Sungai Serayu Kritis, Edy Wahono: Akibat Sedimentasi Bendungan Mrica

Pasokan pelanggan PDAM terganggu

Banyumas, IDN Times - Keindahan Sungai Serayu sudah tidak lagi dapat terlihat dengan airnya yang jernih, bahkan biota sungai nyaris punah. Sedangkan warga yang bergantung pada hasil tangkapan ikan endemik Serayu pun sekarang nyaris tidak mendapatkan hasil tangkapan ikan .

Parahnya lagi Pelanggan PDAM di kabupaten Banyumas dan Cilacap meradang karena pasokan air baku PDAM di dua kabupaten tersebut yang mengandalkan air baku dari sungai Serayu sering terhenti, warna air Sungai Serayu saat ini coklat bercampur lumpur.

Hal ini menjadi perhatian serius dari pemerhati sosial dam Eddy Wahono dan pembina Forum Relawan Lintas Organisasi FORTASI, karena menurutnya Sungai Serayu adalah sungai Strategis nasional sepanjang 181 km melewati kabupaten Wonosobo sebagai hulu nya, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan bermuara di kabupaten Cilacap.

1. Serayu kritis lumpur akibat bendungan Mrica

Sungai Serayu Kritis, Edy Wahono: Akibat Sedimentasi Bendungan MricaEddy Wahono menyebut sungai serayu kritis akibat lumpur bendungan mrica.(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Serayu kritis kata Eddy, penyebab semua ini karena bendungan Mrica atau yang juga dikenal sebagai bendungan Sudirman di Kabupaten Banjarnegara saat ini sedimen lumpurnya sudah sangat mengkhawatirkan karena telah mencapai hampir 87,5 % menutup luasan bendungan Mrica 1.250 hektar sepanjang 6,5 km.

Sampai saat ini cara yang di lakukan untuk mengurangi sedimentasi yang menumpuk hanyalah dengan flushing atau menggelontor lumpur secara periodik dalam satu minggu yang setidaknya sebanyak 2 kali atau lebih manakala hulu sedang banjir.

Sedangkan upaya dregging juga diupayakan namun terkendala banyaknya sedimen dan membutuhkan ruang tampungan hasil dregging yang cukup luas.

 

2. Singkapan lumpur mengandung amoniak

Sungai Serayu Kritis, Edy Wahono: Akibat Sedimentasi Bendungan MricaFlushing gelontoran lumpur dari bendungan Mrica hanya akan memindahkan masalah baru di hilirnya.(IDN Times/Tangkapan layar@pungky'sCY)

Bendungan Mrica setiap tahunnya menerima pasokan lumpur sedimen karena kerusakan hulu mencapai 5.000.000 m3.dari daya tampung yang di perkirakan 2.500.000 m3/tahun sehingga mempengaruhi umur teknis bendungan yang didesain untuk 60 tahun.

Hal ini sangatlah disesalkan oleh Eddy karena Flushing gelontoran lumpur dari bendungan Mrica hanya akan memindahkan masalah baru di hilirnya. Selain itu akan menyebabkan pendangkalan pada dasar sungai di kabupaten Purbalingga, Banyumas dan, kabupaten Cilacap.

"Ini membahayakan kehidupan biota sungai karena singkapan lumpur mengandung amoniak serta kepekatan air bercampur lumpur mengurangi kadar oksigen air, dan membahayakan obyek vital nasional berupa bendung gerak Serayu walaupun pengurasan lumpur selalu dilakukan melalui 8 pintu radial,"jelasnya.

3. Permasalahan sedimentasi

Sungai Serayu Kritis, Edy Wahono: Akibat Sedimentasi Bendungan Mricasudah terjadi kerusakan akibat alih fungsi lahan dan akan berdampak pada kondisi umur teknis bendungan.(IDN Times/Tangkapan layar@bbwsserayuopak)

Sementara menanggapi soal sungai serayu, Kabid Operasional Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Yogyakarta , Antyarsa Ikana Dani menyatakan bahwa permasalahan sedimentasi pada bendungan Mrica berasal dari wilayah hulu.

Dani juga mengatakan sudah terjadi kerusakan akibat alih fungsi lahan dan akan berdampak pada kondisi umur teknis bendungan serta pengaruh pada kondisi hilir sungai Serayu dalam rangka standar operasional Prosedur pelepasan atau flushing sedimen yang tertumpuk di bendungan Mrica.

"Permasalahannya adalah dari wiayah hulu, hal ini akibat kerusakan alih fungsi lahan dan umur teknis bendungan,"katanya melalui sambugan telpon kepada IDN Times.

4. Indonesia Power lakukan update SOP

Sungai Serayu Kritis, Edy Wahono: Akibat Sedimentasi Bendungan MricaIndonesia Power terus nerupaya update standar operasional prosedur sebagai sarana flushing di intake dan bendungan.(IDN Times/Tangkapan layar@bangfustory)

Senada dengan Antyarsa Ikana Dani, Ade Tatang Mulyana Manager Enginering PT Indonesia Power terus melakukan Update SOP dan Dokumen Rencana tanggap Darurat pengoperasian pintu DDC sebagai sarana untuk kegiatan Flushing sedimen dimulut intake dan bendungan.

"Soal kondisi sungai serayu yang dianggapnya sudah kritis, pihak kami terus berupaya update standar operasional prosedur sebagai sarana flushing di intake dan bendungan,"pungkasnya.

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya