fakta Penyakit Crohn!

- Penyakit Crohn adalah jenis penyakit radang usus yang kronis dan dapat menyebabkan nyeri perut, diare parah, kelelahan, penurunan berat badan, dan kekurangan gizi.
- Kolitis ulseratif hanya menyerang usus besar dan rektum, sedangkan penyakit Crohn dapat menyebabkan peradangan di bagian mana pun di saluran pencernaan.
- Penyakit Crohn bersifat kronis dan memerlukan perawatan berkelanjutan. Gejalanya mungkin dapat hilang dalam jangka waktu lama, namun bukan berarti penyakitnya sudah hilang.
Penyakit Crohn atau Crohn's disease merupakan salah satu jenis penyakit radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD). Dilansir Mayo Clinic penyakit ini menyebabkan peradangan (pembengkakan jaringan) pada saluran pencernaan mulai dari mulut hingga anus. Tahukah kamu penyakit Crohn ini merupakan penyakit kronis jangka panjang, lho!
Penyakit Crohn dapat menyebabkan nyeri perut, diare parah, kelelahan, penurunan berat badan, dan kekurangan gizi. Hingga saat ini penyebab pasti penyakit Crohn belum diketahui. Para peneliti menduga bahwa reaksi autoimun mungkin menjadi salah satu penyebabnya.
Biar kamu makin paham, berikut adalah 6 fakta mengenai penyakit Crohn, let's see!
1. Tidak sama dengan kolitis ulseratif

Penyakit Crohn dan kolitis ulseratif merupakan penyakit radang usus yang keduanya memiliki gejala yang serupa. Bahkan banyak orang yang sulit membedakan di antara keduanya. Tapi, tahukah kamu ternyata kedua jenis penyakit tersebut berbeda, lho!
Menurut Medical News Today, perbedaan utama antara kolitis ulseratif dan penyakit Crohn adalah bagaimana penyakit tersebut memengaruhi usus seseorang dan letak bagian usus mana yang terpengaruh.
Kolitis ulseratif hanya menyerang usus besar dan rektum, sedangkan penyakit Crohn dapat menyebabkan peradangan di bagian mana pun di saluran pencernaan, termasuk esofagus, lambung, usus halus dan usus besar.
Selain itu, dilansir Creaky Joints, kolitis ulseratif cenderung menyebar ke usus besar (kolon), sedangkan penyakit Crohn tidak merata dan tidak menetap di permukaan.
2. Gejala penyakit Crohn pada setiap orang berbeda-beda

Gejala penyakit Crohn dapat berkembang secara bertahap atau muncul tiba-tiba. Pada sebagian orang gejala ini dapat berkisar dari ringan bahkan hingga parah.
Gejalanya yang paling umum adalah nyeri perut, namun letak pasti munculnya nyeri tersebut bergantung pada area saluran pencernaan mana yang terkena. Penyakit Crohn biasanya menyerang bagian akhir dari usus halus (ileum) dan bagian awal usus besar (kolon). Tetapi bisa juga penyakit Crohn dapat menyerang bagian mana saja pada saluran pencernaan termasuk mulut, kerongkongan dan lambung.
Dilansir Healthline, penyakit Crohn pada kerongkongan dapat menyebabkan nyeri di belakang tulang dada saat menelan. Jika kerongkongan menyempit karena jaringan parut, bisa terjadi kesulitan menelan atau makanan tersangkut. Sedangkan gejala penyakit Crohn pada mulut biasanya berupa luka besar dan nyeri di dalam mulut.
Menurut Clavel and Clinic, gejala umum penyakit Crohn lainnya meliputi diare kronis, penurunan berat badan, tinja berdarah, kelelahan, sariawan atau nyeri pada mulut, dan abses atau infeksi di sekitar anus.
3. Penyakit Crohn merupakan kondisi autoimun

Pada penyakit radang usus seperti penyakit Crohn, sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi dengan baik. Alih-alih hanya menyerang benda asing seperti virus dan bakteri, sistem imun secara keliru justru menyerang sel-sel sehat di saluran pencernaan. Karena sistem kekebalan tubuh berinteraksi dengan organisme yang berbeda, hal ini dapat memicu peradangan dan kerusakan usus, mengintip laman Medical News Today.
4. Penyakit Crohn dapat menimbulkan komplikasi serius

Penyakit Crohn dapat menimbulkan rasa nyeri dan melemahkan, dan terkadang dapat menimbulkan komplikasi. Komplikasi penyakit Crohn dapat mengancam jiwa jika tidak mendapatkan perawatan medis yang tepat. Beberapa kemungkinan hasil yang paling berbahaya meliputi:
- Fistula: dinding usus terbuka sehingga membuat saluran terhubung secara abnormal di antara dua rongga yang seharusnya terpisah.
- Abses: kantung berisi nanah yang terinfeksi dan terbentuk di saluran pencernaan atau perut.
- Fisura ani: robekan kecil atau luka pada anus yang menyebabkan nyeri, gatal, dan pendarahan.
- Obstruksi usus: penyumbatan yang terjadi sebagian atau seluruh di usus.
5. Belum ada obat untuk penyakit Crohn

Penyakit Crohn bersifat kronis dan memerlukan perawatan berkelanjutan. Gejalanya mungkin dapat hilang dalam jangka waktu lama, namun bukan berarti penyakitnya sudah hilang. Bentuk pengobatan yang dilakukan oleh pasien Crohn ini hanya untuk meredakan gejalanya.
Penyakit Crohn dapat memburuk seiring berjalannya waktu, terutama jika tidak diobati. Kabar buruknya, hingga saat ini belum ada obat yang menyembuhkan penyakit Crohn, dan belum ada pengobatan yang berhasil untuk semua orang. Bahkan operasi pun hanya dapat memperbaiki masalah yang ada, namun tidak akan menyembuhkan penyakit Crohn secara permanen.
6. Jika tidak diobati, penyakit Crohn dapat meningkatkan risiko terkena kanker

Orang yang menderita penyakit Crohn setidaknya selama delapan tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kolorektal. Peradangan menyebabkan sel-sel di usus besar berganti dengan cepat, sehingga rentan terhadap pertumbuhan sel yang tidak teratur. Kesalahan pada sel yang diganti ini dapat mengakibatkan kanker terlebih jika prosesnya berlangsungnya semakin lama.
Pemeriksaan kanker usus besar secara rutin dapat mendeteksi kanker kolorektal sejak dini, dan pengobatan penyakit Crohn dapat memperlambat pergantian sel untuk mengurangi risiko.
Penyakit Crohn merupakan penyakit kronis jangka panjang yang menyebabkan peradangan pada sistem pencernaan. Diduga penyakit ini disebabkan oleh kondisi autoimun tubuh. Gejala pada penderita penyakit Crohn beda-beda dan hingga saat ini belum ditemukan obatnya. Nah, sekarang kamu sudah mengerti kan apa saja fakta dibalik penyakit Crohn. Jika kamu mengalami gejalanya jangan lupa segera periksakan kesehatanmu, ya!