Memupus Sisi Kelam Jejak Tahanan Politik Wanita di Plantungan Kendal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kendal, IDN Times - Berjarak kurang lebih dua jam dari Kota Semarang, kondisi Kecamatan Plantungan di Kabupaten Kendal dari tahun ke tahun tak banyak berubah. Rerimbunan pohon di kiri kanan jalan jadi pemandangan yang jamak ditemukan ketika sampai di wilayah tersebut.
IDN Times yang berkunjung ke Plantungan disambut udara yang lumayan terik.
Tanggal 30 September selalu diperingati sebagai kejadian gerakan 30 September (G30S). Beberapa rumah mengibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda penghormatan untuk pahlawan revolusi.
Baca Juga: Penjara Plantungan, Pernah Dihuni Istri DN Aidit, Kini Jadi Wisata Air Panas
Kesaksian warga Plantungan saat G30S
Wilayah Plantungan merupakan satu di antara sekian banyak lokasi yang menyimpan kisah yang berkaitan dengan peristiwa G30S.
Sudariyah, yang rumahnya berjarak sejengkal dari Lapas Pemuda Plantungan selalu bisa mengingat setiap peristiwa yang terjadi pasca G30S.
"Habis disiarkan kemana-mana, yang saya ingat malamnya banyak ibu-ibu dibawa kemari. Terus dimasukkan ke dalam situ," katanya sambil jarinya menunjuk ke arah Lapas Plantungan.
Tetap berhubungan baik dengan ibu-ibu tapol sampai bebas
Lapas Plantungan semula merupakan rumah sakit khusus lepra. Saat peristiwa G30S meletus, rumah sakit lepra diubah fungsinya oleh pemerintah sebagai tempat penampungan bagi tahanan politik yang dituduh terlibat pemberontakan PKI.
Sudariyah berkata mayoritas yang ditahan di Plantungan adalah kaum perempuan. Tidak ada satupun laki-laki di sana, katanya. Ia mengaku tak banyak warga yang melihat jelas kedatangan ibu-ibu tapol saat malam hari.
Namun, aktivitas warga begitu sibuk saat pagi hari. Karena mereka bisa tahu dengan detail seperti apa saja aktivitas ibu-ibu yang ditahan di Plantungan. "Rumah sakitnya jadi tempat penampungan buat ibu-ibu. Katanya mereka kelompok Gerwani. Tapi mereka baik sama warga. Sampai bebas, kami tetap hubungan baik," ujarnya.
Keluarga ibu-ibu tapol sering datang untuk silaturahmi
Sedangkan Wawan, warga Sanggrahan, Limbung, Bawang, Kabupaten Batang mengatakan masih sering bertemu dengan keluarga eks tapol yang kerap datang saat momen Lebaran.
"Biasanya keluarganya yang dulu ditahan di sini beberapa datang ke lapas pas Lebaran. Ketemu sama mantan pegawai lapas. Ya mungkin kayak silaturahmi," kata Wawan yang kerja sebagai juru parkir Lapas Pemuda Plantungan.
Mantan pegawai lapas juga bernostalgia
Editor’s picks
Terutama bagi mantan pegawai Lapas Plantungan, katanya memang pada momen tertentu sering datang untuk sekedar mengobati rasa kangen. Karena bagi pegawai lapas yang dulu berdinas di Plantungan, menurut Wawan banyak juga yang anaknya lahir di dalam lapas.
"Ya kan kalau dia dinasnya selama 25 tahun, pasti anaknya juga lahir di sini, Mas," sambungnya.
Luas lahan Lapas Plantungan 4,4 hektare
Terpisah, Yasin Afif Mariadi, Humas Lapas Pemuda Plantungan Kendal, menyampaikan kepada IDN Times, lapasnya kini dihuni tujuh narapidana. Minimnya penghuni lapas membuat program pembinaan yang digalakan sementara ini vakum.
"Napinya tinggal tujuh orang mas. Jadi kegiatan pembinaan gak jalan," tambahnya.
Dengan luasan lahan mencapai 4,4 hektare, Lapas Pemuda Plantungan pasca peristiwa G30S berubah fungsi. Setelah para ibu tapol dibebaskan pada dekade 90'an, hampir seluruh bekas penjara yang digunakan ibu-ibu tapol roboh akibat dilanda banjir bandang.
Juga ada pemandian air panas dari sumber belerang
IDN Times melihat sisa-sisa ruangan penjara tapol itu telah berubah fungsi. Letaknya di sisi belakang lapas. Hampir seluruh bekas penjara tapol menjadi wahan wisata pemandian air panas Tirta Asyifa.
Lokasi pemandian air panasnya terbagi empat titik. Dua titik untuk kamar pemandian wanita. Dan dua titik kamar pemandian laki-laki. Disebut pemandian air panas karena tempat tersebut terdapat sumber mata air dari belerang yang tak pernah surut walaupun dilanda kemarau panjang.
Air belerang itu senantiasa memunculkan gelembung-gelembung air mendidih bahkan diyakini berkhasiat menyembuhkan gatal pada kulit.
Pengunjung cukup melewati jembatan bambu agar sampai ke wahan wisata pemandian air panas. Selain itu, ada juga taman yang teduh dan cocok digunakan untuk liburan sekeluarga.
"Tiketnya dua orang dewasa sepuluh ribu mas," kata penjaga loket tiket.
Ada dua eks tapol beberapa kali mandi
Afif menambahkan beberapa warga sekitar mengaku melihat masih ada dua eks tapol yang datang ke Plantungan untuk melakukan napak tilas.
"Menurut info masyarakat dan keluarga masih ada dua orang eks tapol dari Jogja dan Klaten," ungkap Afif.
"Untuk lebih jelasnya kita gak tau mas karena saya datang ke Plantungan tahanan tapol sudah gak ada cuma ada eks tapol yang mandi kalau pernah di Plantungan," tuturnya.
Baca Juga: Surat Bebas Tapol G30S Dijual Murah di Semarang, Selembar Cuma Rp40 Ribu