Mahasiswa PPDS Undip Akui ada Iuran, Digunakan Untuk Makan

Ada yang setor Rp10 Juta

Semarang, IDN Times - Mahasiswa program pendidikan dokter spesialis (PPDS) program anestesiologi Undip di Rumah Sakit Kariadi bantah adanya pemalakan menurutnya yang ada adalah iuran antar mahasiswa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan, terutama bagi para residen yang harus siaga di ruang operasi selama 24 jam.

"Untuk membelikan makanan itu sistemnya gotong-royong. Kenapa? Karena program operasi karyadi ini 24 jam. Untuk makan malam kita tidak disediakan makan oleh rumah sakit. Sementara resident ini posisinya masih di dalam kan operasi menjalani pembiusan. Satu sistemnya adalah kita diberikan makanan dan itu akan berlanjut seperti itu terus sampai operasinya selesai," kata Angga Rian.

Menurut Angga jika operasinya selesai sore hari menurutnya tidak ada untuk pembelian makan. Diakuinya Uang iuran dari mahasiswa digunakan untuk keperluan konsumsi dan rumah tangga seluruh mahasiswa PPDS Anestesi yang kini totalnya mencapai 85 orang.

Dikatakan Angga praktik iuran tersebut iuran untuk mahasiswa PPDS di semester awal dan tidak bersifat wajib, jumlahnya bervariasi dari Rp1 juta hingga Rp10 juta per bulan tergantung kebutuhan, "Saya paling besar Rp10 juta sebulan, itu dikelola ke bendahara, untuk membeli kebutuhan makan," katanya. "Kadang-kadang saya nggak iuran juga karena uang kasnya masih penuh, Kalau ada sisa dikembalikan. Uang iuran itu hanya satu semester saja" katanya.

Angga juga menepis terjadinya senioritas yang membatasi komunikasi senior dan junior di PPDS Undip. “Kami terbuka satu sama lain. Ketika proses pembiusan berlangsung memang tidak ada komunikasi, tetapi saat situasi tenang, komunikasi antara junior dan senior tentu ada,” katanya.

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya