Keluarga Ungkap Selama Pendidikan di PPDS Undip, ARL Iuran Rp225 Juta

Ibu almarhumah ingin keadilan

Semarang, IDN Times - Misyal Achmad, Kuasa hukum keluarga almarhumah ARL, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi Undip Semarang, mengatakan selama menjalani pendidikan di PPDS Anestesi Undip ARL tercatat menyerahkan iuran hingga mencapai Rp225 juta.

"Yang sudah kami sampaikan ke penyidik, tetapi tidak tahu berapa saja besaran penggunaannya," kata Misyal.

Baca Juga: RS Kariadi Semarang Akui Ada Aksi Bulliying Dokter PPDS: Oknumnya Memeras

1. Ibu ARL mengaku mentrasfer uang sejak semester pertama

Keluarga Ungkap Selama Pendidikan di PPDS Undip, ARL Iuran Rp225 JutaSeorang pewarta foto memotret suasana salah satu gedung Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (UNDIP) di kawasan kompleks RSUP Dr Kariadi, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (15/8/2024). Kementerian Kesehatan meminta universitas tersebut menghentikan sementara program studi anestesi di Fakultas Kedokteran menyusul salah satu mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi berinsial ARL (30) yang meninggal dunia karena bunuh diri, sementara itu kepolisian masih menginvestigasi adanya dugaan perundungan di lingkungan PPDS yang menjadi penyebabnya. ANTARA FOTO/Aji Styawan/aww.

Sementara itu, Nuzmatun Malina, ibu almarhumah AR, mengaku mentransfer uang kepada puterinya yang dipergunakan untuk iuran mahasiswa PPDS tersebut. Nuzmatun mengaku mentransfer uang untuk iuran tersebut sejak semester pertama.

"Bukti rekening koran sudah kami sampaikan ke penyidik," katanya. Nilai transfer menurutnya jumlahnya bervariasi setiap bulannya.

Dan Almarhumah menurutnya masih membayar iuran untuk keperluan mahasiswa angkatannya bahkan sebelum Ia meninggal. "Yang besar-besar di semester pertama. Di semester berikutnya juga masih, tetapi tidak besar," katanya dilansir dari Antara.

2. Ibu ARL minta Undip membantunya mendapat keadilan meninggalnya putrinya

Keluarga Ungkap Selama Pendidikan di PPDS Undip, ARL Iuran Rp225 JutaDekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Yan Wisnu Prajoko sekaligus Dokter Spesialis Bedah dengan Subspesialis Bedah Onkologi serta dosen pendidikan dokter spesialis-subspesialis yang aktivitas klinisnya diberhentikan sementara di RSUP Kariadi Semarang, saat menghadiri aksi solidaritas bertajuk Bersama Membangun Pendidikan Bermartabat di FK Undip, Semarang, Jawa Tengah, Senin (2/9/2024). (ANTARA FOTO/Aji Styawan/Spt.)

Nuzmatun meminta pihak Undip agar membantunya mencari keadilan atas kematian puterinya tersebut "Tolong bantu saya mencari keadilan," kata Nusmatun. Menurut dia, puterinya sudah meninggal dunia saat menjalani pendidikan di PPDS Undip.

Kemudian, juga disusul oleh suaminya yang meninggal dunia beberapa hari setelah kepergian AR. Padahal, kata dia, anaknya hanya ingin bersekolah dan mencari ilmu. "Tapi apa yang didapat. Tidak hanya anak saya yang pergi, suami saya juga," katanya.

3. Polda Jateng periksa 34 orang saksi

Keluarga Ungkap Selama Pendidikan di PPDS Undip, ARL Iuran Rp225 JutaKabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Nusmatun mengungkapkan keluhan yang disampaikan almarhumah selama menempuh pendidikan.Keluhan itu juga telah disampaikan kepada Kaprodi PPDS, namun tidak ada tanggapan.

Ia mengharapkan keadilan atas kematian puterinya saat menempuh pendidikan di PPDS Undip tersebut.

Polda Jawa Tengah telah meminta keterangan 34 orang saksi dalam penyelidikan kasus dugaan perundungan di PPDS Undip. Kabid Humas Polda Jateg Kombes Pol Artanto mengatakan para saksi yang diperiksa, antara lain teman seangkatan korban AR di PPDS Anastesi Undip Semarang dan ketua angkatan.

Baca Juga: Bongkar Bullying PPDS, 5 Dokter Senior RS Kariadi Semarang Diperiksa Polisi

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya