Ini Alasan Pertamina Larang Isi BBM Pakai Jeriken
Bahan jeriken bisa akibatkan listrik statis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - PT Pertamina (Persero) terus mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk menaati peraturan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Salah satunya adalah tidak diperbolehkan mengisi BBM menggunakan jeriken, jika dilanggar dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran saat pengisian.
Seperti yang terjadi di SPBU 44.562.09 Candiroto, Temanggung-Jawa Tengah. Kebakaran terjadi saat pengisian BBM ke jeriken. Akibatnya hingga saat ini SPBU masih berhenti beroperasi. Penghentian operasional sebagai bentuk pembinaan Pertamina kepada pengelola sekaligus peningkatan kemampuan terhadap seluruh operator dan pengawas SPBU dalam penanggulangan kejadian kebakaran.
Pertamina mencoba menjelaskan alasan di balik pelarangan pengisian BBM menggunakan jeriken. Silahkan dicermati.
Baca Juga: Beli BBM Praktis, Pertamina Sosialisasikan LinkAja ke Komunitas Mercy
1. Bahan jeriken terdapat listrik statis
Sebagian besar jeriken berbahan plastik. Bahan tersebut terdapat aliran listrik statis.
Saat pengisian, uap BBM akan keluar dari nozzle (corong) dapat mengakibatkan terjadinya hubungan pendek arus listrik statis antara uap dengan sentuhan tangan ketika memegang corong BBM. Kondisi tersebut bisa mengakibatkan terjadinya kebakaran.
"Aturan baku mengenai spesifikasi jeriken belum diatur. Namun kami (Pertamina) mengimbau kepada konsumen agar tidak mengisi BBM ke dalam jeriken yang tidak memenuhi standar safety atau keamanan yang baik," kata Unit Manager Communication & Relations Pertamina MOR IV, Andar Titi Lestari dikutip dari keterangan resmi tertulis yang diterima IDN Times, Senin (22/7).
Baca Juga: Musim Kemarau, Pertamina Justru Tambah Pasokan LPG 3 kg